Ketika Murid Merasa Lebih Tahu
"Halo pak Edi, ajari saya ilmu hipnotis ya pak. Tapi lewat sms belajarnya. Nanti saya kasih pulsa deh.." demikian suara renyah seorang perempuan yang nelfon saya tadi malam, yang kalau dilihat dari no HP yang sedang dia gunakan. Saat ini posisinya sedang ada di Saudi Arabia.
"Sebentar, saya fikir dulu ya. Saat ini saya sedang sibuk", demikian jawabku. Sambil mikir, gimana caranya mengajari ilmu hipnotis melalui SMS. Padahal, teori ilmu hipnosisnya itu sendiri jika dijabarkan via SMS. Mungkin perlu ratusan SMS, belum lagi penjelasan mengenai cara praktek, plus tanya jawab jika ada kendala saat praktek.
Saat sedang berfikir keras seperti itu, tiba-tiba ada SMS notifikasi bahwa barusan ada yang kirim pulsa 25 ribu ke No. Hp saya ini ( +62 812 3164 9477 ). Dan tidak lama kemudian perempuan itu nelfon saya lagi. Bertanya, apakah pulsanya sudah masuk. Maka, saya jawab bahwa pulsanya sudah masuk. Tapi saya belum menemukan cara mengajar ilmu hipnotis modern yang efektif dan efisien melalui SMS.
Dan pembicaraan di telfonpun berakhir.
Kejadian itu membuat saya teringat lagi dengan beberapa kejadian lainnya.
Pernah ada yang minta kelas private program Quantum Mind Technology Trance Immersion (workshop.naqsdna.org) di surabaya, saat itu pelatihan berlangsung dengan lancar dan hasilnya juga bagus. Tapi seminggu sesudah pelatihan, siswa ini nelfon dan dengan nada memaksa meminta agar keesokan harinya dia dapat rejeki nomplok senilai 15 juta. Katanya sih buat bayar hutang.
Dan sayapun bingung mau jawab bagaimana, karena saat dia mau gabung pelatihan ataupun saat pelatihan berlangsung. Saya tidak pernah menjanjikan bahwa sepulang dari pelatihan dia pasti langsung kaya atau dapat rejeki mendadak dalam jumlah tertentu.
Kejadian lainnya, terjadi di program kelas online.
Suatu ketika ada sahabat dari Luar jawa yang daftar program kelas Gendam Online (sabda.naqsdna.org). Ketika siswa ini sudah menyelesaikan biaya administrasinya. Maka, akses ke kelas online pun saya berikan. Awalnya, proses belajar berjalan dengan lancar. Tetapi baru saja dia mengakses materi pelajaran pendahuluan (Modul 1, Basic Gendon, Lesson 1). Dia sudah protes dan menuduh saya mempersulit dan tidak mau memberikan materi pelatihan. Dan dengan nada memaksa meminta uangnya dikembalikan.
Dan dengan sabar saya menjelaskan, bahwa belajar itu ada kurikulumnya. Dipelajari satu persatu, gak bisa main lompat semau-maunya. Kemudian mengenai delivery materi, jika dia kesulitan mengakses di website, maka sayapun siap memberikan alernatifnya. Yaitu khusus bagi dia, saya siap copas satu persatu materi yang ada di website ke Telegram, agar mudah dia akses dan pelajari.
Tetapi karena dia tetap ngotot tidak mau mengikuti kurikulum dan memaksa uangnya minta kembali. Maka dengan tegas saya minta dia baca ulang mengenai info kelas Gendam Online di web sabda.naqsdna.org dan khusus membaca bab Terms of service, kesepakatan awal pelatihan.
Yang artinya, dia wajib ikut aturan jika mau belajar di NAQSDNA. Dan kami tidak mentolerir sifat coba-coba dan semaunya sendiri seperti itu.
Selain adanya fakta bahwa Sudah ada ribuan orang yang berhasil dan sukses hidupnya, menggunakan perantaraan ilmu yang diajarkan di NAQSDNA.com. Memang akan selalu ada, satu dua orang yang gagal faham dengan pelajaran di NAQSDNA. Sehingga ilmunya kurang bermanfaat dan bahkan hilang lenyap begitu saja.
3 Kisah yang sudah saya ceritakan tadi, adalah sebagian dari beberapa kisah suka duka saya sebagai pengajar dalam menghadapi berbagai macam karakter manusia.
Dan sebagai pengajar yang sudah cukup berpengalaman makan asam garam kehidupan, menghadapi berbagai kejadian seperti itu. Tentu saja, dapat saya hadapi dengan sepenuh kesabaran dan kesadaran. Dal hal ini membuat saya semakin rajin bermuhasabah dan bertafakur. Jangan-jangan sifat buruk dari sebagian orang ini, juga ada di dalam diri saya.
Dalam kisah pertama, anda dapat melihat bahwa di dalam benak si calon murid ini. Dia sudah punya gambaran tertentu mengenai ilmu hipnotis, merasa sudah tahu, dan merasa yakin bahwa ilmu hipnotis bisa dipelajari lewat SMS. Sehingga tanpa perlu bertanya lagi pada orang yang hendak dia jadikan guru, maka diapun menetapkan cara belajar ilmu hipnotis modern via SMS.
Ya, tentu saja. Dia harus menelan kekecewaan. Karena belum tahu ilmunya, tapi kok merasa sudah tahu. Dan bahkan sudah bisa memutuskan bagaimana cara belajarnya, dll.
Dalam kisah kedua, dengan jelas dapat kita lihat. Bahwa siswa ini hati dan pikirannya sedang tertutup oleh Permasalahan Hidup dan Ambisinya, sehingga ilmu yang diberikan oleh Guru dipersepsi secara salah dan tidak dapat masuk ke dalam otaknya. Bahkan boleh dikatakan, dia merasa seolah-olah lebih tahu dari gurunya. Sehingga dia memaksakan hasilnya harus begini begitu, Dan suka membantah Ketika guru memberi petunjuk dan bimbingan.
Mungkin, ini juga karma baginya. Karena terlalu sering mendikte Tuhan di masa lalunya, sehingga kehidupannya sekarang jadi terpuruk dan sulit untuk bangkit. Walaupun sudah diterapi dan diberikan ilmu yang benar.
Murid dengan model yang seperti ini, Bisa dipastikan bahwa Hasilnya adalah GATOT, alias gagal total....
Sedangkan dalam kisah yang ketiga, jelas banget bahwa siswa ini Sok Tahu, meremehkan orang lain, dan ada tanda-tanda bahwa dia belajar hanya sekedar untuk coba-coba saja. Kalau cocok ya diteruskan, kalau tidak sesuai kemauannya. Maka uangnya mau diminta kembali.
Gara-gara model orang seperti inilah. Sehingga saya dalam menetapkan Terms of Service pelatihan di NAQSDNA. Maka point-point yang tegas akhirnya muncul. Seperti dapat anda baca contohnya di sini : https://workshop.naqsdna.org/p/terms-of-service.html
Ketika seorang calon murid ataupun seorang murid merasa lebih tahu dari gurunya dan tidak mematuhi tunjuk ajar yang sudah diberikan gurunya. Maka, berguru ke ujung duniapun dia tidak akan pernah berhasil.
Nah, inilah yang juga menjadi bahan renungan buat saya sendiri. Apakah saya sudah menjalankan tunjuk ajar guru-guru saya dengan baik ataukah belum.
Sepertinya, memang ada banyak hal yang harus kita benahi dan kita jadikan untuk lebih baik.
Seorang Guru tentu saja bukanlah seperti Tuhan yang Maha Tahu akan segalanya, akan tetapi sebagai orang yang lebih dulu belajar dan lebih berpengalaman terkait dengan bidang keilmuan yang dia ajarkan. Bukankah lebih baik kita patuhi tunjuk ajarnya agar kita jadi pintar?
Bagaimana menurut anda?
*
Salam
Edi Sugianto, Founder NAQSDNA
naqsdna.com l dnasukses.com
Ps.
Terima Kasih sudah membaca Ketika Murid Merasa Lebih Tahu. Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.
"Sebentar, saya fikir dulu ya. Saat ini saya sedang sibuk", demikian jawabku. Sambil mikir, gimana caranya mengajari ilmu hipnotis melalui SMS. Padahal, teori ilmu hipnosisnya itu sendiri jika dijabarkan via SMS. Mungkin perlu ratusan SMS, belum lagi penjelasan mengenai cara praktek, plus tanya jawab jika ada kendala saat praktek.
Saat sedang berfikir keras seperti itu, tiba-tiba ada SMS notifikasi bahwa barusan ada yang kirim pulsa 25 ribu ke No. Hp saya ini ( +62 812 3164 9477 ). Dan tidak lama kemudian perempuan itu nelfon saya lagi. Bertanya, apakah pulsanya sudah masuk. Maka, saya jawab bahwa pulsanya sudah masuk. Tapi saya belum menemukan cara mengajar ilmu hipnotis modern yang efektif dan efisien melalui SMS.
Dan pembicaraan di telfonpun berakhir.
Kejadian itu membuat saya teringat lagi dengan beberapa kejadian lainnya.
Pernah ada yang minta kelas private program Quantum Mind Technology Trance Immersion (workshop.naqsdna.org) di surabaya, saat itu pelatihan berlangsung dengan lancar dan hasilnya juga bagus. Tapi seminggu sesudah pelatihan, siswa ini nelfon dan dengan nada memaksa meminta agar keesokan harinya dia dapat rejeki nomplok senilai 15 juta. Katanya sih buat bayar hutang.
Dan sayapun bingung mau jawab bagaimana, karena saat dia mau gabung pelatihan ataupun saat pelatihan berlangsung. Saya tidak pernah menjanjikan bahwa sepulang dari pelatihan dia pasti langsung kaya atau dapat rejeki mendadak dalam jumlah tertentu.
Kejadian lainnya, terjadi di program kelas online.
Suatu ketika ada sahabat dari Luar jawa yang daftar program kelas Gendam Online (sabda.naqsdna.org). Ketika siswa ini sudah menyelesaikan biaya administrasinya. Maka, akses ke kelas online pun saya berikan. Awalnya, proses belajar berjalan dengan lancar. Tetapi baru saja dia mengakses materi pelajaran pendahuluan (Modul 1, Basic Gendon, Lesson 1). Dia sudah protes dan menuduh saya mempersulit dan tidak mau memberikan materi pelatihan. Dan dengan nada memaksa meminta uangnya dikembalikan.
Dan dengan sabar saya menjelaskan, bahwa belajar itu ada kurikulumnya. Dipelajari satu persatu, gak bisa main lompat semau-maunya. Kemudian mengenai delivery materi, jika dia kesulitan mengakses di website, maka sayapun siap memberikan alernatifnya. Yaitu khusus bagi dia, saya siap copas satu persatu materi yang ada di website ke Telegram, agar mudah dia akses dan pelajari.
Tetapi karena dia tetap ngotot tidak mau mengikuti kurikulum dan memaksa uangnya minta kembali. Maka dengan tegas saya minta dia baca ulang mengenai info kelas Gendam Online di web sabda.naqsdna.org dan khusus membaca bab Terms of service, kesepakatan awal pelatihan.
Yang artinya, dia wajib ikut aturan jika mau belajar di NAQSDNA. Dan kami tidak mentolerir sifat coba-coba dan semaunya sendiri seperti itu.
Selain adanya fakta bahwa Sudah ada ribuan orang yang berhasil dan sukses hidupnya, menggunakan perantaraan ilmu yang diajarkan di NAQSDNA.com. Memang akan selalu ada, satu dua orang yang gagal faham dengan pelajaran di NAQSDNA. Sehingga ilmunya kurang bermanfaat dan bahkan hilang lenyap begitu saja.
3 Kisah yang sudah saya ceritakan tadi, adalah sebagian dari beberapa kisah suka duka saya sebagai pengajar dalam menghadapi berbagai macam karakter manusia.
Dan sebagai pengajar yang sudah cukup berpengalaman makan asam garam kehidupan, menghadapi berbagai kejadian seperti itu. Tentu saja, dapat saya hadapi dengan sepenuh kesabaran dan kesadaran. Dal hal ini membuat saya semakin rajin bermuhasabah dan bertafakur. Jangan-jangan sifat buruk dari sebagian orang ini, juga ada di dalam diri saya.
Dalam kisah pertama, anda dapat melihat bahwa di dalam benak si calon murid ini. Dia sudah punya gambaran tertentu mengenai ilmu hipnotis, merasa sudah tahu, dan merasa yakin bahwa ilmu hipnotis bisa dipelajari lewat SMS. Sehingga tanpa perlu bertanya lagi pada orang yang hendak dia jadikan guru, maka diapun menetapkan cara belajar ilmu hipnotis modern via SMS.
Ya, tentu saja. Dia harus menelan kekecewaan. Karena belum tahu ilmunya, tapi kok merasa sudah tahu. Dan bahkan sudah bisa memutuskan bagaimana cara belajarnya, dll.
Dalam kisah kedua, dengan jelas dapat kita lihat. Bahwa siswa ini hati dan pikirannya sedang tertutup oleh Permasalahan Hidup dan Ambisinya, sehingga ilmu yang diberikan oleh Guru dipersepsi secara salah dan tidak dapat masuk ke dalam otaknya. Bahkan boleh dikatakan, dia merasa seolah-olah lebih tahu dari gurunya. Sehingga dia memaksakan hasilnya harus begini begitu, Dan suka membantah Ketika guru memberi petunjuk dan bimbingan.
Mungkin, ini juga karma baginya. Karena terlalu sering mendikte Tuhan di masa lalunya, sehingga kehidupannya sekarang jadi terpuruk dan sulit untuk bangkit. Walaupun sudah diterapi dan diberikan ilmu yang benar.
Murid dengan model yang seperti ini, Bisa dipastikan bahwa Hasilnya adalah GATOT, alias gagal total....
Sedangkan dalam kisah yang ketiga, jelas banget bahwa siswa ini Sok Tahu, meremehkan orang lain, dan ada tanda-tanda bahwa dia belajar hanya sekedar untuk coba-coba saja. Kalau cocok ya diteruskan, kalau tidak sesuai kemauannya. Maka uangnya mau diminta kembali.
Gara-gara model orang seperti inilah. Sehingga saya dalam menetapkan Terms of Service pelatihan di NAQSDNA. Maka point-point yang tegas akhirnya muncul. Seperti dapat anda baca contohnya di sini : https://workshop.naqsdna.org/p/terms-of-service.html
Ketika seorang calon murid ataupun seorang murid merasa lebih tahu dari gurunya dan tidak mematuhi tunjuk ajar yang sudah diberikan gurunya. Maka, berguru ke ujung duniapun dia tidak akan pernah berhasil.
Nah, inilah yang juga menjadi bahan renungan buat saya sendiri. Apakah saya sudah menjalankan tunjuk ajar guru-guru saya dengan baik ataukah belum.
Sepertinya, memang ada banyak hal yang harus kita benahi dan kita jadikan untuk lebih baik.
Seorang Guru tentu saja bukanlah seperti Tuhan yang Maha Tahu akan segalanya, akan tetapi sebagai orang yang lebih dulu belajar dan lebih berpengalaman terkait dengan bidang keilmuan yang dia ajarkan. Bukankah lebih baik kita patuhi tunjuk ajarnya agar kita jadi pintar?
Bagaimana menurut anda?
*
Salam
Edi Sugianto, Founder NAQSDNA
naqsdna.com l dnasukses.com
Ps.
- Info kelas Online Vibrasi, KLIK DI SINI ( https://www.dnasukses.com/2018/02/seni-kembali-ke-diri-sejati.html )
- Info jadwal workshop terdekat, KLIK DI SINI ( https://workshop.naqsdna.org )
- Kontak saya di WhatsApp, kirim pesan ke WA No. 0813 8141 1972
Terima Kasih sudah membaca Ketika Murid Merasa Lebih Tahu. Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.
Ketika Murid Merasa Lebih Tahu
Reviewed by Edi Sugianto
on
06.53
Rating:
Tidak ada komentar: