Hipnoterapi VS Sihir Bola Api
Sebagaimana yang sudah pernah saya tulis dalam artikel "Hipnoterapi itu Bukan Dukun" bahwa antara praktek perdukunan dan Hypnotherapy itu sangat jauh perbedaannya. Seorang Hpnoterapis akan selalu menggunakan kaedah terapi yang logis dan ilmiah sesuai dengan keilmuan Hipnoterapi yang berakar dari Ilmu Psikologi Modern. Sedangkan seorang Dukun, yang memang basic atau asas keilmuannya berdasarkan kaedah Ilmu Metafisika Tradisional, maka ilmu-ilmu gaib tersebutlah yang akan dijadikan landasannya yang paling utama dalam membantu kliennya.
Namun, dalam prakteknya. Klien itu sebenarnya tidak perduli. Apakah kita pakai ilmu Gaib, Ilmu Tradisional, Ilmu Hipnotherapy, NLP, ataupun ilmu Modern yang lainnya. Karena yang terpenting bagi mereka itu adalah SEMBUH. titik ndak pakai koma... hehehe..
Oleh sebab itulah, demi kebaikan serta kemajuan bagi klien. Kita juga sebaiknya melengkapi Tools Terapi dari berbagai Genre sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi klien.
Sebagaimana contohnya dalam Sesi terapi yang terjadi di Klinik Hypnotherapy saya pada Hari Kamis Malam Jumat, 28 Juli 2016 kemarin. Sebagai seorang Hypnotherapis Professional, saya tentu lebih mengedepankan kaedah yang logis dan Rasional dalam menangani klien yang datang. Dan setelah semua kaedah terapi Modern itu tidak memberikan dampak yang signifikan, barulah kita lakukan terapi yang lebih Holistic.
HYPNOTHERAPY HOLISTIC.
Jadi Ceritanya begini, pasien kemarin malam itu punya keluhan bahwa dia itu ketika menghadapi masalah dengan seseorang. Sebut saja si A misalnya. Maka dia akan mengalami kepanikan, ketakutan, serta paranoia yang luar biasa. Jangankan bertemu orangnya, baru dengar namanya disebut saja dia sudah panik.
Demikian juga jika dia punya masalah dengan orang lain, siapapun saja. Pasti gejala itu akan muncul. Bahkan walau hanya sekedar dimarahi sedikit saja. Gejala tersebut pasti muncul.
Dalam sesi interview, terungkap bahwa dulu sewaktu dia masih kelas 4 SD (Sekolah Dasar). Dia pernah diancam oleh kakak kelasnya. Kerah bajunya dijambak, sambil ditodong pisau, dan dibentak akan dibunuh. Dan menurutnya, sejak itulah dia kemudian mengalami gejala ketidak stabilan emosi seperti yang dia keluhkan tadi.
Dari sesi ini, kesimpulan sementara saya adalah Pasien ini punya Trauma di masa kecilnya yang menimbulkan gejala penyakit kejiwaan yang sekarang dia alami.
Langkah terapi awal yang saya rencanakan adalah, mengajarinya rileks dengan tekhnik induksi Progressive Relaxation, menginstal Anchor kedamaian, kemudian dilanjut dengan Parts Therapy dan forgiveness therapy, serta Reframing.
Selanjutnya, saya minta asisten saya untuk melakukan Hypnotic Training.
Nah, anehnya... Semua Test Sugestibilitas gagal dia jalankan. Padahal saya tahu bahwa klien saya ini sesungguhnya bertype Physical (mudah masuk kondisi hypnosis). Demikian juga, saat dipandu masuk dalam kondisi Deep Trance Relaxation. Klien ini tidak berhasil masuk.
Melihat perkembangan pasien yang demikian, asisten saya suruh ganti tekhnik terapinya dengan tekhnik Quantum Healing & Pranic Healing. Plus saya bantu dengan NLP therapy Mulai "Anchoring, Editing Submodality, dan Swish Pattern". Strategi terapi inipun tidak mempan baginya....
Sementara klien dihandle oleh asisten, untuk sementara saya meditasi udud dulu. Hehehehe...
Akhirnya, asisten saya suruh mundur. Dan pasien saya handle sendiri. Dan kali ini, saya tidak menggunakan Hypnotherapy ataupun NLP Therapy. Tetapi saya kombinasikan semua keilmuan yang saya miliki... Mulai tekhnik verbal, non verbal, sampai energi. Semuanya dimainkan...
Dan ketika dia saya suruh Tune In pada masalahnya, saya tanya dimana bagian tubuhnya yang sakit. Dia bilang, di bagian kepala belakang. Lalu saya gunakan tekhnik scanning plus mesmerisme. Dari situlah kemudian terdeteksi adanya Paku gaib yang menancap di situ. Ketika Paku Gaib sihir ini berhasil dicabut. Maka saya lanjutkan mencabut paku gaib lainnya yang menancap di atas tulang ekornya. Selanjutnya saya lakukan pembersihan menyeluruh dan membuka cakra mahkotanya.
Nah, di saat proses penguatan medan energi diri pasien inilah. Tiba-tiba dari arah kiri datang serangan bola api hitam yang berasap.
Setelah bola api ini berhasil ditendang ke luar arena pertandingan.... Xixixixi.... Maka, sesi terapi saya akhiri dengan Pembekalan Power pada pasien... Dan Alhamdulillah, pasien merasa puas. Dan skala masalahnya sudah turun mendekati angka NOL.
Jadi begitulah... Sesi terapi yang semula direncanakan sebagai sesi Hypnotherapy, akhirmya malah berubah jadi sesi terapi 'ala mbah dukun.. Hehehehe...
Dan satu hal yang aneh... Diagnosa awal yang semula diduga karena faktor trauma masa lalu. Justru dalam sesi terapi terkuak fakta bahwa bukan itu penyebab sakit klien saya ini.... Ternyata ada faktor "X" yang turut bermain.
Demikianlah kisah lengkap dari status yang saya posting tadi pagi.
Hikmahnya :
Sebagai seorang terapis. Kita tidak boleh fanatik hanya dengan satu tools terapi saja. Tetapi lengkapilah dengan berbagai Tools terapi yang ada. Karena seringkali. Ketika kita sudah mulai membedah masalah klien, banyak hal baru di luar dugaan yang muncul. Oleh sebab itu, jika variasi senjata terapi kita ada banyak ragamnya. Maka kita akan punya sumber daya yang cukup dalam menghadapi dinamika yang terjadi saat sesi terapi sedang berlangsung.
Sekian, semoga kisah nyata ini bermanfaat untuk anda.
Salam Sehat.
Edi Sugianto, CH CHt CI MNLP
(Founder NAQS DNA Institute)
SMS/WA : +62 812 3164 9477
HP : +62 822 3458 3577
Telegram Messenger : @Hipnotis
Pin BB : 7ccd0ca5
Twitter : @edi5758
Facebook : https://www.facebook.com/haryopanuntun
Google Plus : +Edi Sugianto, C.Ht., MNLP
Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.
Namun, dalam prakteknya. Klien itu sebenarnya tidak perduli. Apakah kita pakai ilmu Gaib, Ilmu Tradisional, Ilmu Hipnotherapy, NLP, ataupun ilmu Modern yang lainnya. Karena yang terpenting bagi mereka itu adalah SEMBUH. titik ndak pakai koma... hehehe..
Oleh sebab itulah, demi kebaikan serta kemajuan bagi klien. Kita juga sebaiknya melengkapi Tools Terapi dari berbagai Genre sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi klien.
Sebagaimana contohnya dalam Sesi terapi yang terjadi di Klinik Hypnotherapy saya pada Hari Kamis Malam Jumat, 28 Juli 2016 kemarin. Sebagai seorang Hypnotherapis Professional, saya tentu lebih mengedepankan kaedah yang logis dan Rasional dalam menangani klien yang datang. Dan setelah semua kaedah terapi Modern itu tidak memberikan dampak yang signifikan, barulah kita lakukan terapi yang lebih Holistic.
HYPNOTHERAPY HOLISTIC.
Jadi Ceritanya begini, pasien kemarin malam itu punya keluhan bahwa dia itu ketika menghadapi masalah dengan seseorang. Sebut saja si A misalnya. Maka dia akan mengalami kepanikan, ketakutan, serta paranoia yang luar biasa. Jangankan bertemu orangnya, baru dengar namanya disebut saja dia sudah panik.
Demikian juga jika dia punya masalah dengan orang lain, siapapun saja. Pasti gejala itu akan muncul. Bahkan walau hanya sekedar dimarahi sedikit saja. Gejala tersebut pasti muncul.
Dalam sesi interview, terungkap bahwa dulu sewaktu dia masih kelas 4 SD (Sekolah Dasar). Dia pernah diancam oleh kakak kelasnya. Kerah bajunya dijambak, sambil ditodong pisau, dan dibentak akan dibunuh. Dan menurutnya, sejak itulah dia kemudian mengalami gejala ketidak stabilan emosi seperti yang dia keluhkan tadi.
Dari sesi ini, kesimpulan sementara saya adalah Pasien ini punya Trauma di masa kecilnya yang menimbulkan gejala penyakit kejiwaan yang sekarang dia alami.
Langkah terapi awal yang saya rencanakan adalah, mengajarinya rileks dengan tekhnik induksi Progressive Relaxation, menginstal Anchor kedamaian, kemudian dilanjut dengan Parts Therapy dan forgiveness therapy, serta Reframing.
Selanjutnya, saya minta asisten saya untuk melakukan Hypnotic Training.
Nah, anehnya... Semua Test Sugestibilitas gagal dia jalankan. Padahal saya tahu bahwa klien saya ini sesungguhnya bertype Physical (mudah masuk kondisi hypnosis). Demikian juga, saat dipandu masuk dalam kondisi Deep Trance Relaxation. Klien ini tidak berhasil masuk.
Melihat perkembangan pasien yang demikian, asisten saya suruh ganti tekhnik terapinya dengan tekhnik Quantum Healing & Pranic Healing. Plus saya bantu dengan NLP therapy Mulai "Anchoring, Editing Submodality, dan Swish Pattern". Strategi terapi inipun tidak mempan baginya....
Sementara klien dihandle oleh asisten, untuk sementara saya meditasi udud dulu. Hehehehe...
Akhirnya, asisten saya suruh mundur. Dan pasien saya handle sendiri. Dan kali ini, saya tidak menggunakan Hypnotherapy ataupun NLP Therapy. Tetapi saya kombinasikan semua keilmuan yang saya miliki... Mulai tekhnik verbal, non verbal, sampai energi. Semuanya dimainkan...
Dan ketika dia saya suruh Tune In pada masalahnya, saya tanya dimana bagian tubuhnya yang sakit. Dia bilang, di bagian kepala belakang. Lalu saya gunakan tekhnik scanning plus mesmerisme. Dari situlah kemudian terdeteksi adanya Paku gaib yang menancap di situ. Ketika Paku Gaib sihir ini berhasil dicabut. Maka saya lanjutkan mencabut paku gaib lainnya yang menancap di atas tulang ekornya. Selanjutnya saya lakukan pembersihan menyeluruh dan membuka cakra mahkotanya.
Nah, di saat proses penguatan medan energi diri pasien inilah. Tiba-tiba dari arah kiri datang serangan bola api hitam yang berasap.
Setelah bola api ini berhasil ditendang ke luar arena pertandingan.... Xixixixi.... Maka, sesi terapi saya akhiri dengan Pembekalan Power pada pasien... Dan Alhamdulillah, pasien merasa puas. Dan skala masalahnya sudah turun mendekati angka NOL.
Jadi begitulah... Sesi terapi yang semula direncanakan sebagai sesi Hypnotherapy, akhirmya malah berubah jadi sesi terapi 'ala mbah dukun.. Hehehehe...
Dan satu hal yang aneh... Diagnosa awal yang semula diduga karena faktor trauma masa lalu. Justru dalam sesi terapi terkuak fakta bahwa bukan itu penyebab sakit klien saya ini.... Ternyata ada faktor "X" yang turut bermain.
Demikianlah kisah lengkap dari status yang saya posting tadi pagi.
Hikmahnya :
Sebagai seorang terapis. Kita tidak boleh fanatik hanya dengan satu tools terapi saja. Tetapi lengkapilah dengan berbagai Tools terapi yang ada. Karena seringkali. Ketika kita sudah mulai membedah masalah klien, banyak hal baru di luar dugaan yang muncul. Oleh sebab itu, jika variasi senjata terapi kita ada banyak ragamnya. Maka kita akan punya sumber daya yang cukup dalam menghadapi dinamika yang terjadi saat sesi terapi sedang berlangsung.
Sekian, semoga kisah nyata ini bermanfaat untuk anda.
Salam Sehat.
Edi Sugianto, CH CHt CI MNLP
(Founder NAQS DNA Institute)
SMS/WA : +62 812 3164 9477
HP : +62 822 3458 3577
Telegram Messenger : @Hipnotis
Pin BB : 7ccd0ca5
Twitter : @edi5758
Facebook : https://www.facebook.com/haryopanuntun
Google Plus : +Edi Sugianto, C.Ht., MNLP
Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.
Hipnoterapi VS Sihir Bola Api
Reviewed by Edi Sugianto
on
11.27
Rating:
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus