Jadilah Hebat Tapi Jangan Sok Hebat
JADILAH HEBAT.
Allah swt melarang kita bersifat sombong, karena sombong memang tak ada gunanya dan hanya akan menghambat kemajuan diri kita sendiri...
Saat kita dirasuki sifat sombong, pikiran kita akan dipenuhi oleh ilusi bahwa diri kita inilah yang paling hebat, paling ampuh, paling banyak jasanya, paling cantik, paling ganteng, dll... MERASA diri sendiri hebat, dan memandang orang lain dengan sebelah mata.
Aliran ilmu itu bagaikan aliran air, dia tidak mengalir dari bawah ke atas, tetapi dari atas ke bawah...
Saat kita dirasuki sifat sombong, maka kita akan menjadi tinggi hati. MERASA lebih tinggi dari siapapun. Akibatnya, ilmu Allah swt yang hendak dianugrahkan kepada kita melalui orang lain, menjadi tertolak. Tidak bisa mengalir... Dan kerugianlah akibatnya bagi kita akhirnya...
Ketika kita MERASA diri lebih hebat, secara otomatis kita butuh orang lain untuk dikecilkan, direndahkan, dianggap sampah, tidak berguna, dll... Padahal setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, karena persepsi pikiran kita sedang mengalami ilusi kebesaran diri. Kita tidak akan mampu melihat jasa orang lain, kita tidak akan mampu melihat kebaikan orang lain, kita tidak mampu melihat kelebihan orang lain.... Dan akhirnya, kita tidak memperoleh manfaat apapun dari orang lain.
Segala sesuatu di dunia ini selalu berubah, bertumbuh, dan berkembang. Dan seseorang yang bermental sukses, dia akan menumbuhkan spirit pembelajar di dalam dirinya. Dia akan membuka diri untuk belajar dari siapapun saja dan apapun saja. Itu sebabnya dia akan suka bersifat rendah hati. Sehingga cahaya ilmu mengalir ke dalam dirinya dengan derasnya, bagaikan air hujan yang turun dari langit....
Namun, karena diri dirasuki sifat sombong, maka ketika orang lain semakin tumbuh dan berkembang, justru kita malah berhenti untuk tumbuh. Akibatnya Alih-alih kita dipandang hebat oleh orang lain, akhirnya justru kita sendiri yang akan nampak kecil di mata orang....
Tidak perlu merasa lebih hebat, karena ini hanyalah ilusi setan yang dihembuskan ke dalam pikiran kita...
Bersikaplah rendah hati selalu... Rajinlah mengembangkan diri, dan teruslah berkarya..... Dan jadilah seorang yang HEBAT SEJATI. Yaitu seseorang yang merasa dirinya biasa-biasa saja, namun orang lain memandang hebat padanya, orang lain sangat memerlukannya, dan dia sangat dinantikan kehadirannya..
Orang yang HEBAT SEJATI tidak pernah merasa hebat, tetapi orang lainlah yang merasa bahwa dia memang hebat...
Sekian, semoga bermanfaat.
SALAM HEBAT.
BERSANDAR PADA DIRI SENDIRI ATAU TUHAN..?
Bersandar pada manusia, dia bisa berkhianat..
Bersandar pada harta, dia bisa musnah..
Bersandar pada saudara, dia bisa lupa..
bersandar pada kawan, dia bisa jadi lawan...
Bersandar pada pangkat, dia bisa minggat..
Hanya Tuhan lah sandaran terkuat yang selalu setia pada kita....
Ketika saya menulis status di atas dalam update status Facebook saya, maka ada seorang sahabat yang berkomentar begini :
Saya Jawab :
Jawaban anda betul, tetapi masih dalam tanda kutip menurut saya... Karena konsep ketuhanan dalam persepsi anda mungkin berbeda dengan konsep ketuhanan dalam persepsi saya...
Dalam Konsep saya, bersandar kepada Tuhan itu luas maknanya...
Bersandar kepada Tuhan itu bermakna menghadirkan Tuhan dalam proses karya kita, dan kita pun berkarya sesuai dengan Mekanisme Tuhan dalam mengatur dunia.
Bersandar kepada Tuhan melibatkan 3 Faktor :
1. Diri sendiri.
2. Alam semesta.
3. Tuhan.
Sedangkan hakikat diri ini dan juga alam semesta, hakikatnya adalah wujud ekspresi Cahaya Tuhan.
Jadi, Bersandar kepada Tuhan itu artinya kita mendaya gunakan potensi yang sudah Tuhan anugrahkan ke dalam diri kita, kemudian menyelaraskan diri dengan Hukum-hukum Tuhan yang ada di alam semesta, berkarya dengan maksimal namun tetap ikhlas dan pasrah kepada Tuhan...
Jika ada permohonan ataupun karya yang belum berhasil, kita tidak akan pernah menyalahkan Tuhan, Karena Tuhan itu Maha Sempurna, dan Hukum Tuhan juga sudah Maha Adil...
Jadi Faktor Tuhan dan Alam semesta itu bersifat absolut, sedangkan faktor yang bersumber dari diri sendiri inilah yang harus senantiasa diperbaiki, ditingkatkan dan dikembangkan, karena kita ini semua memang sedang dalam proses menuju kesempurnaan diri kita sebagai manusia.
Saat ada permohonan ataupun karya yang belum berhasil, itu artinya kita yang harus melakukan evaluasi, mengubah strategi, dan berkarya lagi dengan melalui jalan yang berbeda.
Kesimpulannya :
Bersandar pada Tuhan secara otomatis kita juga bersandar pada diri sendiri, sedangkan jika kita bersandar pada diri sendiri, belum tentu kita bersandar pada Tuhan...
Sekian, semoga bermanfaat.
SALAM.
Edi Sugianto
(Founder NAQS DNA Institute)
SMS/WA : +62 812 3164 9477
HP / Telegram Messenger : +62 822 3458 3577
Pin BB : 7ccd0ca5
Twitter : @edi5758
Facebook : https://www.facebook.com/haryopanuntun
Google Plus : +Edi Sugianto, C.Ht., MNLP
Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.
Allah swt melarang kita bersifat sombong, karena sombong memang tak ada gunanya dan hanya akan menghambat kemajuan diri kita sendiri...
Saat kita dirasuki sifat sombong, pikiran kita akan dipenuhi oleh ilusi bahwa diri kita inilah yang paling hebat, paling ampuh, paling banyak jasanya, paling cantik, paling ganteng, dll... MERASA diri sendiri hebat, dan memandang orang lain dengan sebelah mata.
Aliran ilmu itu bagaikan aliran air, dia tidak mengalir dari bawah ke atas, tetapi dari atas ke bawah...
Saat kita dirasuki sifat sombong, maka kita akan menjadi tinggi hati. MERASA lebih tinggi dari siapapun. Akibatnya, ilmu Allah swt yang hendak dianugrahkan kepada kita melalui orang lain, menjadi tertolak. Tidak bisa mengalir... Dan kerugianlah akibatnya bagi kita akhirnya...
Ketika kita MERASA diri lebih hebat, secara otomatis kita butuh orang lain untuk dikecilkan, direndahkan, dianggap sampah, tidak berguna, dll... Padahal setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, karena persepsi pikiran kita sedang mengalami ilusi kebesaran diri. Kita tidak akan mampu melihat jasa orang lain, kita tidak akan mampu melihat kebaikan orang lain, kita tidak mampu melihat kelebihan orang lain.... Dan akhirnya, kita tidak memperoleh manfaat apapun dari orang lain.
Segala sesuatu di dunia ini selalu berubah, bertumbuh, dan berkembang. Dan seseorang yang bermental sukses, dia akan menumbuhkan spirit pembelajar di dalam dirinya. Dia akan membuka diri untuk belajar dari siapapun saja dan apapun saja. Itu sebabnya dia akan suka bersifat rendah hati. Sehingga cahaya ilmu mengalir ke dalam dirinya dengan derasnya, bagaikan air hujan yang turun dari langit....
Namun, karena diri dirasuki sifat sombong, maka ketika orang lain semakin tumbuh dan berkembang, justru kita malah berhenti untuk tumbuh. Akibatnya Alih-alih kita dipandang hebat oleh orang lain, akhirnya justru kita sendiri yang akan nampak kecil di mata orang....
Tidak perlu merasa lebih hebat, karena ini hanyalah ilusi setan yang dihembuskan ke dalam pikiran kita...
Bersikaplah rendah hati selalu... Rajinlah mengembangkan diri, dan teruslah berkarya..... Dan jadilah seorang yang HEBAT SEJATI. Yaitu seseorang yang merasa dirinya biasa-biasa saja, namun orang lain memandang hebat padanya, orang lain sangat memerlukannya, dan dia sangat dinantikan kehadirannya..
Orang yang HEBAT SEJATI tidak pernah merasa hebat, tetapi orang lainlah yang merasa bahwa dia memang hebat...
Sekian, semoga bermanfaat.
SALAM HEBAT.
BERSANDAR PADA DIRI SENDIRI ATAU TUHAN..?
Bersandar pada manusia, dia bisa berkhianat..
Bersandar pada harta, dia bisa musnah..
Bersandar pada saudara, dia bisa lupa..
bersandar pada kawan, dia bisa jadi lawan...
Bersandar pada pangkat, dia bisa minggat..
Hanya Tuhan lah sandaran terkuat yang selalu setia pada kita....
Ketika saya menulis status di atas dalam update status Facebook saya, maka ada seorang sahabat yang berkomentar begini :
bersandarlah pada diri sendiri, kalau kita bersandar pada TUHAN dan pada saat kita memohon dan belum terrealisasi, jadi TUHAN yang salah dan menimbulkan kecewa. kalau kita bersandar pada diri sendiri, kalau ada keinginan belum tercapai artinya usahanya kurang
Saya Jawab :
Jawaban anda betul, tetapi masih dalam tanda kutip menurut saya... Karena konsep ketuhanan dalam persepsi anda mungkin berbeda dengan konsep ketuhanan dalam persepsi saya...
Dalam Konsep saya, bersandar kepada Tuhan itu luas maknanya...
Bersandar kepada Tuhan itu bermakna menghadirkan Tuhan dalam proses karya kita, dan kita pun berkarya sesuai dengan Mekanisme Tuhan dalam mengatur dunia.
Bersandar kepada Tuhan melibatkan 3 Faktor :
1. Diri sendiri.
2. Alam semesta.
3. Tuhan.
Sedangkan hakikat diri ini dan juga alam semesta, hakikatnya adalah wujud ekspresi Cahaya Tuhan.
Jadi, Bersandar kepada Tuhan itu artinya kita mendaya gunakan potensi yang sudah Tuhan anugrahkan ke dalam diri kita, kemudian menyelaraskan diri dengan Hukum-hukum Tuhan yang ada di alam semesta, berkarya dengan maksimal namun tetap ikhlas dan pasrah kepada Tuhan...
Jika ada permohonan ataupun karya yang belum berhasil, kita tidak akan pernah menyalahkan Tuhan, Karena Tuhan itu Maha Sempurna, dan Hukum Tuhan juga sudah Maha Adil...
Jadi Faktor Tuhan dan Alam semesta itu bersifat absolut, sedangkan faktor yang bersumber dari diri sendiri inilah yang harus senantiasa diperbaiki, ditingkatkan dan dikembangkan, karena kita ini semua memang sedang dalam proses menuju kesempurnaan diri kita sebagai manusia.
Saat ada permohonan ataupun karya yang belum berhasil, itu artinya kita yang harus melakukan evaluasi, mengubah strategi, dan berkarya lagi dengan melalui jalan yang berbeda.
Kesimpulannya :
Bersandar pada Tuhan secara otomatis kita juga bersandar pada diri sendiri, sedangkan jika kita bersandar pada diri sendiri, belum tentu kita bersandar pada Tuhan...
Sekian, semoga bermanfaat.
SALAM.
Edi Sugianto
(Founder NAQS DNA Institute)
SMS/WA : +62 812 3164 9477
HP / Telegram Messenger : +62 822 3458 3577
Pin BB : 7ccd0ca5
Twitter : @edi5758
Facebook : https://www.facebook.com/haryopanuntun
Google Plus : +Edi Sugianto, C.Ht., MNLP
Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.
Jadilah Hebat Tapi Jangan Sok Hebat
Reviewed by Edi Sugianto
on
19.30
Rating:
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus