Teori Dasar Hipnoterapi
Teori Dasar Hipnoterapi
Berikut ini adalah Ringkasan Inti dari Teori Dasar Hipnoterapi, yang menjadi kerangka kerja bagi praktek Hipnoterapi oleh para Hipnoterapist. Dengan memahami inti dasar kerangka kerja Hipnoterapi ini, diharapkan para sahabat praktisi dan juga pemerhati dunia hipnotis serta Hipnoterapi dapat memperoleh pencerahan kembali atas praktek Hipnoterapi yang selama ini telah dilakukan.
Karena tidak jarang, seorang pembelajar dan juga praktisi Hipnoterapi setelah sekian banyak tekhnik Hipnoterapi yang telah dipelajari malah akhirnya terlupakan dengan filosofi dasar dari praktek Hipnoterapi ini. Sehingga, banyaknya tekhnik Hipnoterapi bukannya membuat dia penuh dengan pilihan sumber daya, tetapi justru malah membuatnya kebingungan mau bertindak apa dalam merumuskan strategi terapi untuk para klien-kliennya.
Mudah-mudahan catatan ringkas di bawah ini bermanfaat untuk sahabat semua.
Ringkasan Inti Pembahasan
Facbook Status Pak Adi W Gunawan
[Link Source : https://www.facebook.com/AdiWGunawan/posts/10152168329116938 ]
Kemarin saya menjelaskan kembali teori yang menjadi dasar pengembangan protokol Quantum Hypnotherapeuitc Protocol: Five Phase Trancendental Therapy dan berbagai teknik intervensi klinis yang dikembangkan dan digunakan para hipnoterapis AWGI.
Berikut ini adalah ringkasan dan penjelasan yang saya sampaikan. Kita mengenal ada dua sistem, sistem tertutup dan terbuka. Kedua sistem ini bekerja dengan prinsip yang berbeda. Contoh sistem tertutup adalah mesin. Sedangkan makhluk hidup, termasuk sistem psikis kita adalah sistem terbuka.
Sistem tertutup punya keterbatasan dalam menangani entrofi atau tekanan yang masuk ke dalam sistem. Sistem ini hanya bisa menangani tekanan sampai batas tertentu. Bila entrofi berlebih dan tidak dapat ditangani atau diatasi maka sistem akan sistem menjadi tidak stabil dan akhirnya menjadi rusak (break down).
Hal yang berbeda terjadi pada sistem psikis yang adalah sistem terbuka. Sistem psikis, seperti sistem terbuka lainnya, adalah sistem yang didesain untuk mempertahankan homeostasis. Saat sistem psikis mendapat entrofi, dalam hal ini adalah energi dari emosi spesifik yang dirasakan oleh seseorang, maka langkah awal yang akan dilakukannya adalah mengendalikan energi emosi ini. Individu bisa merasakan perasaan tidak nyaman.
Bila energi emosi semakin bertambah dan tidak bisa lagi dikendalikan maka agar sistem tidak rusak (break down) sistem psikis mencipta homeostasis baru dan muncul simtom.
Simtom adalah salah satu upaya dari sistem psikis untuk mengendalikan, menggunakan dan atau mengeluarkan energi emosi dari dalam sistem. Namun sayangnya upaya ini seringkali tidak berhasil sehingga semakin lama simtom akan semakin menguat dan berkembang dan mengganggu hidup individu.
Emosi, menurut Fritz Perls, punya siklus hidup yang terdiri dari tiga fase. Fase Lahir, Berkembang, dan Padam. Dalam kondisi normal setiap emosi pasti akan melewati tiga fase ini. Emosi baru akan padam saat energinya telah tergunakan atau terekspresikan secara tuntas. Bila emosi, karena sesuatu sebab, tidak bisa diekspresikan dengan tuntas maka sisa energinya akan terperangkap dan terus menetap di dalam sistem psikis dan mengganggu kestabilan sistem.
Emosi yang sering membuat masalah adalah emosi negatif yang tidak terekspresikan dengan baik dan tuntas.
Saat energi yang terperangkap berhasil dikeluarkan dari sistem psikis, menggunakan berbagai teknik abreaksi, maka entrofi yang tadinya mendesak sistem sehingga menjadi tidak stabil kini telah hilang. Dengan demikian sistem psikis bisa kembali ke homeostasis semula. Dalam konteks klinis kondis ini disebut dengan sembuh.
Untuk melakukan ini semua tentu membutuhkan penjabaran lebih lanjut dalam bentuk pengetahuan, teknik, dan praktik berkesinambungan sehingga benar-benar fasih dalam melakukan praktik hipnoterapi dan mencapai hasil terapi yang sangat efektif, permanen, dan dengan jumlah sesi yang sedikit, antara 1 sampai 4 sesi terapi.
Inilah inti dari materi Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy yang diajarkan di AWGI.
Kesimpulan saya :
Berdasarkan data Menurut Charles Tebbets, untuk melakukan terapi yang baik ada 4 hal yang harus dilakukan :
Sedangkan untuk kasus-kasus sederhana yang tidak memerlukan penggalian akar masalah, cukuplah dilakukan Sugesti Terapi dan Post Hipnotic Suggestion saja..
Demikianlah ulasan kita hari ini yang membahas mengenai Teori dasar dari Hipnoterapi dengan mengambil topik dari statusnya pak Adi W Gunawan. Semoga ulasan ini bermanfaat untuk kita semua.
Salam Sukses...
Berikut ini adalah Ringkasan Inti dari Teori Dasar Hipnoterapi, yang menjadi kerangka kerja bagi praktek Hipnoterapi oleh para Hipnoterapist. Dengan memahami inti dasar kerangka kerja Hipnoterapi ini, diharapkan para sahabat praktisi dan juga pemerhati dunia hipnotis serta Hipnoterapi dapat memperoleh pencerahan kembali atas praktek Hipnoterapi yang selama ini telah dilakukan.
Karena tidak jarang, seorang pembelajar dan juga praktisi Hipnoterapi setelah sekian banyak tekhnik Hipnoterapi yang telah dipelajari malah akhirnya terlupakan dengan filosofi dasar dari praktek Hipnoterapi ini. Sehingga, banyaknya tekhnik Hipnoterapi bukannya membuat dia penuh dengan pilihan sumber daya, tetapi justru malah membuatnya kebingungan mau bertindak apa dalam merumuskan strategi terapi untuk para klien-kliennya.
Mudah-mudahan catatan ringkas di bawah ini bermanfaat untuk sahabat semua.
Ringkasan Inti Pembahasan
Sistem psikis manusia, adalah sistem yang didesain untuk mempertahankan homeostasis. Saat sistem psikis mendapat Entrofi, dalam hal ini adalah energi dari emosi spesifik yang dirasakan oleh seseorang, maka langkah awal yang akan dilakukannya adalah mengendalikan energi emosi ini. Individu bisa merasakan perasaan tidak nyaman.Ringkasan Teori Dasar Hipnoterapi di atas adalah ringkasan yang saya buat untuk lebih memahami penjelasan dari Pak Adi W Gunawan, sedangkan penjelasan beliau Selengkapnya adalah sebagai berikut :
Bila energi emosi semakin bertambah dan tidak bisa lagi dikendalikan maka agar sistem tidak rusak (break down) sistem psikis mencipta homeostasis baru dan muncul simtom.
Simtom adalah salah satu upaya dari sistem psikis untuk Mengendalikan, Menggunakan dan atau Mengeluarkan energi emosi dari dalam sistem.
Namun sayangnya upaya ini seringkali tidak berhasil sehingga semakin lama simtom akan semakin menguat dan berkembang dan mengganggu hidup individu.
Emosi, menurut Fritz Perls, punya siklus hidup yang terdiri dari tiga fase. Fase Lahir, Berkembang, dan Padam. Dalam kondisi normal setiap emosi pasti akan melewati tiga fase ini.
Emosi baru akan padam saat energinya telah terGunakan atau terEkspresikan secara tuntas. Bila emosi, karena sesuatu sebab, tidak bisa diekspresikan dengan tuntas maka sisa energinya akan terperangkap dan terus menetap di dalam sistem psikis dan mengganggu kestabilan sistem.
Emosi yang sering membuat masalah adalah emosi negatif yang tidak terekspresikan dengan baik dan tuntas.
Saat energi yang terperangkap berhasil dikeluarkan dari sistem psikis, menggunakan berbagai Teknik Hipnoterapi, maka entrofi yang tadinya mendesak sistem sehingga menjadi tidak stabil kini telah hilang. Dengan demikian sistem psikis bisa kembali ke homeostasis semula. Dalam konteks klinis kondisi ini disebut dengan sembuh.
Facbook Status Pak Adi W Gunawan
[Link Source : https://www.facebook.com/AdiWGunawan/posts/10152168329116938 ]
Kemarin saya menjelaskan kembali teori yang menjadi dasar pengembangan protokol Quantum Hypnotherapeuitc Protocol: Five Phase Trancendental Therapy dan berbagai teknik intervensi klinis yang dikembangkan dan digunakan para hipnoterapis AWGI.
Berikut ini adalah ringkasan dan penjelasan yang saya sampaikan. Kita mengenal ada dua sistem, sistem tertutup dan terbuka. Kedua sistem ini bekerja dengan prinsip yang berbeda. Contoh sistem tertutup adalah mesin. Sedangkan makhluk hidup, termasuk sistem psikis kita adalah sistem terbuka.
Sistem tertutup punya keterbatasan dalam menangani entrofi atau tekanan yang masuk ke dalam sistem. Sistem ini hanya bisa menangani tekanan sampai batas tertentu. Bila entrofi berlebih dan tidak dapat ditangani atau diatasi maka sistem akan sistem menjadi tidak stabil dan akhirnya menjadi rusak (break down).
Hal yang berbeda terjadi pada sistem psikis yang adalah sistem terbuka. Sistem psikis, seperti sistem terbuka lainnya, adalah sistem yang didesain untuk mempertahankan homeostasis. Saat sistem psikis mendapat entrofi, dalam hal ini adalah energi dari emosi spesifik yang dirasakan oleh seseorang, maka langkah awal yang akan dilakukannya adalah mengendalikan energi emosi ini. Individu bisa merasakan perasaan tidak nyaman.
Bila energi emosi semakin bertambah dan tidak bisa lagi dikendalikan maka agar sistem tidak rusak (break down) sistem psikis mencipta homeostasis baru dan muncul simtom.
Simtom adalah salah satu upaya dari sistem psikis untuk mengendalikan, menggunakan dan atau mengeluarkan energi emosi dari dalam sistem. Namun sayangnya upaya ini seringkali tidak berhasil sehingga semakin lama simtom akan semakin menguat dan berkembang dan mengganggu hidup individu.
Emosi, menurut Fritz Perls, punya siklus hidup yang terdiri dari tiga fase. Fase Lahir, Berkembang, dan Padam. Dalam kondisi normal setiap emosi pasti akan melewati tiga fase ini. Emosi baru akan padam saat energinya telah tergunakan atau terekspresikan secara tuntas. Bila emosi, karena sesuatu sebab, tidak bisa diekspresikan dengan tuntas maka sisa energinya akan terperangkap dan terus menetap di dalam sistem psikis dan mengganggu kestabilan sistem.
Emosi yang sering membuat masalah adalah emosi negatif yang tidak terekspresikan dengan baik dan tuntas.
Saat energi yang terperangkap berhasil dikeluarkan dari sistem psikis, menggunakan berbagai teknik abreaksi, maka entrofi yang tadinya mendesak sistem sehingga menjadi tidak stabil kini telah hilang. Dengan demikian sistem psikis bisa kembali ke homeostasis semula. Dalam konteks klinis kondis ini disebut dengan sembuh.
Untuk melakukan ini semua tentu membutuhkan penjabaran lebih lanjut dalam bentuk pengetahuan, teknik, dan praktik berkesinambungan sehingga benar-benar fasih dalam melakukan praktik hipnoterapi dan mencapai hasil terapi yang sangat efektif, permanen, dan dengan jumlah sesi yang sedikit, antara 1 sampai 4 sesi terapi.
Inilah inti dari materi Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy yang diajarkan di AWGI.
Kesimpulan saya :
Berdasarkan data Menurut Charles Tebbets, untuk melakukan terapi yang baik ada 4 hal yang harus dilakukan :
- Memberikan sugesti
- Release emosi negatif
- Re-learning atau rewriting history
- Find the root cause (Membongkar akar masalah).
- Sugesti dan imajinasi pascahipnosis (posthypnotic suggestion and imagery)
- Menemukan akar masalah (discovering the root cause)
- Melepaskan (release)
- Pemahaman baru / relearning (new understanding)
Sedangkan untuk kasus-kasus sederhana yang tidak memerlukan penggalian akar masalah, cukuplah dilakukan Sugesti Terapi dan Post Hipnotic Suggestion saja..
Demikianlah ulasan kita hari ini yang membahas mengenai Teori dasar dari Hipnoterapi dengan mengambil topik dari statusnya pak Adi W Gunawan. Semoga ulasan ini bermanfaat untuk kita semua.
Salam Sukses...
Teori Dasar Hipnoterapi
Reviewed by Edi Sugianto
on
02.01
Rating:
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus