Jari BMI Dipotong Majikan
Sungguh, kalau kita melihat kekejaman serta kebiadaban yang dapat dilakukan oleh seorang manusia. Kita menjadi sempat bertanya. Benarkah ini adalah ulah seorang anak manusia...? Bagaimana mungkin seorang manusia yang biasanya berlaku normal, tiba-tiba dapat berubah sifat menjadi binatang. Bahkan lebih buas daripada binatang. Seperti Kisah seorang TKI Hongkong atau Buruh Migran Indonesia yang bekerja di Hongkong, yang menjadi korban kebiadaban majikannya. Yaitu dipotong jari Manisnya, padahal BMI tersebut baru saja lima hari bekerja.
Dalam pengamatan saya, sesungguhnya di dunia ini tidaka ada sesuatu yang kebetulan. Demikian juga perubahan sifat seorang manusia yang semula baik kemudian berubah menjadi agresif dan bahkan buas. Itu semua ada sebab-sebab tertentu yang mengakibatkan hal itu terjadi. Dan penyebab utamanya sesungguhnya bukanlah pada penyebab yang menjadi pemicu kejadian. Tetapi penyebab utamanya adalah kondisi Emosi Negatif pelaku yang sudah ditumpuk sekian lama di dalam pikiran bawah sadarnya. Dan ketika tumpukan emosi negatif tersebut telah mencapai ambang batas dari kemampuan psikologisnya dalam menghadapi stressor. Maka meledaklah dia. Dan terjadilah aneka kejadian kejam, sadis, dll. yang dilakukan oleh anak manusia.
Setiap kejadian, apapun itu, sifatnya netral. Tidak ada yang baik maupun buruk. Baik atau buruk ditentukan oleh emosi yang muncul karena persepsi atau pemaknaan kita terhadap situasi atau kejadian itu.
Apa itu gelas emosi…?
Boleh dibilang gelas emosi adalah wadah tempat emosi kita tertampung didalam fikiran kita. Dimana pada setiap harinya ketika manusia menerima informasi dari lingkungannya maka seringkali ada muatan emosi (Negatif atau Positif) dari informasi tersebut. Dan ketika informasi masuk sebagai memory dan begitu juga emosinya masuk ke dalam suatu wadah pula ~ dimana untuk gampangnya saya menamakan gelas emosi ~ Maka Memory tersebut akan menjadi Memory yang bermuatan Emosi.
Setiap hari sejak pagi ketika kita bangun tidur dengan kondisi gelas kosong maka setiap aktifitas kita mengakibatkan gelas itu terisi sedikit demi sedikit oleh aktifitas kehidupan kita.
Apakah ketika anda bangun tidur dengan ceria ataukah dengan kesal. Maka ketika anda bangun dengan kesal karena alarm yang tak kunjung berhenti itu sudah mengisi gelas emosi diri anda.Terlebih ketika anda pergi bekerja dan terkena macet gelas itu terisi kembali.
Akan tetapi gelas emosi punya ukuran dan wadah. Dimana gelas emosi bisa penuh. Dan ketika gelas emosi itu penuh maka sangat berbahaya dampaknya karena dia bisa meluber kemana=mana. Dan parahnya sering kali perbuatan sederhana yang mengakibatkan gelas emosi yang penuh tersebut meluber menjadi begitu luar biasa dampaknya.
Mungkin anda pernah merasakan ketika anda marah besar karena disenggol sama teman. Hingga begitu dahsyatnya anda marah-marah kepada dirinya. Atau mungkin marah karena makanan istri anda tidak enak hingga anda membanting piring.
Jika itu terjadi maka anda telah mengalami lubernya gelas emosi. Atau dengan kata lain anda mengalami kondisi threshold. Kondisi threshold adalah kondisi tumpahnya gelas emosi, sehingga anda marah bukanlah karena kejadian itu yang sebenarnya melainkan akumulasi dari emosi-emosi yang terkumpul didalam gelas yang kemudian keluar. Ketika anda membanting piring bisa jadi itu bukanlah karena makanan istri anda yang tidak enak,melainkan karena ada emosi sebelum anda pulang bekerja dimana mungkin anda terkena macet, mungkin anda dimarahi oleh boss anda yang sebenarnya itu telah memenuhi gelas emosi anda. Dan ketika makanan yang kurang enak dari istri anda kemudian menjadi pencetus melubernya gelas emosi, maka meluberlah semua emosi yang telah anda di dalam gelas bersama emosi-emosi anda sebelumnya.
KISAH BMI YANG JARINYA DIPOTONG MAJIKAN
Sumber : http://buruhmigran.or.id/2014/02/27/baru-lima-hari-kerja-jari-bmi-dipotong-majikan/
Belum selesai kasus menimpa Erwiana, kembali kita dikejutkan dengan kasus buruh migran Hong Kong yang dipotong jari manisnya oleh majikan ketika baru lima hari kerja. Anis Andriani, BMI asal Ponorogo yang lahir pada 7 Juli 1988 mulai bekerja di Hong Kong pada (17/02/2014). Ia diberangkatkan oleh PT Bumi Mas Katong Besari Ponorogo dan disalurkan oleh agen Sun Light di Nort Point. Anis mulai masuk ke rumah majikan tanggal (19/02) dengan kondisi paspor dan kontrak kerja dibawa oleh Agen.
Kontrak kerja menyebutkan bahwa Anis mempunyai tugas untuk menjaga orang tua, namun ternyata setelah sampai di rumah majikan tidak ada orang tua di sana. Di rumah tersebut hanya ada nyonya dan anak perempuan kelas 3 SMA. Anis malah disuruh untuk bersih-bersih rumah, memasak, belanja, dan menjaga anjing.
Sesuai yang tercantum dalam kontrak, Anis akan digaji HK$ 4010 dengan potongan agen sebesar HK$ 2543 selama 6 bulan. Agen bilang ke Anis bahwa kerja 4 bulan pertama tidak boleh libur dan sama sekali dan tak diberi tahu tentang hak-hak apa saja sebagai pekerja migran rumah tangga di Hong Kong. Ia tidur larut pukul 1.30 malam dan bangun tidur pukul 06.00 pagi.
Kronologi Kasus
Senin (24/02) pukul 10.00 pagi, anjing menggonggong di rumah majikan, Anis mencoba mengusir dengan sapu lantai tetapi anjingnya semakin kencang menggongong. Di rumah itu hanya ada Anis dan nyonya rumah, nyonya bangun dan bicara terus tetapi Anis tidak paham nyonya berbicara apa. Pemahaman Anis tentang bahasa Kanton masih minim karena baru beberapa hari bekerja di Hong Kong.
Nyonya majikan lantas menarik tangan kiri Anis menuju dapur. Majikan kemudian mengambil sebilah pisau di laci sebesar 4 jari tangan. Di dapur ada telenan yang baru dibersihkan, tangan Anis ditaruh di telenan, Anis mencoba menarik tangannya tetapi masih juga terkena pisau tersebut. Jari manis Anis terpotong dan darah pun mengalir deras dari jarinya.
“Setelah memotong jari, majikan pergi ke kamar dan saya bungkus jari pakai handuk lap, saya tidak berani menangis. Setelah 5 menit masuk kamar, majikan keluar rumah. Saya masih bekerja dan semua telenan dan pisau serta darah saya bersihkan dan saya guyur tangan saya pakai air kran,” tutur Anis menceritakan kasusnya.
Sebenarnya majikan mau memotong semua jari, karena Anis menarik-narik jarinya, yang terpotong hanya satu dan belum putus. Tetapi menurut suster yang merawatnya otot jari manis itu sudah putus.
“Saya takut karena darah terus keluar. Lewat jendela dapur saya minta tolong sama tetangga yang kebetulan sesama BMI. Saya minta tolong, saya tunjukan tangan saya. Dia tanya kenapa, saya jawab kalau ini ulah majikan,”ungkap Anis.
Teman sesama BMI itu menyuruh untuk menelepon agen, kemudian Anis menelpon ke agen tetapi agen menyuruh untuk tetap bertahan di rumah majikan. Tak lama kemudian ada security datang ke rumah dan minta untuk dibukakan pintu, ternyata yang datang adalah petugas rumah sakit dan security berjumlah 3 orang. Setelah itu Anis dibawa ke rumah sakit Queen Mary, Pok Fu Lam, Hong Kong.
Lagi-lagi doktrin agen untuk bertahan di rumah majikan membuat BMI takut padahal nyawanya terancam. Kasus Anis rasanya semakin membuat jelas sebutan Hong Kong sebagai kota dengan perbudakan modern.
Tak adanya bekal hukum ketenagakerjaan di negara penempatan membuat BMI/TKI sama sekali tak paham akan hak apa saja yang harus ia terima. Sejak dari Indonesia calon buruh migran hanya dibekali dengan doktrin jika terkena masalah teleponlah ke agen. Padahal agen hanya mengeruk keuntungan dari BMI tanpa memperhatikan dan menjamin keselamatan BMI.
Anis adalah salah satu dari sekian banyak buruh migran yang menjadi korban keserakahan agen. Bagaimana mungkin agen tetap menyuruhnya bertahan sedangnya nyawa Anis terancam. Isi kontrak kerja yang diajukan pun menyalahi aturan, tak sesuai dengan kenyataan di rumah majikan masih saja lolos dari perhatian KJRI.
Menurut Sringatin dari Jaringan BMI (JBMI) dan Komite keadilan untuk semua buruh migran, Anis harus mendapatkan hak-hanya juga ganti rugi dari yang ia alami. Pemerintah Indonesia harus memastika, bahwa keluarganya tak dipaksa membayar potongan agen karena Anis masih dalam masa potongan agen. Selain itu pemerintah juga harus memastikan bahwa Anis akan mendapatkan asuransi kecelakaan kerja. Apakah KTKLN bisa menunjukkan kesaktiannya dalam kasus ini seperti yang digembar-gemborkan Jumhur Hidayat? Tidak.
INFO LAIN, KLIK DI SINI..
Dalam pengamatan saya, sesungguhnya di dunia ini tidaka ada sesuatu yang kebetulan. Demikian juga perubahan sifat seorang manusia yang semula baik kemudian berubah menjadi agresif dan bahkan buas. Itu semua ada sebab-sebab tertentu yang mengakibatkan hal itu terjadi. Dan penyebab utamanya sesungguhnya bukanlah pada penyebab yang menjadi pemicu kejadian. Tetapi penyebab utamanya adalah kondisi Emosi Negatif pelaku yang sudah ditumpuk sekian lama di dalam pikiran bawah sadarnya. Dan ketika tumpukan emosi negatif tersebut telah mencapai ambang batas dari kemampuan psikologisnya dalam menghadapi stressor. Maka meledaklah dia. Dan terjadilah aneka kejadian kejam, sadis, dll. yang dilakukan oleh anak manusia.
Setiap kejadian, apapun itu, sifatnya netral. Tidak ada yang baik maupun buruk. Baik atau buruk ditentukan oleh emosi yang muncul karena persepsi atau pemaknaan kita terhadap situasi atau kejadian itu.
Apa itu gelas emosi…?
Boleh dibilang gelas emosi adalah wadah tempat emosi kita tertampung didalam fikiran kita. Dimana pada setiap harinya ketika manusia menerima informasi dari lingkungannya maka seringkali ada muatan emosi (Negatif atau Positif) dari informasi tersebut. Dan ketika informasi masuk sebagai memory dan begitu juga emosinya masuk ke dalam suatu wadah pula ~ dimana untuk gampangnya saya menamakan gelas emosi ~ Maka Memory tersebut akan menjadi Memory yang bermuatan Emosi.
Setiap hari sejak pagi ketika kita bangun tidur dengan kondisi gelas kosong maka setiap aktifitas kita mengakibatkan gelas itu terisi sedikit demi sedikit oleh aktifitas kehidupan kita.
Apakah ketika anda bangun tidur dengan ceria ataukah dengan kesal. Maka ketika anda bangun dengan kesal karena alarm yang tak kunjung berhenti itu sudah mengisi gelas emosi diri anda.Terlebih ketika anda pergi bekerja dan terkena macet gelas itu terisi kembali.
Akan tetapi gelas emosi punya ukuran dan wadah. Dimana gelas emosi bisa penuh. Dan ketika gelas emosi itu penuh maka sangat berbahaya dampaknya karena dia bisa meluber kemana=mana. Dan parahnya sering kali perbuatan sederhana yang mengakibatkan gelas emosi yang penuh tersebut meluber menjadi begitu luar biasa dampaknya.
Mungkin anda pernah merasakan ketika anda marah besar karena disenggol sama teman. Hingga begitu dahsyatnya anda marah-marah kepada dirinya. Atau mungkin marah karena makanan istri anda tidak enak hingga anda membanting piring.
Jika itu terjadi maka anda telah mengalami lubernya gelas emosi. Atau dengan kata lain anda mengalami kondisi threshold. Kondisi threshold adalah kondisi tumpahnya gelas emosi, sehingga anda marah bukanlah karena kejadian itu yang sebenarnya melainkan akumulasi dari emosi-emosi yang terkumpul didalam gelas yang kemudian keluar. Ketika anda membanting piring bisa jadi itu bukanlah karena makanan istri anda yang tidak enak,melainkan karena ada emosi sebelum anda pulang bekerja dimana mungkin anda terkena macet, mungkin anda dimarahi oleh boss anda yang sebenarnya itu telah memenuhi gelas emosi anda. Dan ketika makanan yang kurang enak dari istri anda kemudian menjadi pencetus melubernya gelas emosi, maka meluberlah semua emosi yang telah anda di dalam gelas bersama emosi-emosi anda sebelumnya.
KISAH BMI YANG JARINYA DIPOTONG MAJIKAN
Sumber : http://buruhmigran.or.id/2014/02/27/baru-lima-hari-kerja-jari-bmi-dipotong-majikan/
Belum selesai kasus menimpa Erwiana, kembali kita dikejutkan dengan kasus buruh migran Hong Kong yang dipotong jari manisnya oleh majikan ketika baru lima hari kerja. Anis Andriani, BMI asal Ponorogo yang lahir pada 7 Juli 1988 mulai bekerja di Hong Kong pada (17/02/2014). Ia diberangkatkan oleh PT Bumi Mas Katong Besari Ponorogo dan disalurkan oleh agen Sun Light di Nort Point. Anis mulai masuk ke rumah majikan tanggal (19/02) dengan kondisi paspor dan kontrak kerja dibawa oleh Agen.
Kontrak kerja menyebutkan bahwa Anis mempunyai tugas untuk menjaga orang tua, namun ternyata setelah sampai di rumah majikan tidak ada orang tua di sana. Di rumah tersebut hanya ada nyonya dan anak perempuan kelas 3 SMA. Anis malah disuruh untuk bersih-bersih rumah, memasak, belanja, dan menjaga anjing.
Sesuai yang tercantum dalam kontrak, Anis akan digaji HK$ 4010 dengan potongan agen sebesar HK$ 2543 selama 6 bulan. Agen bilang ke Anis bahwa kerja 4 bulan pertama tidak boleh libur dan sama sekali dan tak diberi tahu tentang hak-hak apa saja sebagai pekerja migran rumah tangga di Hong Kong. Ia tidur larut pukul 1.30 malam dan bangun tidur pukul 06.00 pagi.
Kronologi Kasus
Senin (24/02) pukul 10.00 pagi, anjing menggonggong di rumah majikan, Anis mencoba mengusir dengan sapu lantai tetapi anjingnya semakin kencang menggongong. Di rumah itu hanya ada Anis dan nyonya rumah, nyonya bangun dan bicara terus tetapi Anis tidak paham nyonya berbicara apa. Pemahaman Anis tentang bahasa Kanton masih minim karena baru beberapa hari bekerja di Hong Kong.
Nyonya majikan lantas menarik tangan kiri Anis menuju dapur. Majikan kemudian mengambil sebilah pisau di laci sebesar 4 jari tangan. Di dapur ada telenan yang baru dibersihkan, tangan Anis ditaruh di telenan, Anis mencoba menarik tangannya tetapi masih juga terkena pisau tersebut. Jari manis Anis terpotong dan darah pun mengalir deras dari jarinya.
“Setelah memotong jari, majikan pergi ke kamar dan saya bungkus jari pakai handuk lap, saya tidak berani menangis. Setelah 5 menit masuk kamar, majikan keluar rumah. Saya masih bekerja dan semua telenan dan pisau serta darah saya bersihkan dan saya guyur tangan saya pakai air kran,” tutur Anis menceritakan kasusnya.
Sebenarnya majikan mau memotong semua jari, karena Anis menarik-narik jarinya, yang terpotong hanya satu dan belum putus. Tetapi menurut suster yang merawatnya otot jari manis itu sudah putus.
“Saya takut karena darah terus keluar. Lewat jendela dapur saya minta tolong sama tetangga yang kebetulan sesama BMI. Saya minta tolong, saya tunjukan tangan saya. Dia tanya kenapa, saya jawab kalau ini ulah majikan,”ungkap Anis.
Teman sesama BMI itu menyuruh untuk menelepon agen, kemudian Anis menelpon ke agen tetapi agen menyuruh untuk tetap bertahan di rumah majikan. Tak lama kemudian ada security datang ke rumah dan minta untuk dibukakan pintu, ternyata yang datang adalah petugas rumah sakit dan security berjumlah 3 orang. Setelah itu Anis dibawa ke rumah sakit Queen Mary, Pok Fu Lam, Hong Kong.
Lagi-lagi doktrin agen untuk bertahan di rumah majikan membuat BMI takut padahal nyawanya terancam. Kasus Anis rasanya semakin membuat jelas sebutan Hong Kong sebagai kota dengan perbudakan modern.
Tak adanya bekal hukum ketenagakerjaan di negara penempatan membuat BMI/TKI sama sekali tak paham akan hak apa saja yang harus ia terima. Sejak dari Indonesia calon buruh migran hanya dibekali dengan doktrin jika terkena masalah teleponlah ke agen. Padahal agen hanya mengeruk keuntungan dari BMI tanpa memperhatikan dan menjamin keselamatan BMI.
Anis adalah salah satu dari sekian banyak buruh migran yang menjadi korban keserakahan agen. Bagaimana mungkin agen tetap menyuruhnya bertahan sedangnya nyawa Anis terancam. Isi kontrak kerja yang diajukan pun menyalahi aturan, tak sesuai dengan kenyataan di rumah majikan masih saja lolos dari perhatian KJRI.
Menurut Sringatin dari Jaringan BMI (JBMI) dan Komite keadilan untuk semua buruh migran, Anis harus mendapatkan hak-hanya juga ganti rugi dari yang ia alami. Pemerintah Indonesia harus memastika, bahwa keluarganya tak dipaksa membayar potongan agen karena Anis masih dalam masa potongan agen. Selain itu pemerintah juga harus memastikan bahwa Anis akan mendapatkan asuransi kecelakaan kerja. Apakah KTKLN bisa menunjukkan kesaktiannya dalam kasus ini seperti yang digembar-gemborkan Jumhur Hidayat? Tidak.
INFO LAIN, KLIK DI SINI..
Jari BMI Dipotong Majikan
Reviewed by Edi Sugianto
on
16.40
Rating:
Tidak ada komentar: