Istrimu Bukan Pelacur, Trending Article di Kompasiana
Istrimu Bukan Pelacur yang saya terbitkan di Kompasiana 8 jam yang lalu ternyata sekarang menjadi Trending Articles di Kompasiana. Dalam delapan jam, sudah di baca oleh 1.231 pembaca.
Memang banyak unsur pendidikan psikologis dan juga terapi yang saya masukkan dalam artikel tersebut. Diantarany menjelaskan mengenai Teori Tungku Emosi, Tekhnik Release Emosi negatif, keutamaan Istighfar, Forgiveness therapy, dan juga filosofi mengenai Cinta Sejati atau Unconditional Love.
Bagi anda yang belum membacanya, silahkan baca di Link berikut ini : http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2013/10/05/istrimu-bukan-pelacur-595975.html
Dan untuk melengkapi tulisan tersebut, di sini akan saya jelaskan lebih dalam mengenai Teori Tungku Emosi atau Gelas Emosi yang sudah saya singgung di dalam artikel tersebut..
Gelas Emosi.
Pernahkah anda suatu saat meledak amarah anda, dan bahkan sedemikian marahnya hingga tidak terkontrol. padahal pemicunya hanyalah masalah sepele saja….
Bahkan ada yang sampai tega membunuh orang lain hanya karena masalah uang seribu rupiah saja….
Ya…
sebenarnya bila Mental Psikologis kita di ibaratkan sebagai suatu gelas katakanlah Gelas Emosi, maka setiap ada suatu peristiwa yang memicu munculnya emosi negatif yang tidak segera kita netralisir, emosi negatif tersebut akan mengendap di dalam gelas emosi kita. Dan setiap ada emosi negatif yang baru, maka volume emosi negatif yang ada di dalam gelas akan semakin bertambah, sehingga akhirnya akan mencapai suatu ambang batas dan akhirnya meluber dan meledak walau hanya dipicu oleh masalah yang sangat sepele…………
Setiap kejadian, apapun itu, sifatnya netral. Tidak ada yang baik maupun buruk. Baik atau buruk ditentukan oleh emosi yang muncul karena persepsi atau pemaknaan kita terhadap situasi atau kejadian itu.
Cara paling cepat dan mudah untuk menyelesaikan masalah adalah dengan menemukan dan menetralisir emosi yang melekat pada memori kejadian. Saat emosi berhasil dinetralisir maka kita akan tetap dapat mengingat kejadian itu, hanya sekedar sebagai satu memori tanpa ada muatan emosi apapun alias netral, sehingga kita sama sekali tidak terpengaruh. Dengan kata lain emosi kita menjadi stabil.
Apa itu gelas emosi…?
Boleh dibilang gelas emosi adalah wadah tempat emosi kita tertampung didalam fikiran kita. Dimana pada setiap harinya ketika manusia menerima informasi dari lingkungannya maka seringkali ada muatan emosi dari informasi tersebut. Dan ketika informasi masuk sebagai memory dan begitu juga emosinya masuk ke dalam suatu wadah pula, dimana untuk gampangnya saya menamakan gelas emosi.
Setiap hari sejak pagi ketika kita bangun tidur dengan kondisi gelas kosong maka setiap aktifitas kita mengakibatkan gelas itu terisi sedikit demi sedikit oleh aktifitas kehidupan kita.
Apakah ketika anda bangun tidur dengan ceria ataukah dengan kesal. Maka ketika anda bangun dengan kesal karena alarm yang tak kunjung berhenti itu sudah mengisi gelas emosi diri anda.Terlebih ketika anda pergi bekerja dan terkena macet gelas itu terisi kembali.
Akan tetapi gelas emosi punya ukuran dan wadah. Dimana gelas emosi bisa penuh. Dan ketika gelas emosi itu penuh maka sangat berbahaya dampaknya karena dia bisa meluber kemana=mana. Dan parahnya sering kali perbuatan sederhana yang mengakibatkan gelas emosi yang penuh tersebut meluber menjadi begitu luar biasa dampaknya.
Mungkin anda pernah merasakan ketika anda marah besar karena disenggol sama teman. Hingga begitu dahsyatnya anda marah-marah kepada dirinya. Atau mungkin marah karena makanan istri anda tidak enak hingga anda membanting piring.
Jika itu terjadi maka anda telah mengalami lubernya gelas emosi. Atau dengan kata lain anda mengalami kondisi threshold. Kondisi threshold adalah kondisi tumpahnya gelas emosi, sehingga anda marah bukanlah karena kejadian itu yang sebenarnya melainkan akumulasi dari emosi-emosi yang terkumpul didalam gelas yang kemudian keluar. Ketika anda membanting piring bisa jadi itu bukanlah karena makanan istri anda yang tidak enak,melainkan karena ada emosi sebelum anda pulang bekerja dimana mungkin anda terkena macet, mungkin anda dimarahi oleh boss anda yang sebenarnya itu telah memenuhi gelas emosi anda. Dan ketika makanan yang kurang enak dari istri anda kemudian menjadi pencetus melubernya gelas emosi, maka meluberlah semua emosi yang telah anda di dalam gelas bersama emosi-emosi anda sebelumnya.
Oleh karena itu sebelum gelas emosi di dalam fikiran anda meluber keluar, maka buanglah emosi negative dari fikiran anda. Jangan pernah biarkan emosi negative itu penuh dan menjadi Threshold.
Lantas apa saja yang perlu dilakukan agar threshold tidak terjadi..?
Saya kira, anda telah tahu jawabannya, namun bila gejala masih berlanjut. Silahkan anda menghubungi professional Mind terapist terdekat. atau datang ke klinik saya..
Memang banyak unsur pendidikan psikologis dan juga terapi yang saya masukkan dalam artikel tersebut. Diantarany menjelaskan mengenai Teori Tungku Emosi, Tekhnik Release Emosi negatif, keutamaan Istighfar, Forgiveness therapy, dan juga filosofi mengenai Cinta Sejati atau Unconditional Love.
Bagi anda yang belum membacanya, silahkan baca di Link berikut ini : http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2013/10/05/istrimu-bukan-pelacur-595975.html
Dan untuk melengkapi tulisan tersebut, di sini akan saya jelaskan lebih dalam mengenai Teori Tungku Emosi atau Gelas Emosi yang sudah saya singgung di dalam artikel tersebut..
Gelas Emosi.
Pernahkah anda suatu saat meledak amarah anda, dan bahkan sedemikian marahnya hingga tidak terkontrol. padahal pemicunya hanyalah masalah sepele saja….
Bahkan ada yang sampai tega membunuh orang lain hanya karena masalah uang seribu rupiah saja….
Ya…
sebenarnya bila Mental Psikologis kita di ibaratkan sebagai suatu gelas katakanlah Gelas Emosi, maka setiap ada suatu peristiwa yang memicu munculnya emosi negatif yang tidak segera kita netralisir, emosi negatif tersebut akan mengendap di dalam gelas emosi kita. Dan setiap ada emosi negatif yang baru, maka volume emosi negatif yang ada di dalam gelas akan semakin bertambah, sehingga akhirnya akan mencapai suatu ambang batas dan akhirnya meluber dan meledak walau hanya dipicu oleh masalah yang sangat sepele…………
Setiap kejadian, apapun itu, sifatnya netral. Tidak ada yang baik maupun buruk. Baik atau buruk ditentukan oleh emosi yang muncul karena persepsi atau pemaknaan kita terhadap situasi atau kejadian itu.
Cara paling cepat dan mudah untuk menyelesaikan masalah adalah dengan menemukan dan menetralisir emosi yang melekat pada memori kejadian. Saat emosi berhasil dinetralisir maka kita akan tetap dapat mengingat kejadian itu, hanya sekedar sebagai satu memori tanpa ada muatan emosi apapun alias netral, sehingga kita sama sekali tidak terpengaruh. Dengan kata lain emosi kita menjadi stabil.
Apa itu gelas emosi…?
Boleh dibilang gelas emosi adalah wadah tempat emosi kita tertampung didalam fikiran kita. Dimana pada setiap harinya ketika manusia menerima informasi dari lingkungannya maka seringkali ada muatan emosi dari informasi tersebut. Dan ketika informasi masuk sebagai memory dan begitu juga emosinya masuk ke dalam suatu wadah pula, dimana untuk gampangnya saya menamakan gelas emosi.
Setiap hari sejak pagi ketika kita bangun tidur dengan kondisi gelas kosong maka setiap aktifitas kita mengakibatkan gelas itu terisi sedikit demi sedikit oleh aktifitas kehidupan kita.
Apakah ketika anda bangun tidur dengan ceria ataukah dengan kesal. Maka ketika anda bangun dengan kesal karena alarm yang tak kunjung berhenti itu sudah mengisi gelas emosi diri anda.Terlebih ketika anda pergi bekerja dan terkena macet gelas itu terisi kembali.
Akan tetapi gelas emosi punya ukuran dan wadah. Dimana gelas emosi bisa penuh. Dan ketika gelas emosi itu penuh maka sangat berbahaya dampaknya karena dia bisa meluber kemana=mana. Dan parahnya sering kali perbuatan sederhana yang mengakibatkan gelas emosi yang penuh tersebut meluber menjadi begitu luar biasa dampaknya.
Mungkin anda pernah merasakan ketika anda marah besar karena disenggol sama teman. Hingga begitu dahsyatnya anda marah-marah kepada dirinya. Atau mungkin marah karena makanan istri anda tidak enak hingga anda membanting piring.
Jika itu terjadi maka anda telah mengalami lubernya gelas emosi. Atau dengan kata lain anda mengalami kondisi threshold. Kondisi threshold adalah kondisi tumpahnya gelas emosi, sehingga anda marah bukanlah karena kejadian itu yang sebenarnya melainkan akumulasi dari emosi-emosi yang terkumpul didalam gelas yang kemudian keluar. Ketika anda membanting piring bisa jadi itu bukanlah karena makanan istri anda yang tidak enak,melainkan karena ada emosi sebelum anda pulang bekerja dimana mungkin anda terkena macet, mungkin anda dimarahi oleh boss anda yang sebenarnya itu telah memenuhi gelas emosi anda. Dan ketika makanan yang kurang enak dari istri anda kemudian menjadi pencetus melubernya gelas emosi, maka meluberlah semua emosi yang telah anda di dalam gelas bersama emosi-emosi anda sebelumnya.
Oleh karena itu sebelum gelas emosi di dalam fikiran anda meluber keluar, maka buanglah emosi negative dari fikiran anda. Jangan pernah biarkan emosi negative itu penuh dan menjadi Threshold.
Lantas apa saja yang perlu dilakukan agar threshold tidak terjadi..?
Saya kira, anda telah tahu jawabannya, namun bila gejala masih berlanjut. Silahkan anda menghubungi professional Mind terapist terdekat. atau datang ke klinik saya..
Istrimu Bukan Pelacur, Trending Article di Kompasiana
Reviewed by Edi Sugianto
on
01.04
Rating: