Quantum Kemakmuran
“Auto Success Mechanism Installation”
Setiap orang mempunyai mekanisme sukses dan mekanisme gagal. Mekanisme kegagalan bekerja secara otomatis, tetapi mekanisme kesuksesan tidak bisa diaktifkan kecuali dilakukan dengan sadar dan terencana.
Ilmu cybernetics memberikan kita cara yang efektif untuk melihat ke dalam otak manusia dan sistem syaraf. Pikiran bawah sadar kita sebenarnya terdiri dari susunan mekanisme syaraf yang berfungsi memenuhi tujuan, dengan kata lain sistem pandu manusia yang bekerja secara otmatis. Quantum Kemakmuran adalah ilmu dari sistem pandu manusia ini.
Mekanisme sistem syaraf memiliki akses kepada semua hal yang telah kita lihat atau lakukan, baui, rasakan, dan pelajari. Semuanya terekam dalam otak kita. Jika anda memasukkan tujuan anda ke dalam mekanisme sistem syaraf ini, secara otomatis ia akan memikirkan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi manusia adalah secara natural adalah mahluk cybernetic, atau makhluk pencari tujuan. Begitulah kita diciptakan. Mekanisme sistem syaraf lah yang menyebabkan anda bisa mengikat sepatu anda, membuat sarapan dan mengemudikan mobil anda melalui jalan yang berliku ke kantor, dan pada saat bersamaan memikirkan hal-hal lainnya.
Mekanisme sistem syaraf ini tidak terbentuk sendiri. Ia bekerja sesuai dengan apa yang kita programkan ke dalamnya. Mekanisme ini adalah sebuah alat yang sangat kuat yang berada di bawah perintah alam sadar kita. Apabila anda menteapkan tujuan yang positif dan sukses, ia akan menghasilkan hasil yang positif dan sukses juga. Ia akan berubah menjadi mekanisme yang sukses. Jika anda mengrimkan sinyal kegagalan, ia akan berfungsi sebagai mekanisme kegagalan dan menghasilkan kegagalan pula.
Servomechanism
Sebagai analogi, kita dapat mengamati proses peluncuran peluru kendali. Sebelum peluncuran, operator akan memasukkan koordinat dari target yang dituju ke sebuah panel kontrol atau komputer yang nantinya akan mengendalikan perjalanan peluru kendali dimaksud. Ketika peluru kendali telah meluncur, maka dapat dipastikan peluru kendali tersebut akan bergerak lurus ke atas, untuk kemudian gerakan ini direvisi sehingga mungkin akan berubah arahnya untuk kemudian kembali bergerak lurus sesuai arah revisi terakhir, kemudian direvisi lagi, dan seterusnya, sehingga akhirnya mencapai target yang dimaksud. Perjalanan peluru kendali ini akan di-revisi terus menerus melalui suatu “close-loop feedback control”, sehingga secara keseluruhan akan mengakibatkan peluru tersebut dapat mencapai sasaran, walaupun peluncuran tersebut mungkin terganggu dengan oleh cuaca. Revisi atau koreksi terus menerus akan terjadi, dengan tujuan agar arah peluru kendali tetap bertahan ke koordinat yang telah di-inputkan. Gerakan yang di-revisi terus menerus, agar tetap mengarah ke sasaran yang ditargetkan inilah yang disebut sebagai mekanisme servo atau “Servomechanism”.
Seperti mekanisme peluru kendali, sukses mekanisme dalam diri kita secara otomatis akan mengolah feedback (umpan balik) terhadap keinginan atau sasaran yang sudah digambarkan secara jelas dan melakukan koreksi terhadap tindakan-tindakan kita sehingga sasaran itu tercapai dengan waktu yang kita bisa terkejut dengan hasilnya karena dalam banyak hal kita terlalu under estimate kemampuan diri kita sendiri padahal kita punya mekanisme sukses yang bekeja otomatis untuk diri kita 24 jam sehari tanpa henti, bahkan pada saat kita tidur Auto Success Mechanism kita masih terus bekerja.
Kita semua sesungguhnya bergerak selalu ke arah tertentu ! Walaupun terkadang kita sesaat berada di kondisi yang berbeda, tetapi selalu ada upaya “cerdas” dari “Unconscious” untuk “membelokkan” arah gerakan ini agar selalu menuju ke target yang telah ditetapkan, tanpa perduli apakah target ini sesungguhnya kita inginkan atau tidak kita inginkan secara “sadar”. Kita semua bergerak dengan dipandu oleh sang “Pilot Otomatis” yang dinamakan dengan “Automatic Guidance System”, yang bertugas menjaga kemudi agar kita selalu berada di perjalanan yang “benar” sesuai dengan koordinat yang telah diberikan.
Servomechanism adalah ekspresi dari berbagai hal kompleks yang tersimpan dalam diri kita dan telah mencapai tingkatan “Unconscious Competence”. Segala hal yang telah berada di tingkatan ini akan menghasilkan Servomechanism yang nyaris tidak dapat lagi ditolak, sehingga kerapkali disebut sebagai “nasib” (dalam istilah pipuler di keseharian).
Apapun yang telah mencapai tingkatan “Unconscious Competence” dalam diri kita, akan menjadikan kita sebagai seorang “Master”, tidak perduli bahwa kita adalah Master di hal-hal yang memberdayakan ataupun tidak memberdayakan, atau kita adalah Master di hal-hal yang justru tidak kita inginkan atau di hal yang kita inginkan ! Sang Master akan menjadi “Automatic Guidance System” untuk selalu menjalankan “Servomechanism” agar target akhir dapat dicapai !
Dalam kehidupan sehari-hari kitapun sering mengamati orang-orang yang seakan-akan sudah “terkunci” oleh sesuatu, sehingga secara umum mereka selalu memperoleh hasil akhir yang “sama”, walaupun seringkali gerakan mereka seakan berliku, tetapi tampak jelas ada suatu “kecerdasan” yang selalu melakukan revisi, sehingga akhirnya mereka selalu menuju ke hal yang sama.
Ada manusia yang memiliki kecenderungan “beruntung” dalam dunia bisnis. Apapun yang mereka lakukan, entah dengan gerakan lurus atau berbelak-belok, toh akhirnya menghasilkan suatu fenomena yang seringkali tidak dapat di-definisikan, kecuali dengan kalimat “Dia benar-benar beruntung !”.
Sebaliknya, ada pula manusia yang memiliki kecenderungan selalu “sial”. Mereka ini seringkali sudah mencurahkan usaha dan pikiran yang sangat keras dalam mewujudkan tujuannya. Tetapi tetap saja yang terjadi seringkali hanyalah gerakan kesuksesan “semu” yang akhirnya berujung juga ke sesuatu yang disebut sebagai “kesialan”.
Ada pribadi yang sangat sabar, sehingga selalu berada di wilayah yang membuatnya tetap dapat bersabar dengan cara yang sangat nyaman dan mudah.Bahkan ketika terjadi suasana yang tidak kondusif sekalipun, iapun selalu memiliki celah untuk akhirnya tetap berlaku sabar.
Ada pula pribadi yang sangat emosional, dan cenderung mudah untuk menciptakan musuh. Bahkan di tempat yang paling terpencil sekalipun, selalu ada situasi-situasi yang akhirnya membuatnya mudah untuk menciptakan musuh baru.
Ada manusia yang mudah sekali memperoleh pinjaman uang, tetapi ada pula manusia yang selalu terjebak situasi untuk “meminjamkan” uang !
Ada manusia yang sangat mudah untuk menarik lawan jenisnya, dan sebaliknya banyak pula manusia yang kesepian karena cenderung untuk dijauhi oleh lawan jenisnya.
Hal-hal di atas hanyalah sedikit contoh dari apa yang dinamakan dengan “Servomechanism” dalam kehidupan nyata. Dan kita semua juga selalu bergerak dengan pola Servomechanism di berbagai konteks kehidupan...
Marilah kita melakukan refleksi sejenak untuk sekedar mengamati dan merasakan kembali berbagai peristiwa yang pernah kita lalui :
Apakah kita cenderung untuk selalu beruntung ?
Apakah kita cenderung untuk selalu sial ?
Apakah kita cenderung untuk mudah sakit ?
Apakah kita cenderung untuk mudah memperoleh sahabat baru ?
Apakah kita cenderung untuk bersabar ?
Apakah kita cenderung untuk marah ?
Apakah kita cenderung bertemu dengan orang-orang yang tidak menyenangkan ?
Apakah kita cenderung mudah untuk bertemu dengan peluang bisnis ?
Apakah kita cenderung untuk terlambat ?
Apakah kita cenderung untuk tepat waktu ?
Apakah kita cenderung untuk mudah memperoleh bantuan ?
Apakah kita cenderung mudah mendapatkan pinjaman uang ?
Apakah kita cenderung menjadi tempat orang lain untuk berkeluh-kesah ?
Dan 1001 kecenderungan lainnya, yang dapat mencerminkan gerakan “Servomechanism”.
REFERENSI ARTIKEL : https://www.facebook.com/notes/yan-nurindra/semuanya-hanyalah-sekedar-sebuah-servomechanism/493658580010
SEMOGA BERMANFAAT..
Setiap orang mempunyai mekanisme sukses dan mekanisme gagal. Mekanisme kegagalan bekerja secara otomatis, tetapi mekanisme kesuksesan tidak bisa diaktifkan kecuali dilakukan dengan sadar dan terencana.
Ilmu cybernetics memberikan kita cara yang efektif untuk melihat ke dalam otak manusia dan sistem syaraf. Pikiran bawah sadar kita sebenarnya terdiri dari susunan mekanisme syaraf yang berfungsi memenuhi tujuan, dengan kata lain sistem pandu manusia yang bekerja secara otmatis. Quantum Kemakmuran adalah ilmu dari sistem pandu manusia ini.
Mekanisme sistem syaraf memiliki akses kepada semua hal yang telah kita lihat atau lakukan, baui, rasakan, dan pelajari. Semuanya terekam dalam otak kita. Jika anda memasukkan tujuan anda ke dalam mekanisme sistem syaraf ini, secara otomatis ia akan memikirkan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi manusia adalah secara natural adalah mahluk cybernetic, atau makhluk pencari tujuan. Begitulah kita diciptakan. Mekanisme sistem syaraf lah yang menyebabkan anda bisa mengikat sepatu anda, membuat sarapan dan mengemudikan mobil anda melalui jalan yang berliku ke kantor, dan pada saat bersamaan memikirkan hal-hal lainnya.
Mekanisme sistem syaraf ini tidak terbentuk sendiri. Ia bekerja sesuai dengan apa yang kita programkan ke dalamnya. Mekanisme ini adalah sebuah alat yang sangat kuat yang berada di bawah perintah alam sadar kita. Apabila anda menteapkan tujuan yang positif dan sukses, ia akan menghasilkan hasil yang positif dan sukses juga. Ia akan berubah menjadi mekanisme yang sukses. Jika anda mengrimkan sinyal kegagalan, ia akan berfungsi sebagai mekanisme kegagalan dan menghasilkan kegagalan pula.
Servomechanism
Sebagai analogi, kita dapat mengamati proses peluncuran peluru kendali. Sebelum peluncuran, operator akan memasukkan koordinat dari target yang dituju ke sebuah panel kontrol atau komputer yang nantinya akan mengendalikan perjalanan peluru kendali dimaksud. Ketika peluru kendali telah meluncur, maka dapat dipastikan peluru kendali tersebut akan bergerak lurus ke atas, untuk kemudian gerakan ini direvisi sehingga mungkin akan berubah arahnya untuk kemudian kembali bergerak lurus sesuai arah revisi terakhir, kemudian direvisi lagi, dan seterusnya, sehingga akhirnya mencapai target yang dimaksud. Perjalanan peluru kendali ini akan di-revisi terus menerus melalui suatu “close-loop feedback control”, sehingga secara keseluruhan akan mengakibatkan peluru tersebut dapat mencapai sasaran, walaupun peluncuran tersebut mungkin terganggu dengan oleh cuaca. Revisi atau koreksi terus menerus akan terjadi, dengan tujuan agar arah peluru kendali tetap bertahan ke koordinat yang telah di-inputkan. Gerakan yang di-revisi terus menerus, agar tetap mengarah ke sasaran yang ditargetkan inilah yang disebut sebagai mekanisme servo atau “Servomechanism”.
Seperti mekanisme peluru kendali, sukses mekanisme dalam diri kita secara otomatis akan mengolah feedback (umpan balik) terhadap keinginan atau sasaran yang sudah digambarkan secara jelas dan melakukan koreksi terhadap tindakan-tindakan kita sehingga sasaran itu tercapai dengan waktu yang kita bisa terkejut dengan hasilnya karena dalam banyak hal kita terlalu under estimate kemampuan diri kita sendiri padahal kita punya mekanisme sukses yang bekeja otomatis untuk diri kita 24 jam sehari tanpa henti, bahkan pada saat kita tidur Auto Success Mechanism kita masih terus bekerja.
Kita semua sesungguhnya bergerak selalu ke arah tertentu ! Walaupun terkadang kita sesaat berada di kondisi yang berbeda, tetapi selalu ada upaya “cerdas” dari “Unconscious” untuk “membelokkan” arah gerakan ini agar selalu menuju ke target yang telah ditetapkan, tanpa perduli apakah target ini sesungguhnya kita inginkan atau tidak kita inginkan secara “sadar”. Kita semua bergerak dengan dipandu oleh sang “Pilot Otomatis” yang dinamakan dengan “Automatic Guidance System”, yang bertugas menjaga kemudi agar kita selalu berada di perjalanan yang “benar” sesuai dengan koordinat yang telah diberikan.
Servomechanism adalah ekspresi dari berbagai hal kompleks yang tersimpan dalam diri kita dan telah mencapai tingkatan “Unconscious Competence”. Segala hal yang telah berada di tingkatan ini akan menghasilkan Servomechanism yang nyaris tidak dapat lagi ditolak, sehingga kerapkali disebut sebagai “nasib” (dalam istilah pipuler di keseharian).
Apapun yang telah mencapai tingkatan “Unconscious Competence” dalam diri kita, akan menjadikan kita sebagai seorang “Master”, tidak perduli bahwa kita adalah Master di hal-hal yang memberdayakan ataupun tidak memberdayakan, atau kita adalah Master di hal-hal yang justru tidak kita inginkan atau di hal yang kita inginkan ! Sang Master akan menjadi “Automatic Guidance System” untuk selalu menjalankan “Servomechanism” agar target akhir dapat dicapai !
Dalam kehidupan sehari-hari kitapun sering mengamati orang-orang yang seakan-akan sudah “terkunci” oleh sesuatu, sehingga secara umum mereka selalu memperoleh hasil akhir yang “sama”, walaupun seringkali gerakan mereka seakan berliku, tetapi tampak jelas ada suatu “kecerdasan” yang selalu melakukan revisi, sehingga akhirnya mereka selalu menuju ke hal yang sama.
Ada manusia yang memiliki kecenderungan “beruntung” dalam dunia bisnis. Apapun yang mereka lakukan, entah dengan gerakan lurus atau berbelak-belok, toh akhirnya menghasilkan suatu fenomena yang seringkali tidak dapat di-definisikan, kecuali dengan kalimat “Dia benar-benar beruntung !”.
Sebaliknya, ada pula manusia yang memiliki kecenderungan selalu “sial”. Mereka ini seringkali sudah mencurahkan usaha dan pikiran yang sangat keras dalam mewujudkan tujuannya. Tetapi tetap saja yang terjadi seringkali hanyalah gerakan kesuksesan “semu” yang akhirnya berujung juga ke sesuatu yang disebut sebagai “kesialan”.
Ada pribadi yang sangat sabar, sehingga selalu berada di wilayah yang membuatnya tetap dapat bersabar dengan cara yang sangat nyaman dan mudah.Bahkan ketika terjadi suasana yang tidak kondusif sekalipun, iapun selalu memiliki celah untuk akhirnya tetap berlaku sabar.
Ada pula pribadi yang sangat emosional, dan cenderung mudah untuk menciptakan musuh. Bahkan di tempat yang paling terpencil sekalipun, selalu ada situasi-situasi yang akhirnya membuatnya mudah untuk menciptakan musuh baru.
Ada manusia yang mudah sekali memperoleh pinjaman uang, tetapi ada pula manusia yang selalu terjebak situasi untuk “meminjamkan” uang !
Ada manusia yang sangat mudah untuk menarik lawan jenisnya, dan sebaliknya banyak pula manusia yang kesepian karena cenderung untuk dijauhi oleh lawan jenisnya.
Hal-hal di atas hanyalah sedikit contoh dari apa yang dinamakan dengan “Servomechanism” dalam kehidupan nyata. Dan kita semua juga selalu bergerak dengan pola Servomechanism di berbagai konteks kehidupan...
Marilah kita melakukan refleksi sejenak untuk sekedar mengamati dan merasakan kembali berbagai peristiwa yang pernah kita lalui :
Apakah kita cenderung untuk selalu beruntung ?
Apakah kita cenderung untuk selalu sial ?
Apakah kita cenderung untuk mudah sakit ?
Apakah kita cenderung untuk mudah memperoleh sahabat baru ?
Apakah kita cenderung untuk bersabar ?
Apakah kita cenderung untuk marah ?
Apakah kita cenderung bertemu dengan orang-orang yang tidak menyenangkan ?
Apakah kita cenderung mudah untuk bertemu dengan peluang bisnis ?
Apakah kita cenderung untuk terlambat ?
Apakah kita cenderung untuk tepat waktu ?
Apakah kita cenderung untuk mudah memperoleh bantuan ?
Apakah kita cenderung mudah mendapatkan pinjaman uang ?
Apakah kita cenderung menjadi tempat orang lain untuk berkeluh-kesah ?
Dan 1001 kecenderungan lainnya, yang dapat mencerminkan gerakan “Servomechanism”.
REFERENSI ARTIKEL : https://www.facebook.com/notes/yan-nurindra/semuanya-hanyalah-sekedar-sebuah-servomechanism/493658580010
SEMOGA BERMANFAAT..
Quantum Kemakmuran
Reviewed by Edi Sugianto
on
06.42
Rating:
masih belum faham nih apa yang sedang d bahas ...
BalasHapus