HYPNOSIS & PARANORMALITY

by. Purnawan EA
Bidang yang kita tekuni adalah bidang yang sangat kental berhubungan dengan pikiran, keyakinan, perasaan, dan semua hal yang belum bisa diungkap oleh ilmu pengetahuan.

Dari sisi ilmu pengetahuan, garisnya sudah jelas, bila tidak bisa dibuktikan berulang-ulang dalam kondisi bebas pengaruh / predicate ceteris paribus, maka ilmu pengetahuan tidak mau menerimanya. Paling banter ilmu pengetahuan hanya bisa menerimanya sebagai pseudoscience, atau istilah cemoohnya: ilmu setengah jadi ! Menganggap isapan jempol tidak berani, tetapi menganggap sebagai science juga belum rela.

Dari sisi pandangan non skeptik, kita bisa menerima walaupun belum dinobatkan sebagai ilmu pengetahuan karena dampak positifnya bisa dimanfaatkan. Ibaratnya, kita tidak perlu tahu gizi dan susunan kimia makanan kita, sejauh itu sehat dan bisa mengenyangkan, ya makan saja !

Jaman dulu ketika alat pelacak gelombang elektromanetis belum ditemukan, maka gelombang elektromanet juga dianggap paranormal. Listrikpun pernah mengalami hal itu sehingga lahir kisah Frankenstein, manusia yang dibuat dengan pengaruh percikan arus listrik. Pada jaman itu listrik begitu memukau, ada, tetapi tidak bisa betul-betul dilihat. Gejalanya terasa, energinya terasa, tetapi tidak bisa dibungkus,dan ditimbang seperti barang lain yang punya masa.

Saya pribadi pernah menjadi seorang fanatik, percaya sepenuhnya gejala paranormal, jin, setan, malaikat, hantu, energi hidup dll, tetapi pernah juga menjadi seorang skeptik yang menganggap semuanya klenik. Pengalaman hidup juga yang akhirnya membuat saya lebih menyerahkan ‘kepada ahlinya” seperti semboyan Bang Foke, Gubernur DKI di masa lalu. Akhirnya saya menyadari bahwa sikap terbaik adalah berpikiran terbuka, mau mengunyah semua pendapat tetapi membuat jarak agar tidak terjerumus dalam jurang fanatisme ataupun skeptis. Menjadi fanatik tidak bisa melihat keluar, tetapi menjadi skeptik juga menyebabkan kita tidak bisa melihat kedalam.

Untuk menjaga keseimbangan ini saya lalu merasa perlu untuk mempelajari buku-buku yang membahas tentang paranormal, baik dari sisi skeptik maupun dari sisi yang menerima. Pasien dan calon pasien kita beragam, ada yang fanatik, ada yang skeptik dan ada yang open-mind.

Bagaimana mungkin kita bisa membantu, kalau belum apa-apa kita sudah apriori dengan pandangan pasien kita?
Bagaimana kita bisa menyelami problem dan keyakinan pasien kita, kalau terapisnya ada “di dunia lain?”

Ketika kita memilih profesi untuk jadi terapis atau healer, kita sudah dengan sendirinya menerima bahwa tujuan pokok kita dalah membantu kesembuhan pasien, jadi apapun yang bisa menolong untuk menjadikan sembuh harus kita upayakan. Kita tidak perlu mengikuti keyakinan pasien, tetapi kita harus tahu pola keyakinan pasien.

Pikiran saya menjadi lebih terbuka lagi ketika mendapatkan buku tentang penelitian gejala paranormal di negara Tirai besi , era kejayaan USSR (Rusia masa lalu). Disana penelitian tentang keparanormalan betul-betul dibedah dengan pisau analisa yang tajam karena USSR tidak punya pandangan religius. Negara lain yang memiliki pandangan religius, sering kali menghadapi masalah ketika melakukan percobaan-percobaan paranormal. Sering kali percobaan-percobaan itu lalu seperti menentang dogma agama yang sudah dipercaya dan tidak boleh diganggu gugat. Batasan-batasan religiusitas jadi menghabat gerak pisau analisa untuk digunakan secara lugas. Ini kelebihan negara Tirai Besi dalam hal berkontirbusi mengungkap gejala paranormal. Ternyata walaupun sudah tanpa batasan apapun, masih banyak misteri yang tetap jadi misteri. Itulah besarnya pikiran dan kekuatan pikiran manusia.

Bila Anda merasa artikel ini bermanfaat, mohon bantu untuk SHARE keteman-teman Anda. Kalau tombol share di klik, maka semua teman Anda ikut membaca.

Klik di www.naqsdna.com untuk membaca artikel lain di perpustakaan NAQS DNA.

TERIMA KASIH.

Sumber Artikel : Therapeutic Strategy in Hypnosis
Link : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=458491064211642&set=a.455744554486293.107119.455687457825336&type=1