Spirit Hari Raya Qurban : Taqorrub 2
Assalamu'alaikum wa rohmatullahi Wa barokatuh....
Sahabat, dalam tulisan pertama yang berjudul : Spirit Hari Raya Qurban : Taqorrub sudah saya tuliskan bahwa “QURBAN”, yang secara etimologi berarti “pendekatan”, mengandung pesan tentang upaya mendekatkan diri kepada Tuhan dengan jalan mempersembahkan hidup kita untuk perjuangan membela nilai-nilai kemanusiaan. Nilai kebajikan ibadah qurban bukan terletak pada persembahan daging hewan qurban, melainkan ketakwaan dan ketulusan (QS al-Hajj: 37).
Maka dalam proses pendekatan diri kepada Allah swt atau TAQORRUBAN ILALLAH sesungguhnya Yang terpenting adalah Prosesnya dan bukan sampainya..... Karena soal Proses adalah tugas dan bagian kita, sedangkan soal sampainya kita adalah sudah menjadi Urusan Allah swt.
PROSES & TUJUAN
Pada suatu siang yang terik ada seorang master Sufi yang sangat terkenal karena kebijaksanaannya sehingga beliau bisa berbicara dengan siapa saja termasuk dengan bintang sekalipun. Dalam perjalanannya melintasi padang gurun tersebut, dia melihat seekor semut yang sedang berjalan terburu-buru. Dia penasaran dan tertarik untuk mencoba menyapanya.
“Hi semut, sedang kemana kamu sepertinya terburu-buru?”
Semut tersebut kaget kok bisa-bisanya ada manusia yang ngajak ngomong dia. Karena dia lihat sang Master Sufi tersebut sangatlah bijaksana maka dia menjawab
“saya sedang berjalan menuju ke Mekah”
Sang Master Sufi tersebut terbengong-bengong dan dia berpikir “ ngga salah nih dia mau pergi ke Mekah” dibenaknya, kemudian dia menanyakan kepada semut itu.
“ Kamu ke Mekah? Kapan kamu sampai? Sedangkan perjalanan ke Mekah sangatlah jauh? Mana bisa sampai?”
Dengan bijak sang semut tersebut menjawab
“ Tidak penting sampai atau tidak sampai, yang penting saya tahu tujuan hidup saya. Saya mau ke Mekah”
Dan tercenunglah sang Master Sufi tersebut sambil berpikir. Hmmm se-ekor semut saja mempunyai tujuan dalam hidupnya. Sedangkan banyak manusia yang masih belum mempunyai tujuan dalam hidupnya. Mereka membiarkan hidup mereka terombang ambing dibawa oleh arus. Ada yang bisa sampai ketujuan ada yang sudah skeptis sebelum mencapai tujuannya. Sedangkan semut ini? Wuihhh bijaksana sekali hidup dia. Setelah dia mengatakan itu, dia berpamitan kepada sang semut yang sedang berjalan tersebut dan mendoakan semut tersebut agar sampai pada tujuannya. amin...
Ulasan saya :
Kisah di atas menimbulkan ilham di hati saya untuk menuliskan artikel ini.
Sering saya bertemu dengan para Salik atau para spiritualis yang rindu berjumpa dengan Tuhannya. Dan mereka banyak yang berkonsultasi dan sharing dengan saya. yang pada intinya, mereka sudah tidak sabar dan ingin segera berjumpa dengan Tuhan serta bertanya rute terdekat untuk sampai kepada Tuhan.
Dan saya jawab,
- Lupakan segala ambisimu untuk tergesa-gesa berjumpa dengan Tuhan. Karena Tuhan tidak akan pernah dapat kau temui ketika dirimu masih dipenuhi oleh nafsu kepentingan pribadi.
- Lupakan segala teori tentang ilmu hakikat & makrifat. karena semua pengetahuan itu memang penting untuk membuka wawasan fikiran dan hati kita terhadap Tuhan. Tetapi ingatlah, bahwa pengetahuan itu hanya sekedar untuk menguatkan dan mengokohkan perjalanan kita, namun tidak dapat menyampaikan kita untuk naik ke Maqom (Tingkatan Spiritual) yang lebih tinggi. Karena untuk naik maqom itu adalah murni Hidayah dan Kehendak Allah swt dan bukan karena kekuatan ilmu dan Mujahadah kita. Tugas kita hanya mengusahakan sebab-sebab yang memberikan akibat turunnya ridlo Allah atas diri kita dan selanjutnya kita bertawakal dan berserah diri kepada Allah swt semata.
- Sebagaimana spirit yang kita pelajari dari semut dalam kisah di atas, Yang menjadi inti persoalan bukanlah mengenai kapan sampainya kita. Yang terpenting adalah kita tahu tujuan hidup kita sehingga kita dapat memfokuskan diri di atas jalan yang lurus & benar.
Sukses adalah sebuah perjalanan yang tiada akhir, ini adalah terkait dengan pertumbuhan yang sehat dari Pohon Kehidupan kita. Yang mana kehidupan yang sehat dan benar akan senantiasa mengalami kemajuan yang terus menerus ke arah tujuan tertinggi kita, Visi Kita, dan kehidupan yang menjadi impian kita di segala bidang kehidupan.
Dengan meletakkan sukses di setiap titik perjalanan yang telah kita tempuh dan bukan di titik akhir perjalanan, akan menjadikan kita dapat menikmati dan mensyukuri setiap detik dari kehidupan kita.... Kita dapat menikmati moment hidup di saat ini, detik ini, dengan penuh kesadaran.... Sehingga diri kita akan senantiasa diselimuti oleh energi yang sangat kuat... Yang terpancar dari sikap positif kita terhadap kehidupan...
Dan bila energi sukses itu terpancar di setiap titik kehidupan kita, Bukankah itu artinya kita sudah hidup dan bergelimang dalam kesuksesan.....???
Allah berfirman :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (ni'mat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". ( QS. Ibrahim 7-8 )
Jika kita bersyukur maka nikmat akan ditambah.
Rasa syukur akan menyingkap tirai dan menghapus kabut yang melingkupi begitu banyak hal yang mestinya kita syukuri. Dengan mulai bersyukur, kita akan menemukan hal lain yang langsung kita sadari juga patut disyukuri. Rasa syukur ini, kemudian juga akan menemukan hal lain yang juga patut disyukuri. Bola salju itu mulai bergulir.
Maka berjalanlah kita dari satu rasa syukur ke rasa syukur yang lain. Sesungguhnyalah, perjalanan dan petualangan dari satu syukur ke syukur yang lain, adalah perjalanan dari satu nikmat ke nikmat yang lain.
Segala kenikmatan itu telah diberikan kepada kita, tanpa kita menyadarinya selama ini. Kesadaran akan eksistensi kenikmatan yang kini terkuak itu, jelas-jelas adalah penambahan kenikmatan yang muncul dari kesadaran dan makin pekanya panca indera kita.
Kemudian, rasa syukur yang mulai menyemburat dari berbagai penjuru itu akan menciptakan sebuah fenomena unik, yaitu munculnya rasa dekat sekaligus rasa senang dan rasa menyukai terkait dengan berbagai fenomena yang disyukuri. Dengan merasa dekat, senang, dan suka ini, kita akan menjadi makin peka dan lebih mampu melihat, mendengar, dan merasakan detil dari berbagai kenikmatan.
Kemudian, petualangan rasa senang, dekat, dan menyukai ini, yang dijejali oleh berbagai penemuan akan kenikmatan yang makin jelas dan makin detil, mulai menciptakan state (kondisi Fikiran & perasaan) yang sangat kondusif untuk kepentingan Learning dan Creativity. Segala kenikmatan itu kemudian makin terbuka dan terkuak, mengambil bentuk kenikmatan pembelajaran dan penemuan, kenikmatan kreatifitas dan berkreasi.
Muaranya, adalah pintu-pintu yang terbuka menuju solusi-solusi. Sangat mungkin, kenikmatan solusi itu juga muncul dari pintu yang tak pernah disangka-sangka.
Maka, mampukah kita menghitung kenikmatan yang dianugerahkannya-Nya?
Jika suatu saat engkau merasa mentok, merasa kurang kreatif, merasa putus asa, merasa tak menemukan jawaban dan putus harapan dari segala persoalan di dalam hidupmu, Engkau tahu harus bagaimana bukan...??? BERSYUKURLAH....
Wallahu a'lam
Spirit Hari Raya Qurban : Taqorrub 2
Reviewed by Edi Sugianto
on
09.35
Rating:
Tidak ada komentar: