Selamat Jalan Abah Anom
Kami Keluarga Besar NAQS DNA, Menghaturkan Turut Bela sungkawa atas wafatnya Abah Anom (Syeikh KH Ahmad Shohibul wafa Tajul Arifin) Ulama Besar Guru Mursyid TQN Suryalaya. Beliau telah berlindung di haribaan Ilahi Robbi pada hari Senin 5 September 2011 pukul 11.50 WIB di RS Tasik Medical Citratama.
Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah dia dengan air, salju dan embun. Sucikanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana pakaian disucikan dari najis. Gantikan untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, gantikan untuknya keluarga yang lebih baik dari keluarganya, gantikan untuknya isteri (pasangan) yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ke dalam surga dan lindungilah dia dari azab kubur dan azab neraka.
Ya Allah, ampunilah beliau, naikkanlah darjatnya diantara orang-orang yang mendapat hidayah, dan lindungilah keluarga dan keturunannya yang masih hidup. Ampunilah dia dan kami, wahai Tuhan sekelian alam, luaskanlah kubur baginya dan berikanlah cahaya di dalamnya.
Khusyusyon Ila hadrotus syeikh KH Ahmad Shohibul wafa Tajul Arifin, Al-Fatehah...
Sahabat, Sungguh para ‘ulama merupakan pelita bagi umat. Keberadaan mereka sangat penting dalam membimbing dan mengarahkan umat ini ke jalan hidayah. Mereka adalah orang-orang terpercaya, pewaris para Nabi, yang mengemban tugas besar menjaga agama ini dari berbagai penyelewengan dan penyimpangan.
Sungguh kepergian mereka merupakan musibah besar bagi umat ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ؛ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ‘ulama. Kalau Allah tidak lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pimpinan-pimpinan yang bodoh. Kemudian para pimpinan bodoh tersebut akan ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. [Al-Bukhari (100, 7307); Muslim (2673)]
Oleh karena itu, Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengingatkan dan menasehatkan :
عليكم بالعلم قبل أن يرفع، ورفعه هلاك العلماء، فوالذي نفسي بيده ليودن رجال قتلوا في سبيل الله شهداء أن يبعثهم الله علماء لما يرون من كرامتهم، وإن أحدا لم يولد عالما، وإنما العلم بالتعلم
“Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sebelum ilmu tersebut dihilangkan. Hilangnya ilmu adalah dengan wafatnya para ‘ulama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syuhada, mereka sangat menginginkan agar Allah membangkitkan mereka dengan kedudukan seperti kedudukannya para ‘ulama, karena mereka melihat begitu besarnya kemuliaan para ‘ulama. Sungguh tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan sudah berilmu. Ilmu itu tidak lain didapat dengan cara belajar.” [lihat Al-’Imu Ibnu Qayyim, no. 94].
Begitulah bahaya dihilangkanya ilmu dari komunitas dunia dengan cara menghilangkan para ahlinya yaitu para ulama. Ilmu yang bagaimana yang akan dihilangkan tentu ini menjadi pertanyaan besar bagi kita. Yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu yang ada dalam al-Quran dan as-Sunnah, keduanya adalah warisan dari para Nabi dan Rasul. Ulama yang mengajarkan al-Qur'an dan as-Sunnah adalah para pewaris Nabi dan Rasul. Sedangkan kehidupan kita adalah kehidupan yang membutuhnakn bimbingan dan petunjuk dari para utusan Allah.
Wafatnya para Nabi dan Rasul menjadikan peran ulama sebagai pewaris-Nya menjadi sangat penting di tengah bermunculanya ilmu-ilmu yang hanya berdimensi dunia. Ilmu dunia justru sebaliknya, ia akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan bahkan nafsu manusia.
Boleh jadi ilmu tersebut (dunia) akan menghancurkan dirinya dan inilah saat-saat dimana manusia berjalan ke arah kebodohan. Imam adz-Dzahabi ulama ahli tarikh Islam memaparkan, "Dan mereka tidak diberikan ilmu kecuali hanya sedikit saja. Adapun sekarang, maka tidak tersisa dari ilmu yang sedikit itu kecuali sedikit saja pada sedikit manusia, sungguh sedikit dari mereka yang mengamalkan ilmu yang sedikit tersebut, maka cukuplah Allah sebagai penolong bagi kita". (Tadzkiratu al-Huffaazh III/1031).
Dan ilmu yang akan dicabut paling akhir adalah ilmu tentang Allah , Rasulullah bersabda, "Tidak akan datang hari kiamat hingga di bumi tidak lagi disebut; Allah, Allah" (Muslim kitab al-Iiman, bab Dzahabu al-Iman akhira al-zaman II/178 syarah an-Nawawi).
Sungguh para ulama merupakan pelita bagi umat. Keberadaan mereka sangat penting dalam membimbing dan mengarahkan umat ini ke jalan hidayah, dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman para generasi as-salafush shalih. Mereka adalah orang-orang terpercaya, pewaris para Nabi, yang mengemban tugas besar menjaga agama ini dari berbagai penyelewengan dan penyimpangan.
Wallahu a'lam
Cuplikan Berita 1 :
Sesepuh Ponpes Suryalaya Abah Anom Wafat
Abah Anom merupakan putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad.
Senin, 5 September 2011, 13:04 WIB
VIVAnews - Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, KH A Shohibulwafa Tajul Arifin atau yang dikenal dengan nama Abah Anom, meninggal dunia. Abah Anom meninggal sebelum dzuhur, tepatnya pukul 11.50 WIB di RS Tasik Medical Citratama.
"Iya barusan meninggal sebelum dzuhur. Meninggal dalam usia 96 tahun. Saya belum tahu pasti penyebabnya apa," kata Aay Syarif, staf Yayasan Serba Bakti di Pondok Pesantren Suryalaya, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Senin 5 September 2011.
Menurut Aay, berita meninggalnya sesepuh kelahiran Suryalaya pada 1 Januari 1915 itu belum menyebar. Menurut dia, belum ada pejabat tinggi yang mampir dan melayat.
"Baru pejabat-pejabat dari dua kecamatan saja," ujar Aay. Aay sendiri belum mengetahui rencana kapan dan dimana Abah Anom akan dimakamkan. "Sekarang baru saja dimandikan."
Abah Anom merupakan putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dari ibu yang bernama Hj Juhriyah. Pada usia delapan tahun Abah Anom masuk Sekolah Dasar (Verfolg School) di Ciamis antara tahun 1923-1928.
Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacam Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya. Pada tahun 1930 Abah Anom memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus.
Abah Anom belajar ilmu fiqih dari seorang Kyai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu fiqih, nahwu, sorof dan balaghah kepada Kyai terkenal di Pesantren Jambudipa Cianjur. Setelah kurang lebih dua tahun di Pesantren Jambudipa, beliau melanjutkan ke Pesantren Gentur, Cianjur yang saat itu diasuh oleh Ajengan Syatibi. (umi)VIVAnews
Cuplikan Berita 2 :
Abah Anom dimakamkan di Suryalaya
Senin, 5 September 2011 16:58 WIB |
Tasikmalaya (ANTARA News) - Jenazah Abah Anom pendiri pondok pesantren Suryalaya, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, akan dimakamkan di kompleks pemakaman Suryalaya dengan waktu dan hari belum dapat dipastikan.
"Almarhum dimakamkan di Suryalaya, tapi tidak tahu hari ini atau besok" kata Kepala Bidang Humas Suryalaya H R Bobon Setiadji Bustom saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin.
Rencana proses pemakaman jenazah Abah Anom, kata Bobon, terlebih dahulu dimusyawarahkan bersama keluarga, karena masih menunggu kerabat dan saudara yang berada di luar daerah.
"Kita kumpul dulu bersama keluarga, kapan dimakamkannya belum tahu," jelasnya.
Abah Anom memiliki nama lengkap KH Shohibulwafa Tajul Arifin Ra meninggal dunia pada usia 96 tahun, Senin sekitar pukul 11.30 WIB karena penyakit jantung.
Almarhum Abah Anom sempat menerima tamu di kediamannya di Suryalaya, dan tiba-tiba merasakan sakit. Abah Anom memang memiliki riwayat penyakit jantung.
"Abah Anom tidak sedang sakit, tidak sempat dirawat, tapi karena sakit tua aja ada jantung," jelasnya.
Abah Anom kemudian dibawa ke Rumah Sakit TMC Kota Tasikmalaya, namun setibanya di rumah sakit sudah dalam keadaan meninggal dunia. Jenazah kemudian dibawa kembali ke Suryalaya.
(FPM)
Selamat Jalan Abah Anom
Reviewed by Edi Sugianto
on
03.25
Rating:
Tidak ada komentar: