Mutiara Kehidupan
Konon kabanya, menurut para ahli, mutiara yang mahal itu berasal dari masuknya sebutir pasir kedalam tiram yang terbuka. Pasir yang masuk ini ternyata menimbulkan sakit yang luar biasa sehingga untuk menahan rasa sakit tersebut, sang tiram membungkus pasir itu dengan “air liurnya” terus menerus selama bertahun-tahun. Sebutir pasir yang terus menerus dibungkus dengan “air liurnya” tiram tersebut, secara tidak sadar telah menghadirkan mutiara yang indah dan mahal harganya.
Setiap orang akan menghadapi masalah-masalah dalam hidup ini. Tidak ada hidup tanpa masalah, hidup bukanlah hidup tanpa masalah. Dalam setiap periode perkembangan dan perjalanan hidup manusia selalu ada tahapan-tahapan dan memiliki masalah dan penyelesaian masing-masing. Setiap penyelesaian masalah selalu mengalami proses, ada yang pendek, ada yang sedang kadang-kadang prosesnya begitu lama.
Masalah juga bukanlah hambatan hidup, masalah adalah bagian dan realita dari hidup, bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi dan dijalani dengan kerelaan, kesabaran, keteguhan hati dengan hikmat dan dengan pertolongan Tuhan. Intinya seseorang yang mau bertumbuh ia harus menghadapi masalahnya dan harus siap menghadapi prosesnya.
Setiap masalah yang dihadapi dengan benar dan bijaksana, biasanya berakhir dengan baik dan seringkali membawa kebahagiaan. Selain itu, setiap kali kita menghadapi masalah dan pergumulan seharusnya mengubah kita menjadi manusia yang lebih baik, lebih kuat dan lebih bijaksana. Tanpa perubahan ke arah yang lebih baik sia-sialah pergumulan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Tapi bukan lantas kita mencari-cari masalah. Tidak usah dicari, masalah juga pasti akan datang sendiri kok. Dia akan datang, disaat kita dirasa sudah waktunya untuk naik level. Yang penting adalah bagaimana sikap kita terhadap masalah. Apakah kita mau lari dan bersembunyi dari masalah atau kita memilih fokus mencari solusi dan menyelesaikan semua masalah tersebut.
Yang jelas, mereka yang mendapatkan masalah dan berhasil menyelesaikannya tentu menjadi lebih ahli dari sebelumnya. Bukankah kita belajar dari pengalaman. Walaupun ada yang bilang belajar dari pengalaman orang lain itu lebih baik, adakalanya kita mesti belajar dari pengalaman kita sendiri.
Ketika kita mendapatkan suatu masalah, maka pertama yang harus kita pahami adalah memahami problem dari masalah tersebut, lalu bangkitkan motivasi dalam diri kita untuk menyelesaikan masalah-masalah itu. Kemampuan yang tersimpan di dalam diri anda dan pikiran anda akan mampu membelokkan kenyataan. munculnya suatu masalah dalam kehidupan kita bukanlah peristiwa yang perlu kita takutkan, tetapi justru bisa berubah menjadi peristiwa yang dapat meninggalkan kualitas hidup kita.
Dimanana-mana ada kemauan, di situ ada jalan, hal serupa juga bisa di ambil hikmahnya, setiap masalah itu selalu ada jalan keluaranya,karena setip kesulitan pasti ada jalan keluar yang tersimpan di balik kesulitan itu sendiri. Kita jangan terlalu takut berlebihan ketika kita sedang menghadapi masalah, cukup kita ingat, Tuhan memberikan masalah pasti satu paket dengan solusinya, oleh sebab itu jangan membuat diri kita menjadi lemah karenanya. Sehingga pikiran dan perasaan kita pesimis menghadapi masalah kita sendiri. Tegarlah dengan masalah-masalah kita dan kerahkan sisi terbaik dalam diri kita pasti kita akan menemukan pemecahan masalahnya.
Tak ada manusia yang luput dari ujian hidup. Tak ada keberhasilan yang tak melewati ujian dan rintangan. Semakin bertambah usia seseorang, semakin kencang pula angin kehidupan berhembus untuk menguji ketegaran dan keimanannya. Saat jabatan di amanatkan di pundak seseorang, saat itu pula cobaan dan godaan datang menghadang silih berganti, untuk menguji apakah ia betul-betul layak mengemban amanat jabatan tersebut.
Harta, tahta, dan wanita adalah tiga hal yang sering jadi ujian yang berat dalam hidup. Jabatan adalah juga kursi panas yang siap membakar orang yang duduk di atasnya. Penguasa bisa terguling karena godaan harta yang membuatnya berkorupsi ria.
Hidup dan mati memang diciptakan Sang Pemilik semesta sebagai wahana ujian untuk memilih siapa makhluk-Nya yang terbaik. Mengapa harus repot-repot menjadi orang yang terbaik? Karena hal itulah tujuan hidup manusia. Jika manusia tak memiliki tujuan hidup yang jelas dan luhur, selamanya ia akan didera kebingungan dan kegelisahan, tak ubahnya seperti orang tersesat di tengah hutan dan tidak tahu ke mana jalan pulang. Jika manusia tidak lagi memikirkan tujuan hidupnya, berarti ia merendahkan dirinya menjadi seperti benda, hewan, atau tumbuhan.
Ujian hidup bukanlah bentuk kekejaman dari Sang Pencipta. Sebagaimana ujian sekolah bukanlah bentuk hukuman sewenang-wenang dari sang guru untuk murid-muridnya. Namun itu semata merupakan sebuah kesempatan untuk meningkatkan taraf & kelas kehidupan. Diadakan ujian, karena memang sebelumnya sudah ada pelajaran yang telah diberikan oleh sang guru. Begitu pula ujian hidup. Sang Pemilik hidup sudah membekali manusia dengan akal, hati nurani, kitab suci, dan wejangan para Nabi-Nya. Jika bekal itu sudah diberikan, maka pada saatnya ujian itu akan datang.
Seorang profesor pernah mengatakan bagaimana perak harus dimurnikan sebanyak tujuh kali. Perak yang masih kotor harus dipanaskan dan dilelehkan, karena perak berberat jenis cukup besar, maka ketika dipanaskan dia akan turun dan kotorannya akan naik. Saat itulah kotoran2 yang sudah naik tersebut disaring dan dibersihkan. Setelah mengalami pembersihan tahap pertama, maka kembali perak itu dicairkan untuk tahap kedua kalinya lalu disaring kembali. Hal ini harus dilakukan berulang kali untuk mencapai tingkat kemurnian yang diharapkan. Setelah tujuh kali, barulah perak itu murni, tinggal menyisihkan kotoran2 yang halusnya saja.
Alhasil, setelah melalui berkali-kali proses pembersihan, perak itu begitu cemerlang bagaikan cermin. Padahal, ketika masih kotor, betapa sulitnya untuk bercermin pada perak tersebut. Namun setelah tujuh kali dipanaskan, orang baru dapat melihat wajahnya sendiri pada perak tersebut. Dari sini kita dapat ambil hikmah, bahwa ketika ‘kotoran hidup’ (karakter, watak dan kebiasaan negatif sulit lekang sekalipun sudah berkali-kali berusaha untuk meninggalkannya), maka kita tampaknya perlu masuk dapur api pengujian hidup agar dapat menemukan kembali makna hidup itu sendiri.
“Sesungguhya bersama kesulitan tersimpan kemudahan. Dan sungguh bersama kesulitan itu kemudahan.” (Al-lnsyirah: 5-6)
Mestinya tidak ada lagi tersisa kata untuk menyerah dalam hidup. Sebab, janji Allah adalah suatu hal yang pasti. Jelas, bahwa bersama kesulitan tersimpan kemudahan. Dan tidak ada satupun manusia yang hidup di dunia ini kecuali ia akan mengenyam kesulitan beberapa saat. Namun, bukankah tidak selamanya siang itu ada atau malam itu bertahta. Namun, siang akan berganti malam dan malam pun akan disambut oleh siang.
Jadi, jalanilah hidup ini sesuai dengan sunnatullah dari Yang Maha mencipta alam ini dan seisinya. Merupakan sunnatullah juga, bahwa manusia hendaknya memulai kesuksesannya dari hal yang kecil. Mereka harus meniti anak-anak tangga untuk menuju kesuksesan. Jika ia terjatuh pada satu anak tangga, maka sadarlah bahwa sesungguhnya ia sedang menyambut kemenangan dan kelapangan.
Maka, bukalah pintu-pintu kemenangan dan kelapangan tersebut dengan kunci-kunci yang tepat, agar engkau termasuk orang-orang yang beruntung.
“Dan ketahuilah sesungguhnya kemenangan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesulitan, dan sungguh bersama kesulitan itu bersama kemudahan.” (Al-Arba’un an-NawawTyyah, no. 19).
Terkadang hidup ini perlu merasakan rasa sakit dan ujian bahkan jatuh hingga titik nol untuk menemukan esensi nilai hidup itu sendiri.
Setiap orang akan menghadapi masalah-masalah dalam hidup ini. Tidak ada hidup tanpa masalah, hidup bukanlah hidup tanpa masalah. Dalam setiap periode perkembangan dan perjalanan hidup manusia selalu ada tahapan-tahapan dan memiliki masalah dan penyelesaian masing-masing. Setiap penyelesaian masalah selalu mengalami proses, ada yang pendek, ada yang sedang kadang-kadang prosesnya begitu lama.
Masalah juga bukanlah hambatan hidup, masalah adalah bagian dan realita dari hidup, bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi dan dijalani dengan kerelaan, kesabaran, keteguhan hati dengan hikmat dan dengan pertolongan Tuhan. Intinya seseorang yang mau bertumbuh ia harus menghadapi masalahnya dan harus siap menghadapi prosesnya.
Setiap masalah yang dihadapi dengan benar dan bijaksana, biasanya berakhir dengan baik dan seringkali membawa kebahagiaan. Selain itu, setiap kali kita menghadapi masalah dan pergumulan seharusnya mengubah kita menjadi manusia yang lebih baik, lebih kuat dan lebih bijaksana. Tanpa perubahan ke arah yang lebih baik sia-sialah pergumulan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Tapi bukan lantas kita mencari-cari masalah. Tidak usah dicari, masalah juga pasti akan datang sendiri kok. Dia akan datang, disaat kita dirasa sudah waktunya untuk naik level. Yang penting adalah bagaimana sikap kita terhadap masalah. Apakah kita mau lari dan bersembunyi dari masalah atau kita memilih fokus mencari solusi dan menyelesaikan semua masalah tersebut.
Yang jelas, mereka yang mendapatkan masalah dan berhasil menyelesaikannya tentu menjadi lebih ahli dari sebelumnya. Bukankah kita belajar dari pengalaman. Walaupun ada yang bilang belajar dari pengalaman orang lain itu lebih baik, adakalanya kita mesti belajar dari pengalaman kita sendiri.
Ketika kita mendapatkan suatu masalah, maka pertama yang harus kita pahami adalah memahami problem dari masalah tersebut, lalu bangkitkan motivasi dalam diri kita untuk menyelesaikan masalah-masalah itu. Kemampuan yang tersimpan di dalam diri anda dan pikiran anda akan mampu membelokkan kenyataan. munculnya suatu masalah dalam kehidupan kita bukanlah peristiwa yang perlu kita takutkan, tetapi justru bisa berubah menjadi peristiwa yang dapat meninggalkan kualitas hidup kita.
Dimanana-mana ada kemauan, di situ ada jalan, hal serupa juga bisa di ambil hikmahnya, setiap masalah itu selalu ada jalan keluaranya,karena setip kesulitan pasti ada jalan keluar yang tersimpan di balik kesulitan itu sendiri. Kita jangan terlalu takut berlebihan ketika kita sedang menghadapi masalah, cukup kita ingat, Tuhan memberikan masalah pasti satu paket dengan solusinya, oleh sebab itu jangan membuat diri kita menjadi lemah karenanya. Sehingga pikiran dan perasaan kita pesimis menghadapi masalah kita sendiri. Tegarlah dengan masalah-masalah kita dan kerahkan sisi terbaik dalam diri kita pasti kita akan menemukan pemecahan masalahnya.
Tak ada manusia yang luput dari ujian hidup. Tak ada keberhasilan yang tak melewati ujian dan rintangan. Semakin bertambah usia seseorang, semakin kencang pula angin kehidupan berhembus untuk menguji ketegaran dan keimanannya. Saat jabatan di amanatkan di pundak seseorang, saat itu pula cobaan dan godaan datang menghadang silih berganti, untuk menguji apakah ia betul-betul layak mengemban amanat jabatan tersebut.
Harta, tahta, dan wanita adalah tiga hal yang sering jadi ujian yang berat dalam hidup. Jabatan adalah juga kursi panas yang siap membakar orang yang duduk di atasnya. Penguasa bisa terguling karena godaan harta yang membuatnya berkorupsi ria.
Hidup dan mati memang diciptakan Sang Pemilik semesta sebagai wahana ujian untuk memilih siapa makhluk-Nya yang terbaik. Mengapa harus repot-repot menjadi orang yang terbaik? Karena hal itulah tujuan hidup manusia. Jika manusia tak memiliki tujuan hidup yang jelas dan luhur, selamanya ia akan didera kebingungan dan kegelisahan, tak ubahnya seperti orang tersesat di tengah hutan dan tidak tahu ke mana jalan pulang. Jika manusia tidak lagi memikirkan tujuan hidupnya, berarti ia merendahkan dirinya menjadi seperti benda, hewan, atau tumbuhan.
Ujian hidup bukanlah bentuk kekejaman dari Sang Pencipta. Sebagaimana ujian sekolah bukanlah bentuk hukuman sewenang-wenang dari sang guru untuk murid-muridnya. Namun itu semata merupakan sebuah kesempatan untuk meningkatkan taraf & kelas kehidupan. Diadakan ujian, karena memang sebelumnya sudah ada pelajaran yang telah diberikan oleh sang guru. Begitu pula ujian hidup. Sang Pemilik hidup sudah membekali manusia dengan akal, hati nurani, kitab suci, dan wejangan para Nabi-Nya. Jika bekal itu sudah diberikan, maka pada saatnya ujian itu akan datang.
Seorang profesor pernah mengatakan bagaimana perak harus dimurnikan sebanyak tujuh kali. Perak yang masih kotor harus dipanaskan dan dilelehkan, karena perak berberat jenis cukup besar, maka ketika dipanaskan dia akan turun dan kotorannya akan naik. Saat itulah kotoran2 yang sudah naik tersebut disaring dan dibersihkan. Setelah mengalami pembersihan tahap pertama, maka kembali perak itu dicairkan untuk tahap kedua kalinya lalu disaring kembali. Hal ini harus dilakukan berulang kali untuk mencapai tingkat kemurnian yang diharapkan. Setelah tujuh kali, barulah perak itu murni, tinggal menyisihkan kotoran2 yang halusnya saja.
Alhasil, setelah melalui berkali-kali proses pembersihan, perak itu begitu cemerlang bagaikan cermin. Padahal, ketika masih kotor, betapa sulitnya untuk bercermin pada perak tersebut. Namun setelah tujuh kali dipanaskan, orang baru dapat melihat wajahnya sendiri pada perak tersebut. Dari sini kita dapat ambil hikmah, bahwa ketika ‘kotoran hidup’ (karakter, watak dan kebiasaan negatif sulit lekang sekalipun sudah berkali-kali berusaha untuk meninggalkannya), maka kita tampaknya perlu masuk dapur api pengujian hidup agar dapat menemukan kembali makna hidup itu sendiri.
“Sesungguhya bersama kesulitan tersimpan kemudahan. Dan sungguh bersama kesulitan itu kemudahan.” (Al-lnsyirah: 5-6)
Mestinya tidak ada lagi tersisa kata untuk menyerah dalam hidup. Sebab, janji Allah adalah suatu hal yang pasti. Jelas, bahwa bersama kesulitan tersimpan kemudahan. Dan tidak ada satupun manusia yang hidup di dunia ini kecuali ia akan mengenyam kesulitan beberapa saat. Namun, bukankah tidak selamanya siang itu ada atau malam itu bertahta. Namun, siang akan berganti malam dan malam pun akan disambut oleh siang.
Jadi, jalanilah hidup ini sesuai dengan sunnatullah dari Yang Maha mencipta alam ini dan seisinya. Merupakan sunnatullah juga, bahwa manusia hendaknya memulai kesuksesannya dari hal yang kecil. Mereka harus meniti anak-anak tangga untuk menuju kesuksesan. Jika ia terjatuh pada satu anak tangga, maka sadarlah bahwa sesungguhnya ia sedang menyambut kemenangan dan kelapangan.
Maka, bukalah pintu-pintu kemenangan dan kelapangan tersebut dengan kunci-kunci yang tepat, agar engkau termasuk orang-orang yang beruntung.
“Dan ketahuilah sesungguhnya kemenangan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesulitan, dan sungguh bersama kesulitan itu bersama kemudahan.” (Al-Arba’un an-NawawTyyah, no. 19).
Mutiara Kehidupan
Reviewed by Edi Sugianto
on
17.56
Rating:
Tidak ada komentar: