Kekuatan Citra Diri (Self Image)
[NAQS DNA INSTITUTE]~Setiap orang punya citra diri ( self image), yaitu gambaran tentang diri yang diyakini dan dipercayai oleh orang tersebut. Gambaran tersebut bisa yang sebenarnya, bisa juga berupa harapan atau citra diri yang diharapkan atau yang diinginkannya. Apapun gambaran tersebut, tetap akan mempengaruhi tingkah-lakunya dalam hidup sehari-hari. Dengan menetapkan gambaran tentang diri yang diharapkan atau yang diinginkan secara jelas, sejelas-jelasnya, sebagai target atau tujuan, bahkan kalau bisa seolah-olah sudah mendapatkannya (baca: Menghidupkan Mekanisme Sukses Otomatis di Dalam Diri Anda Link : http://www.naqsdna.com/2011/07/psycho-cybernetics-auto-success.html ), maka mekanisme kontrol otomatis, dalam hal ini mekanisme sukses otomatis, akan bekerja mengolah respon terhadap keinginan atau tujuan yang digambarkan, dan melakukan koreksi terhadap tindakan-tindakan, sehingga tujuan tercapai dalam waktu yang relatif cepat.
Hal itu terjadi karena, otak manusia bekerja seperti komputer, apa yang dimasukkan (input) seperti itu yang dikeluarkan (output). Jika seseorang selalu berpikir negatip, bergosip negatip (tidak bisa, tidak mungkin, susah, si anu begini, si anu begitu), maka mereka akan cenderung tetap berpikir, berkata-kata, atau melakukan tindakan negatip. Dalam hal ini mekanisme gagal otomatis yang akan bekerja, karena masukannya selalu berupa hal-hal yang negatip.
Singkatnya, mekanisme kontrol otomatis bisa menjadi: Mekanisme Sukses Otomatis, atau Mekanisme Gagal Otomatis, yang mana akan bekerja, tergantung masukan-masukan dari kita yang menjadi operator.
Kebahagiaan adalah sebuah kebiasaan, sama seperti menyikat gigi atau mandi. Anda bisa memiliki kebiasaan ini. Demikian, Maxwell Maltz, MD dalam bukunya “Kekuatan Ajaib Psikologi Citra Diri”. Maltz yang juga penulis buku yang fenomenal “Psycho Cybernetics ” melanjutkan, kalau Anda sudah dibiasakan atau membiasakan diri untuk bersikap masam kepada diri sendiri atau kepada siapapun, tidak usah khawatir, karena Anda masih bisa berubah. Anda dapat beralih untuk memiliki kebiasaan kebahagiaan ini.
Salah satu cara untuk mengubah kebiasaan buruk adalah dengan mengubah citra diri Anda, siapa Anda, dan apa yang Anda idamkan. Citra diri ( self image) adalah konsepsi Anda sendiri mengenai orang macam apakah diri Anda. Jika gambaran mengenai diri Anda sebagai orang yang lemah, sebagai korban, sebagai orang yang tertimpa segala macam kesulitan, jika Anda tidak segera mengubah gambaran tersebut, dapat dipastikan Anda menjadi orang seperti itu. Gagal, lemah dan selalu ditimpa berbagai kesulitan. Namun gambaran atau citra diri tersebut bisa diubah, jika Anda mau mengubahnya, dan tidak ada alasan untuk berputus asa. Anda adalah sutradara dalam hidup Anda sendiri. Tuhan Yang Maha Mengubah, tidak akan mengubah diri Anda, sampai Anda mengubahnya sendiri.
Yang perlu Anda pelajari hanyalah belajar mengubah gambaran diri Anda, dengan menggunakan sedikit waktu dan energi, dengan mengikuti metode yang sudah terbukiti kebenarannya serta begitu mudah dan begitu dekat dengan kita semua, sehingga karena saking dekat dan mudahnya, sering kali kita mengabaikannya.
ANDA DAPAT MENGUBAH CITRA DIRI ANDA
Suatu fakta yang tidak bisa dibantah adalah bahwa citra diri dapat diubah. Orang tidak pernah terlalu muda atau terlalu tua untuk mengubah citra dirinya dan memulai hidup baru yang lebih kreatif, lebih produktif, lebih makmur, lebih sejahtera, lebih bahagia dalam arti kata yang sebenar benarnya. Bagi sebagian orang yang sedikit mengalami hambatan psikologis, peran seorang HYPNOTHERAPIST menjadi amat penting dalam membantu mereka untuk mengubah citra diri dengan metode hypnosis.
Dalam pelatihan NAQS DNA, semua siswa sudah sejak awal diberikan pemahaman bahwa proses pembelajaran NAQS adalah sebuah evolusi spiritual dan penyempurnaan jiwa, atau secara bahasa “Psycho Cybernetics ” bisa dikatakan sebagai sebuah perubahan kepribadian manusia dari pribadi manusia biasa menuju pribadi ideal yaitu Manusia Yang Sempurna "Insan Kamil". Konsep Kepribadian Insan Kamil inilah yang kita jadikan sebagai Model Kepribadian Yang akan kita wujudkan sebagai Citra Diri atau Self Image kita.
Walaupun fakta membuktikan bahwa tiada manusia yang sempurna, ini tidak menjadikan perjalanan ini menjadi sebuah perjalanan yang sia-sia. Sama sekali tidak. Namun ini merupakan sebuah perjalanan yang luar biasa dahsyatnya, karena tiada batas puncak pencapaiannya. Sehingga dalam setiap generasi, manusia dapat berusaha untuk selalu lebih baik dari generasi sebelumnya. Dan dalam setiap fase kehidupannya, terbuka luas sebuah peluang untuk menjadi lebih baik dari fase kehidupan sebelumnya. Atau sebuah peningkatan derajat kemuliaan manusia yang tiada batas [Unlimited Change ► Unlimited Success]. Kenapa tiada batas..?? Karena sifat yang dituju adalah bercermin pada sifat Tuhan Yang Maha Sempurna.
Di alam ini, segala hal berubah, dan tak ada yang tak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Pada masa kita sekarang, perubahan berjalan sangat cepat, bahkan dahsyat dan dramatik. Kita semua, tak bisa tidak, berjalan bersama atau seiring dengan perubahan itu. Untuk mencapai kemajuan, setiap orang harus merencanakan perubahan, dan perubahan itu harus datang dan dimulai dari diri sendiri. Perubahan sejatinya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi merupakan revolusi kesadaran yang lahir dari dalam. Namun, perubahan yang dikehendaki, yaitu perubahan menuju kemajuan, tidak datang dari langit (given) atau datang secara cuma-cuma (taken for granted). Hal ini, karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri mengubah diri mereka sendiri.
IMAJINASI MENCETUSKAN MEKANISME SUKSES ANDA
Banyak diantara kita sering meremehkan imajinasi. Dianggapnya kita seorang pelamun, pengkhayal dan cenderung menjadi tidak realistis. Ternyata, imajinasi Anda begitu penting, sebab dapat mencetuskan mekanisme sukses Anda, mekanisme sangat kreatif dalam diri Anda yang melengkapkan sukses Anda dalam hidup. Bila kita mengacu pada buku “Psycho Cybernetics ” karya Maltz, buku itu akan menuntun kita kepada apa yang disebut “Pikiran Bawah Sadar”.
Pikiran bawah sadar sebenarnya bukan “pikiran”, melainkan mekanisme pelayanan guna mencapai sasaran yang mencakup otak dan sistem saraf yang diperintah oleh pikiran. Pada dasarnya, pikiraan bawah sadar merupakan “mesin” yang berfungsi sebagai sebuah mekanisme pelayanan elektronik ciptaan Tuhan, tetapi lebih dahsyat daripada otak elektronik buatan manusia.
Kerjanya otomatis untuk mencapai sasaran yang Anda tetapkan sendiri. Umpanilah mekanisme ini dengan “sasaran sukses”, dan mekanisme ini pun akan berfungsi sebagai sebuah “mekanisme sukses”. Sebaliknya, umpanilah mekanisme ini dengan “sasaran kegagalan” seperti tidak mungkin, sulit, mustahil, omong kosong, tidak bisa dan unsur unsur negatif lainnya, maka otomatis mekanisme ini akan beroperasi sebagai “mekanisme kegagalan”
Sebagaimana mekanisme pelayanan lainnya, ini pun harus mempunyai sasaran yang didefinisikan secara jelas dan detail. Mekanisme pelayanan yang bekerja secara otomatis ini, berusaha mencapai tujuan yang disodorkan dalam bentuk gambaran mental yang kita ciptakan. Bagaimana menciptakan gambaran mental tersebut. Disinilah imajinasi berperan sangat besar. Gambaran mental diciptakan dengan menggunakan imajinasi. Imajinasi inilah yang memberi kita citra. Imajinasi tidak punya bentuk, namun dapat memberi Anda bentuk. Imajinasi memberi kita sasaran yang kita tuju. Imajinasi mempengaruhi setiap tindakan kita. Kita bertindak atau gagal bertindak, tindakan kita dipacu atau dihentikan karena imajinasi. Jika Anda menggunakan imajinasi secara positif, Anda bisa menjadikan diri Anda sendiri orang yang lebih besar.
INTISARI DARI SEMUA ITU
Pikiran bawah sadar merupakan mekanisme pelayanan otomatis. Beri masukan yang bernuansa sukses pada mekanisme pelayanan tersebut. Imajinasi merupakan gambaran mental yang akan disasar oleh mekanisme pelayanan tersebut. Imajinasikan secara jelas dan detail apa yang menjadi harapan kita. Ingat, sedapat mungkin imajinasi harus menggambarkan seolah olah hal itu sudah benar-benar terjadi, rasakan nuansanya, bunyinya, teksturnya. Terus ulang pada setiap kesempatan. Metode relaksasi penting dalam proses itu. Jika mengalami kesulitan dalam relaksasi dan fokus, minta bantuan pada seorang praktisi NAQS untuk membantu dalam hal itu. Dan yakinlah, kita bisa mengubah diri kita menjadi lebih baik, lebih produktif, lebih makmur, lebih berkemampuan untuk memberi, karena kita berkelebihan rejeki, lebih sehat dan hidup kita lebih berkualitas dan bahagia dalam arti yang seluas-luasnya.
Rasulullah teladan kita
Rasulullah SAW adalah suri teladan kita. Baginda dijuluki sebagai The Living Quran (Alquran hidup). Dan ini diperkuat oleh pernyataan Aisyah RA, ”Akhlak beliau (Rasulullah) adalah Alquran.” (HR Abu Dawud dan Muslim).
Allah berfirman :
”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab [33]: 21).
Pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah atau tanggal 20 April 571 Masehi yang lalu telah lahir seorang manusia yang menjadi Rahmatan Lil Alamin dan menyandang derajat keterpujian yang tidak terukur ketinggian dan kesempurnaannya serta kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Manusia tersebut adalah Ahmad yang kemudian menyandang nilai-nilai Ke-Muhammad-an yang sangat tinggi sehingga beliau berhak menyandang gelar Muhammad yaitu yang sangat terpuji dan selalu dipuja dan dipuji, yang menjadi Rahmatan Lil Alamin dan Uswatun Hasanah bagi seluruh makhluk yang ada di alam semesta Raya ini.
Kata Muhammad apabila kita renungkan lebih dalam lagi dapat diartikan secara lahiriah maupun secara batiniah, yaitu :
Pertama, Muhammad secara lahiriah adalah menunjuk kepada satu sosok seorang manusia biasa yang mempunyai sifat terpuji dan diutus oleh Allah untuk menyampaikan seruan atau ajaran Tauhid kepada seluruh umat manusia.
Katakanlah : “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Maha Esa….” (QS Al Kahfi 18 : 110).
Sebagai manusia biasa, Muhammad merupakan prothotype manusia sempurna yang patut menjadi Uswatun Hasanah bagi seluruh umat manusia. Sebutan “Manusia Sempurna” sering disalahartikan oleh sebagian besar umat Islam, yakni Manusia sempurna adalah sosok manusia yang serba bisa, serba tahu, serba baik dan lain sebagainya. Padahal jika kita kaji dan renungkan kembali hakikat dari istilah “Sempurna” itu, mempunyai unsur keseimbangan, kesepadanan, kesesuaian dan keharmonisan dalam hal apapun. Dalam kajian Tauhid, kesempurnaan yang paling sempurna pada hakikatnya adalah Allah SWT itu sendiri. Apa yang diciptakan Allah di alam semesta ini merupakan ciptaan yang Maha Sempurna dan tidak ada yang sia-sia, sesuai dengan firman-Nya :
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah, sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang”?. (QS Al Mulk 67 : 3).
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapa orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka” (QS Shad 38 : 27).
“…Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Ali Imran 3 : 191).
Berdasarkan firman tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa apa yang terjadi dan apa yang dicipta di alam semesta ini adalah suatu kesempurnaan yang tidak sia-sia, baik sifat maupun bentuknya. Misalnya seperti : baik-buruk, indah-jelek, terpuji-tercela, siang-malam, panas-dingin, panjang-pendek, siang-malam, pria-wanita, besar-kecil dan sebagainya. Jadi suatu kesempurnaan adalah satu keseimbangan antara dua sifat atau unsure yang dikotomis atau bertolak belakang, sebab apabila hanya ada satu sifat saja atau ada baik saja, atau ada siang saja, atau ada dingin saja, hal itu bukanlah suatu yang dapat disebut sempurna.
Dengan dalih bahwa kita tidak akan sanggup mencapai derajat sempurna seperti Nabi Muhammad, banyak umat Islam merasa tidak perlu mencontoh semua apa yang telah diteladani oleh Nabi Muhammad SAW, terutama peristiwa Isra’ dan Mi’raj-nya beliau. Padahal sebagai Guru Besar bidang Tauhid Islam, beliau akan senang apabila seluruh umatnya dapat mencontoh semua teladannya., baik lahir maupun batin, bahkan beliau akan lebih senang lagi apabila ada umatnya yang dapat melebihi beliau.
Di dalam Al Qur’an telah diterangkan bahwa Muhammad SAW adalah contoh yang paling baik bagi umat manusia yang menghendaki perjumpaan dengan Allah ketika kita masih hidup di atas dunia. Hal ini sesuai dengan firman Allah ;
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan menemui Allah dan Hari Akhir dan mengingat Allah sebanyak-banyak” (QS Al Ahzab 33 : 21).
Sebagian ahli tafsir, banyak yang menterjemahkan ayat tersebut dengan iftiro atau menambah-nambahkan ayat tersebut dengan kata “mengharapkan rahmat Allah”, padahal bunyi sebenarnya adalah “Laqod kaana lakum fii Rasulillahi uswatu hasanatun liman kaana yaarjullohu walyaumil akhirawadzakarooloha kasyiron”.
Dalam ayat tersebut terdapat kata “yarjulloha” yang berarti mengharap Allah. Jadi bukan mengharapkan rahmat Allah atau mengharapkan ridha Allah, atau mengharapkan pahala Allah, atau mengharapkan rezeki Allah, tetapi yang benar adalah mengharapkan Allah semata. Bahkan kalau boleh dipertegas lagi ayat tersebut bermakna : “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang paling baik bagi kamu, yaitu bagi orang yang mengharapkan menemui Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah”. Berdasarkan ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah adalah contoh yang paling baik bagi umat manusia yang ingin mengharapkan bertemu dengan Allah di dunia ini, dan juga bertemu dengan hari akhir, agar kita dapat mengingat Allah sebanyak-banyaknya. Sebab mustahil kita dapat mengingat Allah apabila kita belum pernah bertemu dan melihat Allah.
Kedua, Muhammad secara batiniah adalah suatu anasir Yang Bersifat Terpuji, yang telah dimiliki oleh setiap manusia tanpa kecuali. Tetapi yang sangat disayangkan adalah bahwa tidak semua umat manusia yang menyadari keberadaan anasir tersebut, apalagi menumbuhkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga tidaklah mengherankan apabila banyak orang yang mengaku umat Muhammad atau umat yang sangat terpuji, justru banyak melakukan perbuatan tercela. Hal ini diakibatkan karena mereka belum dapat menyerap Muhammad dalam arti nilai-nilai keterpujian, di setiap aktivitas hidupnya dalam bermasyarakat.
Padahal setiap harinya mereka selalu mengatakan : “Aku telah menyaksikan bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan aku telah menyaksikan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”. Kalimat Syahadat tersebut mempunyai makna yang sangat dalam sekali, yaitu saksinya seorang pesaksi yang menyaksikan kepada siapa dia bersaksi. Secara hakikat, makna simbolis dari “wa asyhadu an la Muhammad Rasulullah” adalah sebuah pengakuan bahwa setiap diri telah ditempati oleh anasir Terpuji yaitu Nur Muhammad, yang harus diimani dan diikuti sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an dan juga sabda Nabi Muhammad SAW :
“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam dirimu ada Rasulullah …” (QS Al Hujurot 49 : 7).
Katakanlah : “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” QS Ali Imran 3 : 31).
“Muhammad itu sekali-kalilah bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup Nabi-Nabi. Dan sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segalanya” (QS Al Ahzab 33 : 40).
“Orang-orang yang telah kami beri Al Kitab, mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahuinya” (QS Al Baqarah 2 : 146).
“Ana ahmad bi la mim, wa ana ‘arabbi bi la ‘ain, wa man roaini, innaroaitul haq” Aku ahmad tanpa huruf mim dan aku adalah ‘arabbi tanpa huruf ‘ain, barang siapa melihat aku, sesungguhnya telah melihat Sang Maha Benar” (HR Bukhari Muslim).
“Yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT adalah Cahaya-ku, wahai Jabir (HR Ibnu jabir).
Referensi : NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI USWATUN HASANAH BAGI ORANG YANG INGIN MENEMUI ALLAH
Hal itu terjadi karena, otak manusia bekerja seperti komputer, apa yang dimasukkan (input) seperti itu yang dikeluarkan (output). Jika seseorang selalu berpikir negatip, bergosip negatip (tidak bisa, tidak mungkin, susah, si anu begini, si anu begitu), maka mereka akan cenderung tetap berpikir, berkata-kata, atau melakukan tindakan negatip. Dalam hal ini mekanisme gagal otomatis yang akan bekerja, karena masukannya selalu berupa hal-hal yang negatip.
Singkatnya, mekanisme kontrol otomatis bisa menjadi: Mekanisme Sukses Otomatis, atau Mekanisme Gagal Otomatis, yang mana akan bekerja, tergantung masukan-masukan dari kita yang menjadi operator.
Kebahagiaan adalah sebuah kebiasaan, sama seperti menyikat gigi atau mandi. Anda bisa memiliki kebiasaan ini. Demikian, Maxwell Maltz, MD dalam bukunya “Kekuatan Ajaib Psikologi Citra Diri”. Maltz yang juga penulis buku yang fenomenal “Psycho Cybernetics ” melanjutkan, kalau Anda sudah dibiasakan atau membiasakan diri untuk bersikap masam kepada diri sendiri atau kepada siapapun, tidak usah khawatir, karena Anda masih bisa berubah. Anda dapat beralih untuk memiliki kebiasaan kebahagiaan ini.
Salah satu cara untuk mengubah kebiasaan buruk adalah dengan mengubah citra diri Anda, siapa Anda, dan apa yang Anda idamkan. Citra diri ( self image) adalah konsepsi Anda sendiri mengenai orang macam apakah diri Anda. Jika gambaran mengenai diri Anda sebagai orang yang lemah, sebagai korban, sebagai orang yang tertimpa segala macam kesulitan, jika Anda tidak segera mengubah gambaran tersebut, dapat dipastikan Anda menjadi orang seperti itu. Gagal, lemah dan selalu ditimpa berbagai kesulitan. Namun gambaran atau citra diri tersebut bisa diubah, jika Anda mau mengubahnya, dan tidak ada alasan untuk berputus asa. Anda adalah sutradara dalam hidup Anda sendiri. Tuhan Yang Maha Mengubah, tidak akan mengubah diri Anda, sampai Anda mengubahnya sendiri.
Yang perlu Anda pelajari hanyalah belajar mengubah gambaran diri Anda, dengan menggunakan sedikit waktu dan energi, dengan mengikuti metode yang sudah terbukiti kebenarannya serta begitu mudah dan begitu dekat dengan kita semua, sehingga karena saking dekat dan mudahnya, sering kali kita mengabaikannya.
ANDA DAPAT MENGUBAH CITRA DIRI ANDA
Suatu fakta yang tidak bisa dibantah adalah bahwa citra diri dapat diubah. Orang tidak pernah terlalu muda atau terlalu tua untuk mengubah citra dirinya dan memulai hidup baru yang lebih kreatif, lebih produktif, lebih makmur, lebih sejahtera, lebih bahagia dalam arti kata yang sebenar benarnya. Bagi sebagian orang yang sedikit mengalami hambatan psikologis, peran seorang HYPNOTHERAPIST menjadi amat penting dalam membantu mereka untuk mengubah citra diri dengan metode hypnosis.
Dalam pelatihan NAQS DNA, semua siswa sudah sejak awal diberikan pemahaman bahwa proses pembelajaran NAQS adalah sebuah evolusi spiritual dan penyempurnaan jiwa, atau secara bahasa “Psycho Cybernetics ” bisa dikatakan sebagai sebuah perubahan kepribadian manusia dari pribadi manusia biasa menuju pribadi ideal yaitu Manusia Yang Sempurna "Insan Kamil". Konsep Kepribadian Insan Kamil inilah yang kita jadikan sebagai Model Kepribadian Yang akan kita wujudkan sebagai Citra Diri atau Self Image kita.
Walaupun fakta membuktikan bahwa tiada manusia yang sempurna, ini tidak menjadikan perjalanan ini menjadi sebuah perjalanan yang sia-sia. Sama sekali tidak. Namun ini merupakan sebuah perjalanan yang luar biasa dahsyatnya, karena tiada batas puncak pencapaiannya. Sehingga dalam setiap generasi, manusia dapat berusaha untuk selalu lebih baik dari generasi sebelumnya. Dan dalam setiap fase kehidupannya, terbuka luas sebuah peluang untuk menjadi lebih baik dari fase kehidupan sebelumnya. Atau sebuah peningkatan derajat kemuliaan manusia yang tiada batas [Unlimited Change ► Unlimited Success]. Kenapa tiada batas..?? Karena sifat yang dituju adalah bercermin pada sifat Tuhan Yang Maha Sempurna.
Di alam ini, segala hal berubah, dan tak ada yang tak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Pada masa kita sekarang, perubahan berjalan sangat cepat, bahkan dahsyat dan dramatik. Kita semua, tak bisa tidak, berjalan bersama atau seiring dengan perubahan itu. Untuk mencapai kemajuan, setiap orang harus merencanakan perubahan, dan perubahan itu harus datang dan dimulai dari diri sendiri. Perubahan sejatinya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi merupakan revolusi kesadaran yang lahir dari dalam. Namun, perubahan yang dikehendaki, yaitu perubahan menuju kemajuan, tidak datang dari langit (given) atau datang secara cuma-cuma (taken for granted). Hal ini, karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri mengubah diri mereka sendiri.
IMAJINASI MENCETUSKAN MEKANISME SUKSES ANDA
Banyak diantara kita sering meremehkan imajinasi. Dianggapnya kita seorang pelamun, pengkhayal dan cenderung menjadi tidak realistis. Ternyata, imajinasi Anda begitu penting, sebab dapat mencetuskan mekanisme sukses Anda, mekanisme sangat kreatif dalam diri Anda yang melengkapkan sukses Anda dalam hidup. Bila kita mengacu pada buku “Psycho Cybernetics ” karya Maltz, buku itu akan menuntun kita kepada apa yang disebut “Pikiran Bawah Sadar”.
Pikiran bawah sadar sebenarnya bukan “pikiran”, melainkan mekanisme pelayanan guna mencapai sasaran yang mencakup otak dan sistem saraf yang diperintah oleh pikiran. Pada dasarnya, pikiraan bawah sadar merupakan “mesin” yang berfungsi sebagai sebuah mekanisme pelayanan elektronik ciptaan Tuhan, tetapi lebih dahsyat daripada otak elektronik buatan manusia.
Kerjanya otomatis untuk mencapai sasaran yang Anda tetapkan sendiri. Umpanilah mekanisme ini dengan “sasaran sukses”, dan mekanisme ini pun akan berfungsi sebagai sebuah “mekanisme sukses”. Sebaliknya, umpanilah mekanisme ini dengan “sasaran kegagalan” seperti tidak mungkin, sulit, mustahil, omong kosong, tidak bisa dan unsur unsur negatif lainnya, maka otomatis mekanisme ini akan beroperasi sebagai “mekanisme kegagalan”
Sebagaimana mekanisme pelayanan lainnya, ini pun harus mempunyai sasaran yang didefinisikan secara jelas dan detail. Mekanisme pelayanan yang bekerja secara otomatis ini, berusaha mencapai tujuan yang disodorkan dalam bentuk gambaran mental yang kita ciptakan. Bagaimana menciptakan gambaran mental tersebut. Disinilah imajinasi berperan sangat besar. Gambaran mental diciptakan dengan menggunakan imajinasi. Imajinasi inilah yang memberi kita citra. Imajinasi tidak punya bentuk, namun dapat memberi Anda bentuk. Imajinasi memberi kita sasaran yang kita tuju. Imajinasi mempengaruhi setiap tindakan kita. Kita bertindak atau gagal bertindak, tindakan kita dipacu atau dihentikan karena imajinasi. Jika Anda menggunakan imajinasi secara positif, Anda bisa menjadikan diri Anda sendiri orang yang lebih besar.
INTISARI DARI SEMUA ITU
Pikiran bawah sadar merupakan mekanisme pelayanan otomatis. Beri masukan yang bernuansa sukses pada mekanisme pelayanan tersebut. Imajinasi merupakan gambaran mental yang akan disasar oleh mekanisme pelayanan tersebut. Imajinasikan secara jelas dan detail apa yang menjadi harapan kita. Ingat, sedapat mungkin imajinasi harus menggambarkan seolah olah hal itu sudah benar-benar terjadi, rasakan nuansanya, bunyinya, teksturnya. Terus ulang pada setiap kesempatan. Metode relaksasi penting dalam proses itu. Jika mengalami kesulitan dalam relaksasi dan fokus, minta bantuan pada seorang praktisi NAQS untuk membantu dalam hal itu. Dan yakinlah, kita bisa mengubah diri kita menjadi lebih baik, lebih produktif, lebih makmur, lebih berkemampuan untuk memberi, karena kita berkelebihan rejeki, lebih sehat dan hidup kita lebih berkualitas dan bahagia dalam arti yang seluas-luasnya.
Rasulullah teladan kita
Rasulullah SAW adalah suri teladan kita. Baginda dijuluki sebagai The Living Quran (Alquran hidup). Dan ini diperkuat oleh pernyataan Aisyah RA, ”Akhlak beliau (Rasulullah) adalah Alquran.” (HR Abu Dawud dan Muslim).
Allah berfirman :
”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab [33]: 21).
Pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah atau tanggal 20 April 571 Masehi yang lalu telah lahir seorang manusia yang menjadi Rahmatan Lil Alamin dan menyandang derajat keterpujian yang tidak terukur ketinggian dan kesempurnaannya serta kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Manusia tersebut adalah Ahmad yang kemudian menyandang nilai-nilai Ke-Muhammad-an yang sangat tinggi sehingga beliau berhak menyandang gelar Muhammad yaitu yang sangat terpuji dan selalu dipuja dan dipuji, yang menjadi Rahmatan Lil Alamin dan Uswatun Hasanah bagi seluruh makhluk yang ada di alam semesta Raya ini.
Kata Muhammad apabila kita renungkan lebih dalam lagi dapat diartikan secara lahiriah maupun secara batiniah, yaitu :
Pertama, Muhammad secara lahiriah adalah menunjuk kepada satu sosok seorang manusia biasa yang mempunyai sifat terpuji dan diutus oleh Allah untuk menyampaikan seruan atau ajaran Tauhid kepada seluruh umat manusia.
Katakanlah : “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Maha Esa….” (QS Al Kahfi 18 : 110).
Sebagai manusia biasa, Muhammad merupakan prothotype manusia sempurna yang patut menjadi Uswatun Hasanah bagi seluruh umat manusia. Sebutan “Manusia Sempurna” sering disalahartikan oleh sebagian besar umat Islam, yakni Manusia sempurna adalah sosok manusia yang serba bisa, serba tahu, serba baik dan lain sebagainya. Padahal jika kita kaji dan renungkan kembali hakikat dari istilah “Sempurna” itu, mempunyai unsur keseimbangan, kesepadanan, kesesuaian dan keharmonisan dalam hal apapun. Dalam kajian Tauhid, kesempurnaan yang paling sempurna pada hakikatnya adalah Allah SWT itu sendiri. Apa yang diciptakan Allah di alam semesta ini merupakan ciptaan yang Maha Sempurna dan tidak ada yang sia-sia, sesuai dengan firman-Nya :
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah, sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang”?. (QS Al Mulk 67 : 3).
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapa orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka” (QS Shad 38 : 27).
“…Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Ali Imran 3 : 191).
Berdasarkan firman tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa apa yang terjadi dan apa yang dicipta di alam semesta ini adalah suatu kesempurnaan yang tidak sia-sia, baik sifat maupun bentuknya. Misalnya seperti : baik-buruk, indah-jelek, terpuji-tercela, siang-malam, panas-dingin, panjang-pendek, siang-malam, pria-wanita, besar-kecil dan sebagainya. Jadi suatu kesempurnaan adalah satu keseimbangan antara dua sifat atau unsure yang dikotomis atau bertolak belakang, sebab apabila hanya ada satu sifat saja atau ada baik saja, atau ada siang saja, atau ada dingin saja, hal itu bukanlah suatu yang dapat disebut sempurna.
Dengan dalih bahwa kita tidak akan sanggup mencapai derajat sempurna seperti Nabi Muhammad, banyak umat Islam merasa tidak perlu mencontoh semua apa yang telah diteladani oleh Nabi Muhammad SAW, terutama peristiwa Isra’ dan Mi’raj-nya beliau. Padahal sebagai Guru Besar bidang Tauhid Islam, beliau akan senang apabila seluruh umatnya dapat mencontoh semua teladannya., baik lahir maupun batin, bahkan beliau akan lebih senang lagi apabila ada umatnya yang dapat melebihi beliau.
Di dalam Al Qur’an telah diterangkan bahwa Muhammad SAW adalah contoh yang paling baik bagi umat manusia yang menghendaki perjumpaan dengan Allah ketika kita masih hidup di atas dunia. Hal ini sesuai dengan firman Allah ;
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan menemui Allah dan Hari Akhir dan mengingat Allah sebanyak-banyak” (QS Al Ahzab 33 : 21).
Sebagian ahli tafsir, banyak yang menterjemahkan ayat tersebut dengan iftiro atau menambah-nambahkan ayat tersebut dengan kata “mengharapkan rahmat Allah”, padahal bunyi sebenarnya adalah “Laqod kaana lakum fii Rasulillahi uswatu hasanatun liman kaana yaarjullohu walyaumil akhirawadzakarooloha kasyiron”.
Dalam ayat tersebut terdapat kata “yarjulloha” yang berarti mengharap Allah. Jadi bukan mengharapkan rahmat Allah atau mengharapkan ridha Allah, atau mengharapkan pahala Allah, atau mengharapkan rezeki Allah, tetapi yang benar adalah mengharapkan Allah semata. Bahkan kalau boleh dipertegas lagi ayat tersebut bermakna : “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang paling baik bagi kamu, yaitu bagi orang yang mengharapkan menemui Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah”. Berdasarkan ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah adalah contoh yang paling baik bagi umat manusia yang ingin mengharapkan bertemu dengan Allah di dunia ini, dan juga bertemu dengan hari akhir, agar kita dapat mengingat Allah sebanyak-banyaknya. Sebab mustahil kita dapat mengingat Allah apabila kita belum pernah bertemu dan melihat Allah.
Kedua, Muhammad secara batiniah adalah suatu anasir Yang Bersifat Terpuji, yang telah dimiliki oleh setiap manusia tanpa kecuali. Tetapi yang sangat disayangkan adalah bahwa tidak semua umat manusia yang menyadari keberadaan anasir tersebut, apalagi menumbuhkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga tidaklah mengherankan apabila banyak orang yang mengaku umat Muhammad atau umat yang sangat terpuji, justru banyak melakukan perbuatan tercela. Hal ini diakibatkan karena mereka belum dapat menyerap Muhammad dalam arti nilai-nilai keterpujian, di setiap aktivitas hidupnya dalam bermasyarakat.
Padahal setiap harinya mereka selalu mengatakan : “Aku telah menyaksikan bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan aku telah menyaksikan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”. Kalimat Syahadat tersebut mempunyai makna yang sangat dalam sekali, yaitu saksinya seorang pesaksi yang menyaksikan kepada siapa dia bersaksi. Secara hakikat, makna simbolis dari “wa asyhadu an la Muhammad Rasulullah” adalah sebuah pengakuan bahwa setiap diri telah ditempati oleh anasir Terpuji yaitu Nur Muhammad, yang harus diimani dan diikuti sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an dan juga sabda Nabi Muhammad SAW :
“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam dirimu ada Rasulullah …” (QS Al Hujurot 49 : 7).
Katakanlah : “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” QS Ali Imran 3 : 31).
“Muhammad itu sekali-kalilah bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup Nabi-Nabi. Dan sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segalanya” (QS Al Ahzab 33 : 40).
“Orang-orang yang telah kami beri Al Kitab, mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahuinya” (QS Al Baqarah 2 : 146).
“Ana ahmad bi la mim, wa ana ‘arabbi bi la ‘ain, wa man roaini, innaroaitul haq” Aku ahmad tanpa huruf mim dan aku adalah ‘arabbi tanpa huruf ‘ain, barang siapa melihat aku, sesungguhnya telah melihat Sang Maha Benar” (HR Bukhari Muslim).
“Yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT adalah Cahaya-ku, wahai Jabir (HR Ibnu jabir).
Referensi : NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI USWATUN HASANAH BAGI ORANG YANG INGIN MENEMUI ALLAH
PELAJARAN SELANJUTNYA KLIK..
Kekuatan Citra Diri (Self Image)
Reviewed by Edi Sugianto
on
16.08
Rating:
Tidak ada komentar: