Hipnosis, Membongkar Rahasia Kekuatan Supranatural
Pertama ada baiknya kita pisahkan dunia supranatural dalam dua kategori,
Dalam hipnosis kita mengakses state ini dengan cara lain yang lebih modern, misalnya dengan anchor. Anchor merupakan pengkondisian seseorang mengalami kondisi mental tertentu, dengan pencetus simbol – simbol yang dibuatnya. Sebagai contoh, seseorang dapat membuat simbol gerakan menyilangkan jari tengah dan telunjuk, dan ia langsung mengalami perasaan tenang, damai dan bahagia. Hal seperti itu sering digunakan oleh hipnosis modern. Sedangkan pada hipnosis tradisional, hal ini dilakukan dengan, contohnya memakai ”jimat” yang dianggap keramat yang apabila ia memilikinya maka usahanya akan menjadi laris. Sama halnya dengan ”lelaku”, apabila ia melakukan ritual atau lelaku tertentu, maka kondisi mentallah yang terbentuk untuk memerintahkan pikirannya memfokuskan pada apa yang diinginkannya. Sehingga dari fokus pikiran dengan kondisi mental yang tepat maka apapun yang dipikirkan akan menjadi kenyataan dalam kehidupannya.
Pada dasarnya ilmu yang tak bisa dirumuskan secara logis itu akan terjelaskan dengan pola hipnosis dan bisa diduplikasikan dengan lebih mudah dengan cara meniru beberapa kemampuannya tanpa menggunakan ritual, mantra, puasa dan apapun caranya. Inti dari proses tersebut adalah pemfokusan pikiran dan kondisi mental yang tepat.
Sebagai contoh, sebut saja seorang teman (paranormal) jika mau menolong membantu menyembuhkan orang lain. Beliau bilang awalnya cuma dengan membayangkan sosok Sunan Kalijaga. Ketika sudah terbayang jelas dan beliau merasa menjadi Sunan Kalijaga, tiba-tiba kemampuan tersebut keluar dengan sendirinya.
Namun, bisa jadi ketika kita menerapkan itu ternyata tidak bisa, karena Sunan Kalijaga bukan tokoh favorit yang bermakna apapun bagi kita. Setelah kita kaji, maka terlihat disini bahwa Sunan Kalijaga itu hanyalah anchor atau pemicu untuk membangkitkan state of mind (kondisi mental) tertentu. Begitu beliau membayangkan Sunan Kalijaga, maka beliau bilang Sunan Kalijaga itu menimbulkan state : yaitu rasa welas-asih yang tak terbatas.
Di sini berarti kita harus mencari simbol lain yang lebih cocok. Suatu simbol yang jika kita bayangkan akan meng-generate rasa welas asih. Dalam memahami hipnosis, harus disadari yang sakti bukanlah si penghipnotisnya. Yang sakti itu imajinasi orang-orang yang dihipnosis karena berhasil berkonsentrasi dan membayangkan pembangkitan kemampuannya. Penghipnosis pada dasarnya hanyalah sebagai fasilitator. Saat seseorang menghipnosis kita, yang terjadi adalah bahwa seseorang tersebut memfasilitasi proses internal kita. Begitu proses berjalan, kita menghipnosis diri kita sendiri. Jadi yang namanya hipnosis itu tidak ada, yang ada self hypnotic. Si penghipnotis memfasilitasi proses internal kita untuk sampai terhipnosis. Artinya tanpa beliau, kita bisa menghipnosis diri sendiri. Dan sekilas hipnosis itu memang lebih mudah dibantu orang lain, melalui kepercayaan yang dibentuk pada orang lain.
Yang kita bicarakan adalah pola hipnosis yang merupakan kemampuan internal seseorang. Ini termasuk agar punya kemampuan yang dimiliki kaum ”linuwih” yang sebenarnya adalah soal cracking atau unlocking (mengaktualisasikan potensi yang terpendam pada diri manusia). Bagaimana nge-crack bakat metafisiknya. Jadi sebenarnya adalah mengetahui bagaimana sesuatu itu diketahui pola dan cara kerjanya. Intinya itu. Begitu ketahuan polanya ya selesai. Semua orang bisa mempunyai kemampuan metafisik itu, dan sebenarnya hal tersebut ilmiah. Namun banyak kalangan belum menyebut ilmiah, karena belum bisa dijelaskan secara logis.
pustaka ; annunaki.wordpress.com
- pertama adalah olah kekuatan supranatural / linuwih dari orang yang dianggap memiliki intuisi, perasaan peka, cenayang dan lainnya.
- kedua, adalah penggunaan kekuatan ’pinjaman’ dari mahluk lain tanpa wujud.
Dalam hipnosis kita mengakses state ini dengan cara lain yang lebih modern, misalnya dengan anchor. Anchor merupakan pengkondisian seseorang mengalami kondisi mental tertentu, dengan pencetus simbol – simbol yang dibuatnya. Sebagai contoh, seseorang dapat membuat simbol gerakan menyilangkan jari tengah dan telunjuk, dan ia langsung mengalami perasaan tenang, damai dan bahagia. Hal seperti itu sering digunakan oleh hipnosis modern. Sedangkan pada hipnosis tradisional, hal ini dilakukan dengan, contohnya memakai ”jimat” yang dianggap keramat yang apabila ia memilikinya maka usahanya akan menjadi laris. Sama halnya dengan ”lelaku”, apabila ia melakukan ritual atau lelaku tertentu, maka kondisi mentallah yang terbentuk untuk memerintahkan pikirannya memfokuskan pada apa yang diinginkannya. Sehingga dari fokus pikiran dengan kondisi mental yang tepat maka apapun yang dipikirkan akan menjadi kenyataan dalam kehidupannya.
Pada dasarnya ilmu yang tak bisa dirumuskan secara logis itu akan terjelaskan dengan pola hipnosis dan bisa diduplikasikan dengan lebih mudah dengan cara meniru beberapa kemampuannya tanpa menggunakan ritual, mantra, puasa dan apapun caranya. Inti dari proses tersebut adalah pemfokusan pikiran dan kondisi mental yang tepat.
Sebagai contoh, sebut saja seorang teman (paranormal) jika mau menolong membantu menyembuhkan orang lain. Beliau bilang awalnya cuma dengan membayangkan sosok Sunan Kalijaga. Ketika sudah terbayang jelas dan beliau merasa menjadi Sunan Kalijaga, tiba-tiba kemampuan tersebut keluar dengan sendirinya.
Namun, bisa jadi ketika kita menerapkan itu ternyata tidak bisa, karena Sunan Kalijaga bukan tokoh favorit yang bermakna apapun bagi kita. Setelah kita kaji, maka terlihat disini bahwa Sunan Kalijaga itu hanyalah anchor atau pemicu untuk membangkitkan state of mind (kondisi mental) tertentu. Begitu beliau membayangkan Sunan Kalijaga, maka beliau bilang Sunan Kalijaga itu menimbulkan state : yaitu rasa welas-asih yang tak terbatas.
Di sini berarti kita harus mencari simbol lain yang lebih cocok. Suatu simbol yang jika kita bayangkan akan meng-generate rasa welas asih. Dalam memahami hipnosis, harus disadari yang sakti bukanlah si penghipnotisnya. Yang sakti itu imajinasi orang-orang yang dihipnosis karena berhasil berkonsentrasi dan membayangkan pembangkitan kemampuannya. Penghipnosis pada dasarnya hanyalah sebagai fasilitator. Saat seseorang menghipnosis kita, yang terjadi adalah bahwa seseorang tersebut memfasilitasi proses internal kita. Begitu proses berjalan, kita menghipnosis diri kita sendiri. Jadi yang namanya hipnosis itu tidak ada, yang ada self hypnotic. Si penghipnotis memfasilitasi proses internal kita untuk sampai terhipnosis. Artinya tanpa beliau, kita bisa menghipnosis diri sendiri. Dan sekilas hipnosis itu memang lebih mudah dibantu orang lain, melalui kepercayaan yang dibentuk pada orang lain.
Yang kita bicarakan adalah pola hipnosis yang merupakan kemampuan internal seseorang. Ini termasuk agar punya kemampuan yang dimiliki kaum ”linuwih” yang sebenarnya adalah soal cracking atau unlocking (mengaktualisasikan potensi yang terpendam pada diri manusia). Bagaimana nge-crack bakat metafisiknya. Jadi sebenarnya adalah mengetahui bagaimana sesuatu itu diketahui pola dan cara kerjanya. Intinya itu. Begitu ketahuan polanya ya selesai. Semua orang bisa mempunyai kemampuan metafisik itu, dan sebenarnya hal tersebut ilmiah. Namun banyak kalangan belum menyebut ilmiah, karena belum bisa dijelaskan secara logis.
pustaka ; annunaki.wordpress.com
Hipnosis, Membongkar Rahasia Kekuatan Supranatural
Reviewed by Edi Sugianto
on
00.51
Rating:
Tidak ada komentar: