Konsep Dasar NAQS DNA
MAS EDDY SUGIANTO |
FOUNDER KUANTUM CAHAYA NAQS DNA |
Kuantum Cahaya NAQS DNA (Neuro Atomic Quanta System Deo Nadi Adham) berdiri di atas SINERGI 3 dasar keilmuan yaitu :
- Ilmu Spiritual
- Ilmu Metafisika
- Ilmu Neuro Linguistik Programming (NLP)
Metode Olah Spiritual Kuantum Cahaya NAQS DNA adalah Sebuah Revolusi spiritual untuk mengembangkan potensi kecerdasan spiritual manusia dan jati diri manusia agar tumbuh & berkembang menuju kesempurnaan hakikat kemanusiaannya menjadi manusia sempurna yang berderajat Insan Kamil, menjadi manusia sempurna baik lahir maupun batin, sehingga mampu menduduki derajat Kholifah Bumi, untuk menjadi manusia yang sempurna maka manusia harus terlebih dahulu pernah mengalami kelahiran kedua. Kelahiran pertama merupakan kelahiran jasmani sedangkan kelahiran kedua adalah kelahiran ruhani. Yakni terbukanya matahati untuk menerima pancaran ‘Nur makrifatullah’.
- Ma'rifatullah (Mengenali kehendak Tuhan)
- Ma'rifatun Nafs (Mengenali Siapa Diri Sejati)
- Ma'rifatul Kaun (Mengenali Sunnatullah)
- Ma'rifatun Naas (Mengenali Karakter Diri dan Sesama)
Olah spiritual untuk pemurnian dan pembersihan diri menuju kesucian merupakan prasyarat pendekatan kepada Tuhan Yang Maha Suci. Pembersihan diri ditujukan untuk pembersihan diri dari berbagai bentuk energi negatif (penyakit fisik, psikis, dan energi negatif yang menghambat spiritualitas) . Pembersihan diri dari energi negatif dalam bentuk apa pun dan peningkatan spiritualis adalah tujuan dari Olah spiritual.
ILMU METAFISIKA
Metafisika (Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah atau di balik", φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?
Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.
Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di luar dunia fisik". "Toko buku metafisika", sebagai contoh, bukanlah menjual buku mengenai ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib, pengobatan alternatif, dan hal-hal sejenisnya.
Aristoteles adalah orang pertama yang memahami sederet persoalan yang tidak termuat dalam berbagai ilmu pengetahuan (sains), balk yang berkaitan dengan alam (thabi’ah), matematika, etika, sosial, ataupun logika. Dan ia menyadari bahwa ilmu tersebut harus dipisahkan dan mandiri.
Sebenarnya istilah metafisika diberikan oleh Andronikos yang mana menyikapi atas karya-karya Aristoteles yang kebanyakan membicaran hal-hal di luar fisik. Metafisika kemudian dibedakan dari ontology oleh Cristian wolf dengan membatasi ruang lingkup kajian metafisika yaitu realitas supra-indrawi
Menurut wolf metafisika pada dasarnya memiliki tiga obyek kajian antara lain:
- Kosmologi (semesta)
- Psikologi (jiwa)
- Theologi (Tuhan)
- Supernaturalisme : Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supernatural)dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme.
- Naturalisme : Selain paham di atas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. paham ini amat bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri,yang dapat dipelajari dan dapat diketahui. Orang-orang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan seperti itu karena standar kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal semata, sehingga mereka mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu.
- Materialisme : Paham materialisme menganggap bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu pencetusnya ialah Democritus (460-370 S.M). Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari mengenai makhluk hidup. Timbul dua tafsiran yang masing saling bertentangan yakni paham mekanistik dan paham vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substansif dengan hanya sekedar gejala kimia-fisika semata. Berbeda halnya dengan telaah mengenai akal dan pikiran, dalam hal ini ada dua tafsiran yang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni paham monoistik dan dualistik. sudah merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (objek) yang ditelaahnya. Dari sini aliran monoistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat.keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik. Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran) yang bagi mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap oleh pikiran adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah pikiran, sebab dengan berpikirlah maka sesuatu itu lantas ada.
Ilmu Neuro Linguistic Programming ( NLP )
Neuro-Linguistic Programming (NLP) adalah model komunikasi interpersonal dan merupakan pendekatan alternatif terhadap psikoterapi yang didasarkan kepada pembelajaran subyektif mengenai bahasa, komunikasi, dan perubahan personal. Dikembangkan pertama kali oleh Richard Bandler (pakar psikologi dari University of California) dan John Grinder (pakar linguistik), metode ini muncul pertama kali saat mereka meneliti para great performers (kebetulan dalam penelitian ini, profesi para great performers yang diriset adalah para ahli terapis yang sukses. Dalam riset ini, digunakan tiga terapis sukses sebagai responden, yakni : Virginia Satir, Milton Erickson dan Fritz Perls). Pertanyaan kunci Bandler dan Grinder adalah : mengapa tiga terapis ini menjelma menjadi terapis hebat nan ekselen? Apa pola komunikasi, konfigurasi bahasa, dan model perilaku yang dipraktekkan ketiga terapis itu sehingga mereka menjadi sukses dalam menangani para kliennya?
Nah, serangkaian temuan yang di ekstrak dari riset panjang itu lalu mereka olah dan racik menjadi metode NLP. Esensi dasar dari metode ini sebenarnya adalah optimalisasi pendayagunaan belief (neuro), pola komunikasi (linguistic) dan model perilaku agar kita bisa menuju kinerja yang ekselen. Nah, disini NLP kemudian juga menyodorkan serangkaian metode yang bisa dilakukan agar pola belief dan pola perilaku kita menjadi lebih efektif; dan pada gilirannya mampu menjadikan diri kita lebih optimal kinerjanya.
Secara semantik makna Neuro Linguistic Programming (NLP) adalah :
- Neuro merujuk pada otak / pikiran, bagaimana kita mengorganisasikan kehidupan mental kita. Dapat diartikan sebagai berbagai mekanisme yang dilakukan individu dalam menginterpretasikan informasi yang didapat melalui panca indra dan berbagai mekanisme pemprosesan selanjutnya di pikiran.
- Linguistic adalah mengenai bahasa, bagaimana kita menggunakan bahasa untuk mencipta makna dan pengaruhnya pada kehidupan kita. Ditujukan untuk menjelaskan pengaruh bahasa yang digunakan pada diri maupun pada individu lain yang kemudian membentuk pengalaman individu akan lingkungan.
- Programming adalah mengenai urutan proses mental yang berpengaruh atas perilaku dalam mencapai tujuan tertentu, dan bagaimana melakukan modifikasi atas proses mental itu. Dapat diartikan sebagai berbagai mekanisme yang dapat dilakukan untuk melatih diri seorang individu (dan individu lain) dalam berpikir, bertindak dan berbicara dengan cara baru yang lebih positif. Walaupun pikiran individu telah memiliki program “alaminya”, yang didapat baik melalui pewarisan secara genetis maupun melalui berbagai pengalaman, individu tetap dapat melakukan pemrograman ulang sehingga dapat bertindak lebih efektif.
Beberapa nama besar yang tercatat menggunakan ilmu NLP dalam meraih kesuksesannya adalah : Bill Clinton, Andre Agassi, Lady Di, dan Nelson Mandela, dan masih banyak lagi.
NLP semula dikembangkan sebagai salah satu perangkat psychotherapeutic. Namun kemudian memperoleh kredibilitas ketika diaplikasikan pada berbagai bidang, seperti bisnis, komunikasi dan lainnya. NLP juga sangat bermanfaat ketika digunakan pada pengembangan pribadi maupun pada proses belajar dan mengajar yang efektif.
Konsep Dasar NAQS DNA
Reviewed by Edi Sugianto
on
04.09
Rating:
Tidak ada komentar: