Cosinergy NAQS DNA, Mikrokosmos, Makrokosmos, Mahakosmos
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Q.S. 41:53)"
, Cosmic Energy Neuro Atomic Quanta System Deo Nadi Adham atau Nuurun 'Ala Nuurin adalah Energi Cahaya Ilahi Yang meliputi langit dan bumi. Energi Kosmik adalah spektrum energi cahaya yang mempunyai gelombang (vibrasi) dimensi tinggi. Energi Alam Semesta (Cosmos) pada dasarnya terbagi menjadi 3 kelompok :
- Energi Mikro Kosmos, adalah energi alam kecil yang berada di dalam diri manusia. Contoh dari energi-energi yang termasuk dalam kelompok ini adalah : Shakti, Kundalini, Cakra, Tenaga Dasar, Tenaga Dalam Hikmah, Tenaga Dalam Inti, Inti Ruh, dll.
- Energi Makro Kosmos, adalah energi alam semesta atau alam besar. Contoh dari energi-energi yang termasuk dalam kelompok ini adalah : Reiki, Ling Chi, Karuna, Seichim, Prana (Choa Kok Sui), Drisana, Neriya, Golden Triangle, Ra-Sheeba, Energi Pusaka, Jin, Khodam, Energi Sinar kosmik, Tachyon, dll.
- Energi Maha Kosmos, adalah energi Suci dari Alam Ke-Tuhanan. Contoh : Energi Nur Ilahi, Energi Nur Muhammad, Energi Kalam Tuhan, Energi Asma Tuhan, Energi Kultivasi, dll.
Kosmos dan Keberadaannya (cahaya-semesta.com)
Kosmos adalah keteraturan yang ada di semesta. Kosmos, dalam pengertian yang paling umum, adalah suatu sistem yang teratur atau berada dalam harmoni. Berasal dari kata bahasa Yunani κόσμος yang berarti "keteraturan, susunan yang teratur, hiasan", kosmos merupakan konsep antitesis dari khaos. Ilmu yang mempelajari kosmos disebut dengan kosmologi. Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama.
Sebagaimana yang banyak dipahami oleh kita, bahwa ada Dua Tingkatan kosmos di semesta ini, pertama MIKROKOSMOS, dan kedua MAKROKOSMOS. Namun kami berusaha membuatnya menjadi lebih konprehensif dengan menambahkan unsur yang ketiga (baca : yang utama), yang tak terlihat dan yang paling dahsyat, yang bertanggung jawab penuh atas keberadaan kedua kosmos tersebut, yaitu MAHAKOSMOS.
Disebut sebuah keteraturan adalah karena adanya “keotomatisan” semesta yang berlangsung dalam alam yang luas ini. Siapapun yang gerak-geriknya selaras dengan sistem semesta yang berlangsung, insya Allah otomatis ia menjadi orang sukses. Karena itu, orang-orang sukses adalah orang-orang yang hidupnya teratur.
Sahabat Semesta, kita sebagai individu (Mikrokosmos) harus mengikuti keteraturan yang ada di alam semesta (Makrokosmos). Namun demikian, karena rahasia keteraturan Makrokosmos ini masih sangat banyak yang belum terungkap, maka kita ering kesulitan untuk hidup menselaraskan diri dengan alam semesta. Itu mengapa Allah SWT memberikan kemudahan kepada hamba-hamba-Nya dengan cara menyuruh hamba-hamba-Nya mengikuti aturan yang telah dibuat-Nya. Itulah keteraturan versi Mahakosmos, sebuah keteraturan yang langsung dipandu oleh Allah untuk hamba-hamba-Nya yang beriman.
Jika hari ini kita mengikuti keteraturan Mahakosmos, maka otomatis Mikrokosmos kita sudah selaras dengan keteraturan yang ada di dalam Makrokosmos. Itu sebabnya, sangat wajar, orang-orang yang beriman, yang hidupnya teratur maka ia berhak mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan keteraturan yang ada di semesta ini disebut sebagai SUNNATULLAH.
“Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu. (Q.S. 48 : 23)”
Sahabat Semesta, izinkan saya bertanya, apa pandangan Anda terhadap orang-orang yang hidupnya tidak mau mengikuti aturan yang berlaku di sekitarnya. Contoh, tidak ikut aturan RW, tidak ikut aturan Lurah, tidak ikut aturan dalam bernegara, juga bahkan tidak pernah mengikuti aturan berlalulintas. Kira-kira, apa yang akan terjadi kepada orang-orang yang berlaku demikian? Ya, tentu saja, sebuah kehancuran yang dahsyat, baik bagi dirinya dan juga berdampak kepada orang-orang di sekitarnya.
Itulah orang-orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya belaka, ingin hidup bahagia tapi tidak mengerti arti dari kebahagiaan. Ingin hidup dihormati, tapi tidak mengerti mengapa hadir sebuah penghormatan. Ya, hawa nafsu hanya membawa kehancuran di semesta ini.
Nah, berikutnya, Sahabat Semesta, kalau saja di sebuah negara ada ATURAN MAIN yang berlaku, maka tentu saja di ALAM SEMESTA ini juga ada ATURAN MAIN yang berlaku. Dan barang siapa yang hidupnya teratur sesuai dengan aturan yang ada di ALAM SEMESTA maka kehidupannya akan sukses bahagia, tetapi barang siapa yang tidak mau mengikuti aturan di semesta, maka hidupnya akan hancur binasa dan membinasakan apapun yang ada di semestanya.
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (Q.S. 23 : 71).
Mikrokosmos
Mikrokosmos adalah unsur-unsur mikro yang ada di alam semesta. Sebenarnya batasan besaran mikro itu relatif. Mikro bisa dimulai dari quark, inti atom, elektron, proton, molekul, sel DNA, individu manusia, pohon, gunung, batu, laptop, bumi, planet dan benda-benda lainnya. Semakin mikro maka semakin tak terlihat, dan benda yang tak terlihat ini bisa disebut sebagai Quanta.
Semakin tambah kemikroan kita, maka semakin "hilanglah" kita, lalu menembus alam Maha. Laa haula walaa Quwwata illaa billaah. Inilah alam super mikro (manusia super) yang sebenarnya karena ia merasa tiada memiliki kekuatan selain kekutan dari Allah SWT.
Anda adalah Mikrokosmos di alam semesta ini. Karena alam semesta memiliki prinsip-prinsip aturan main kehidupan, maka agar Anda hidup relatif sukses, Anda harus bisa menyelaraskan diri dengan prinsip-prinsip aturan semesta di Makrokosmos yang sudah pasti selaras dengan aturan di Mahakosmos.
Insya Allah, sinergi yang selaras antar Mikrokosmos yang terjadi di alam semesta ini akan membuat bumi dan alam semesta ini menjadi “awet muda” tidak cepat letih, tidak mudah marah, dan tidak sering sakit-sakitan.
Hari ini kita melihat, selain sudah mulai tua dan sering sakit-sakitan, kini bumi pun sudah mulai mudah emosional, buktinya bencana alam pun akhirnya terjadi di mana-mana. Sebenarnya, dalam bahasa yang sederhana, maka terjadinya Bencana Alam ini adalah karena adanya hubungan yang tidak sinergis antar Mikrokosmos yang ada, termasuk hubungan antara Mikrokosmos dengan Mahakosmos, sehingga mengakibatkan secara otomatis memburuknya hubungan Mikrokosmos dan Makrokosmos, setelah itu menjadi berantakan, lalu hancurlah sebagian dari bumi ini.
Makrokosmos
Nah, gabungan dan sinergisasi individu-individu di level Mikrokosmos inilah yang disebut sebagai Makrokosmos. Jadi Makrokosmos adalah alam yang lebih bersifat “berjamaah” dan “sinergis”, saling ketergantungan, saling mempengaruhi, dan saling terkait erat dengan SUNNATULLAH yang berlaku.
Makrokosmos bekerja dengan taat sesuai “kontrak” yang telah dibuatnya di hadapan Tuhan-Nya. Alam Makro ini bergerak “apa adanya” dan “otomatis”. Jika kita memperlakukannya dengan perlakuan X maka akan berakibat Y dan seterusnya. Memang sudah demikian terprogram tanpa adanya praktek pilih kasih.
Artinya siapa pun yang bekerja dan hidup sesuai dengan keteraturan yang ada di alam Makro (Maaf, walaupun mungkin saja ia tidak ber-Tuhan, atau ia ber-Tuhan tapi tidak beragama), maka kehidupannya akan semakin ringan dan tenang. Dan barang siapa yang “melanggar” aturan yang ada di Makrokosmos maka ia akan celaka di dunia ini.
Contoh, dalam aturan Makrokosmos disebutkan bahwa apapun benda yang memiliki massa, yang dilepas dari ketinggian tertentu maka ia akan terjatuh. Walaupun “benda” tersebut adalah seorang manusia yang rajin pergi ke masjid, tetap saja secara “sunnatullah” dia akan terjatuh ketika ia melompat atau terlepas dari ketinggian gedung lantai sepuluh. Dia tidak akan terbang.
Memang, pada kasus-kasus tertentu atau “Post Majeur”, ada kontrak yang dibuat antara alam semesta ini dengan Allah yang kita tidak mudah memahaminya. Misal, kasus Isro’ dan Mi’raj-nya nabi Muhammad saw. Hal ini sunnatullahnya lebih special. Berlaku hanya untuk orang-orang tertentu, yakni orang-orang yang special di hadapan Allah.
Berikutnya, dalam alam Makrokosmos ini ada dua model Sunnatullah yang bisa kita pahami. Pertama Sunnatullah yang Visible (Nyata/Fisika), dan kedua Sunnatullah yang Invisible (Ghoib/Metafisika). Untuk hidup selaras dengan Sunnatullah yang bersifat VISIBLE/FISIK relatif jauh lebih mudah dibandingkan untuk hidup selaras dengan Sunnatullah yang bersifat INVISIBLE/METAFISIK.
Misalanya, kasus “aturan gravitasi” adalah sebuah hukum Fisika, tetapi untuk kasus seperti “aturan bahwa orang yang bersyukur itu bertambah nikmatnya”, maka perlu pengetahuan aturan yang Metafisik. Dan, percaya atau tidak, ternyata bahwa akses Metafisik yang paling dahsyat adalah kitabullah yang bernama Al-Quran.
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman (yakin dan menurut) kepada yang ghaib (metafisik), yang mendirikan shalat (habluminallah), dan menafkahkan sebahagian rezki (hablumminannas) yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (Q.S. 2 : 2-4).
Begitulah alam Makrokosmos, ia bekerja secara Sunnatullah, dan bekerja sesuai dengan instruksi dari Allah SWT. Itu sebabnya, tiada yang tidak Sunnatullah, semuanya adalah Sunnatullah, dan semuanya bisa dipahami dengan Qolbu kita, yakni dengan Akal kita, selama kita dekat dengan Allah SWT. Sahabat Semesta, semua adalah sunnatullah-Nya, maka tiada satupun yang dibuat kebetulan, dan tiada satu pun yang terjadi dalam kehidupan Anda berlabel KEBETULAN.
Jadi, di alam Makrokosmos ini, Allah telah membuat hukum-hukum alam yang tidak pernah berubah karena Allah selalu menepati janji-janji-Nya. Nah, agar kehidupan sang Mikrokosmos itu selamat, maka setiap Mikrokosmos yang ada harus patuh total terhadap aturan-aturan yang terdapat di alam Makrokosmos. Dan aturan-aturan itu bisa disimak secara jelas lewat pedoman-pedoman suci versi Mahakosmos.
Mahakosmos
Pada penjelasan S3 ini, istilah MAHAKOSMOS dihadirkan sebagai suatu tempat yang MAHATERATUR, sebagi SUMBER dari KETERATURAN yang ada di seluruh semesta ini, dimana disana bersamayam ZAT YANG MAHA MENGATUR (kita tidak perlu membayangkan bagaimana CARA DIA berSEMAYAM di ARSY-pen.), yang mengatur seluruh peristiwa di alam semesta tanpa merasa lelah, ngantuk, apalagi sampai tertidur.
Bagi Muslim, istilah MAHAKOSMOS ini terkait erat dengan ARSY-NYA ALLAH SWT atau DAERAH KEKUASAAN ALLAH SWT. Karena Daerah Kekuasaan Allah ini meliputi langit, bumi dan seluruh alam semesta, maka ARSY-NYA Allah meliputi semuanya yang ada di alam semesta ini. Adapun, bentuk fisik dari ARSY itu tidak perlu dibayangkan, karena bentuknya belum tentu fisik sebagaimana yang bisa kita bayangkan. Begitupun perihal perdebatan lebih besar mana antara Allah, Arsy, dan Alam semesta, tidaklah perlu kita bahas, karena hal itu semua bukanlah sebuah pembahasan yang bakal ditemukan solusinya, dan membahas hal itu sama sekali tidak akan meningkatkan mutu ketaqwaan kita kepada Allah SWT, malahan bisa menurunkannya. Kita hanya perlu MEYAKINI bahwa ALLAH itu MAHA BESAR.
Yang jelas, pada pembahasan ini, ketika kami menyebutkan istilah MAHAKOSMOS, maka maksud intinya adalah ALLAH beserta seluruh KEMAUAN, KEMAMPUAN, dan KEKUASAANNYA, termasuk DAERAH KEKUASAANNYA. Dan semuanya adalah DAERAH KEKUASANNYA, sehingga tidak ada yang bukan Daerah Kekuasaan-Nya. Memang hal ini tidak mudah untuk dimengerti, tapi saya berharap dan yakin bahwa Anda bisa memahami apa yang dimaksud dengan istilah Mahakosmos. Yang jelas, Mahakomos itu meliputi Mikrokosmos dan Makrokosmos.
Sahabat Semesta, rupanya alam Mahakosmos ini pun tidak jauh dari Anda. Justru ia sangat dekat. Bahkan lebih dekat dari urat leher Anda. Ia lebih dalam dari apa yang paling dalam dari Anda. Jika Anda mengatakan bahwa dalamnya laut itu dapat diukur, dan dalamnya hati itu siapa yang tahu, maka alam Mahakosmos jauh lebih dalam dari hati Anda yang terdalam.
Itulah DIA, saking dekatnya sehingga kita sering melupakannya. Allah Maha Dekat, mari rasakan kedekatannya mulai saat ini, DIA tidak pergi kemana-mana, ia ada di dalam hati yang lebih dalam dari hati terdalam Anda. Ia mengenggam hati Anda, ia selalu bersama Anda. Syaratnya sederhana, yakini saja kedekatan itu dan nikmati selalu saat-saat kebersamaan Anda bersamaNya.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” {Q.S. 2: 186}.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”{Q.S. 50: 16}.
Pada level yang lebih membumi, maka realitas Mahakosmos dihadirkan sebagai buku panduan suci dari Ilahi yang mengatur kehidupan kita. Dan buku panduan itu kita sebut sebagai Al-Quran dengan pendamping utamanya adalah As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah inilah sebagai kamus Mahakosmos yang hadir di muka bumi.
wallahu a'lam
Cosinergy NAQS DNA, Mikrokosmos, Makrokosmos, Mahakosmos
Reviewed by Edi Sugianto
on
23.17
Rating:
Tidak ada komentar: