Meditasi & Kontemplasi
Meditasi adalah perenungan dan pengarahan diri dari pengharapan untuk mendapatkan sesuatu menjadi kebukan apa-apaan (Something to be NO Thingless) dan dari kesadaran akan kebutuhan diri supaya menjadi kesadaran akan Sir Gusti. Karenanya didalam sebuah meditasi itu yang penting bukan penyucian pikiran tetapi pengosongan pikiran.Tanpa ada pengosongan pikiran dari soal2 yang kita ketahui dan kita kenal maka tidak akan mungkin bisa berlangsung pembaharuan.Dan tanpa adanya pengosongan dan pembaharuan dalam suatu meditsasi maka pikiran lama2 menjadi acuh tak acuh.Tanpa adanya pengosongan dan pembaharuan maka meditasi itu menjadi membosankan.Didalam teknik pengosongan dan pembaharuan itu yang penting bukan kontrol atas pikiran namun perhatian2 baru yang kita amati dengan pikiran kita.Memperhatikan kumpulan perhaian baru terhadapan masuknya perhatian lama itulah konsentrasi.Merenungkan perhatian-perhatian yang baru itulah Meditasi. Meditasi dan Konsentrasi adalah usaha manusia yang tidak bisa membawakan kita kedalam kemampuan untuk meraba Api kehidupan. Tetapi memang ada baiknya buat dilakukan untuk mengimbangi pengertian rokhani yang telah kita terima.
Bahan2 meditasi itu tentunya membantu pula untuk mencapai kedalaman rokhani tetapi haruslah tumbuh dari penyajian alam sekitar dan tidak bisa dicari di buku2.Bahan renungan yang sesuai dengan pertumbuhan jiwa seseorang itu tidak bisa diada-adakan tetapi tumbuh sendiri dalam alam sekitar sesuai dengan pertumbuhan kita didalam kesadaran akan api kehidupan.Bahan meditasi yang kita sajikan kepada diri sendiri adalah ngoyo dan anggege mangsa tetapi bahan meditasi yang mengada sendiri dalam kejadian alam sekitar itulah Sumarah dan Sumeleh.Ngoyo akan membawakan kita kedalam kemampuan kawruh pemikiran.Ngoyo membuat manusia menjadi rumangsa bisa,tapi tidak bisa rumangsa.
Puncak dari meditasi adalah kesadaran akan api kehidupan yang tak kunjung surut.Itulah Semedi.Semedi yang sebentar-sebentar saja itu bukanlah keheningan sejati.
Semedi itu Ning.Ning itu Hening berarti jernih,bening tanpa warna,murni,terang dan bersih (wening).Ning bukan kemampuan manusia tetapi kemampuan didalam Hak.Inilah busana jati yang menggantikan busana jalmi sebagai sarana untuk mengerti sesuatu yang ada tanpa memikir dan tanpa merasa.Ning adalah kemampuan yang tidak bisa dimiliki dengan niat dan tekad tetapi akan hadir dengan sendirinya karena akibat.
Memang dengan niat dan tekad maka manusia juga bisa memiliki keheningan.Itu adalah keheningan manusiawi yaitu hening didalam kesadaran untuk memikir dan merasa.Pengertian yang kita dapat masih berpangkal dari pengeterapan berpikir dan merasa.Dalan keheningan manusiawi masih ada cita,pengharapan dan tujuan karena belum bebas dari ikatan rasa aku,dalam hati kita masih berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu atau untuk menjadi sesuatu.Perhatian kita masih terbagi.
Didalam Ning,tidak ada lagi kebutuhan akan aku.Ning adalah alam dari Ingsun.Ingsun tidak mempunyai lagi nafsu keakuan karena itu kesadaran tidak akan bisa terbagi lagi.Ning adalah manter (tertuju_nyala api yang tak kunjung padam).Ing Wangkit rasa lan wangkit pamikir kuwi tumuse Ning.Didalam kehampaan rasa dan kehampaan pamikir tumbuhlah Ning.Itulah batas akhir dari aku,batas akhir dari usaha kita sebagai manusia.Jadi jangan dirasa dan jangan lagi dipikir.Rasa dan pamikir manusia sudah tidak mampu lagi untuk menerima pengertian ini apalagi menghidupinya.Kawruh adalah pemikiran,sedangkan Ngelmu adalah Rasa sedangkan Hak adalah NYATA (kenyataan).Dalam kawruh,kita sudah bisa berpikir dan menalar,dengan ngelmu kita biasa meraba (nggrayang) dan berusaha.Dalam batas akhir dari rasa dan pamikir maka semua rabaan dan usaha rokhani harus dihentikan. by. damarsahasrakirana.wordpress.com
Bahan2 meditasi itu tentunya membantu pula untuk mencapai kedalaman rokhani tetapi haruslah tumbuh dari penyajian alam sekitar dan tidak bisa dicari di buku2.Bahan renungan yang sesuai dengan pertumbuhan jiwa seseorang itu tidak bisa diada-adakan tetapi tumbuh sendiri dalam alam sekitar sesuai dengan pertumbuhan kita didalam kesadaran akan api kehidupan.Bahan meditasi yang kita sajikan kepada diri sendiri adalah ngoyo dan anggege mangsa tetapi bahan meditasi yang mengada sendiri dalam kejadian alam sekitar itulah Sumarah dan Sumeleh.Ngoyo akan membawakan kita kedalam kemampuan kawruh pemikiran.Ngoyo membuat manusia menjadi rumangsa bisa,tapi tidak bisa rumangsa.
Puncak dari meditasi adalah kesadaran akan api kehidupan yang tak kunjung surut.Itulah Semedi.Semedi yang sebentar-sebentar saja itu bukanlah keheningan sejati.
Semedi itu Ning.Ning itu Hening berarti jernih,bening tanpa warna,murni,terang dan bersih (wening).Ning bukan kemampuan manusia tetapi kemampuan didalam Hak.Inilah busana jati yang menggantikan busana jalmi sebagai sarana untuk mengerti sesuatu yang ada tanpa memikir dan tanpa merasa.Ning adalah kemampuan yang tidak bisa dimiliki dengan niat dan tekad tetapi akan hadir dengan sendirinya karena akibat.
Memang dengan niat dan tekad maka manusia juga bisa memiliki keheningan.Itu adalah keheningan manusiawi yaitu hening didalam kesadaran untuk memikir dan merasa.Pengertian yang kita dapat masih berpangkal dari pengeterapan berpikir dan merasa.Dalan keheningan manusiawi masih ada cita,pengharapan dan tujuan karena belum bebas dari ikatan rasa aku,dalam hati kita masih berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu atau untuk menjadi sesuatu.Perhatian kita masih terbagi.
Didalam Ning,tidak ada lagi kebutuhan akan aku.Ning adalah alam dari Ingsun.Ingsun tidak mempunyai lagi nafsu keakuan karena itu kesadaran tidak akan bisa terbagi lagi.Ning adalah manter (tertuju_nyala api yang tak kunjung padam).Ing Wangkit rasa lan wangkit pamikir kuwi tumuse Ning.Didalam kehampaan rasa dan kehampaan pamikir tumbuhlah Ning.Itulah batas akhir dari aku,batas akhir dari usaha kita sebagai manusia.Jadi jangan dirasa dan jangan lagi dipikir.Rasa dan pamikir manusia sudah tidak mampu lagi untuk menerima pengertian ini apalagi menghidupinya.Kawruh adalah pemikiran,sedangkan Ngelmu adalah Rasa sedangkan Hak adalah NYATA (kenyataan).Dalam kawruh,kita sudah bisa berpikir dan menalar,dengan ngelmu kita biasa meraba (nggrayang) dan berusaha.Dalam batas akhir dari rasa dan pamikir maka semua rabaan dan usaha rokhani harus dihentikan. by. damarsahasrakirana.wordpress.com
Meditasi & Kontemplasi
Reviewed by Edi Sugianto
on
21.57
Rating:
Tidak ada komentar: