Penyembuhan Ajaib Emotional Healing
Untuk melakukan terapi Penyembuhan Ajaib Emotional Healing Release Emosi Negatif. Ada enam tahap yang perlu dilakukan/dialami oleh klien :
Menahan Emosi
Atau bila menggunakan istilah bahasa yang umumnya sering dipakai adalah mengendalikan emosi. Yang artinya kita mampu meredam emosi yang muncul serta menahannya sehingga emosi tersebut tidak meledak dan mengakibatkan kerusakan yang akan menjadi suatu penyesalan di kemudian hari.
Mengekspresikan Emosi (katarsis)
Menahan atau mengendalikan emosi itu memang baik, tetapi bila dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Emosi tersebut akan merusak diri sendiri. Dan biasanya muncul dalam bentuk penyakit psikosomatis. Atau bisa juga menjadi meledak dengan efek ledakan yang sangat parah. Sebagaimana sering saya sampaikan mengenai teori Gelas Emosi.
Yaitu, ketika kita sering memendam suatu emosi negatif. Emosi tersebut tidaklah hilang, akan tetap mengendap di dalam pikiran bawah sadar. Begitulah terus menerus menumpuk di alam bawah sadar, semakin lama emosi yang kita pendam ini levelnya akan semakin naik hingga garis batas (Treshold) teratas. Ketika kemampuan diri kita dalam menahan stressor ini mencapai limit batasannya. Di saat itulah emosi tersebut akan bermanifestasi menjadi penyakit psikosomatis bila meledak ke dalam. Atau menjadi ledakan emosi yang sangat kuat bila meledak keluar.
Oleh karena itu, anda jangan heran ketika seseorang yang dalam kesehariannya anda kenal sebagai orang yang sangat sabar dan juga baik. Suatu saat bisa marah besar dan mengamuk. Itu artinya, emosi negatif yang dia pendam sudah menembus garis Treshold dari gelas emosinya dan meledak tidak terkendali.
Di dalam dunia terapi dikenal yang namanya KATARSIS. Katarsis adalah sebuah cara untuk memberikan kesempatan terhadap seseorang untuk MENGEKSPRESIKAN emosinya yang lama ditahan. Setelah keluar semua emosi yang dipendam itu dan bersih maka akan lebih mudah bagi seorang terapist untuk memberdayakan kliennya guna melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Misalnya dengan berteriak yang keras, menangis, dll.
Namun Katarsis ini bukanlah penyelesaian masalah. Ini hanya langkah darurat saja, sekedar mengurangi endapan emosi di dalam gelas emosi. Kita harus lanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu....
Melepaskan Emosi.
Setelah emosi berhasil dimunculkan, di ekspresikan. Untuk selanjutnya kita harus melepaskan semua emosi yang ada. Yaitu dengan tekhnik BERDAMAI. Bila itu hanya terkait dengan diri sendiri, maka kita berdamai dengan diri sendiri. Bila itu terkait dengan orang lain, maka kita lakukan perdamaian secara mental dengan orang yang dimaksud, kemudian dilanjutkan dengan berdamai dengan diri sendiri.
Terima dan hargai diri anda sutuhnya, kemudian putuskan untuk melepaskan segala emosi negatif tersebut untuk selamanya.
The Sedona Method : Empat Cara Pelepasan Emosi
Empat Cara pertama pelepasan emosi negatif :
1. Memutuskan untuk mengeluarkan emosi
2. Menerima atau mengijinkan emosi
3. Masuk ke dalam inti emosi
4. Pelepasan menyeluruh (Holistic releasing)
Itulah empat cara dalam pendekatan proses melepaskan emosi menurut metode Sedona,dan semua akan menuju pada hasil yang sama : Pertama dengan membebaskan kemampuan alamiah anda untuk melepaskan emosi apapun yang tak diinginkan secara cepat dan memberikan jalan bagi energi terpendam (the suppressed energy) di bawah sadar untuk lepas. Cara kedua adalah menerima perasaan (feeling) – mengijinkan emosi sebagaimana adanya. Cara ketiga adalah menyelam ke dalam inti emosi. Cara ke empat adalah secara holistik embracing pada masalah apapun atau keyakinan apapun.
Memutuskan untuk mengeluarkan emosi
Ambilah sebuah pensil atau benda kecil apapun yang akan anda jatuhkan tanpa memberikan kesempatan berpikir dua kali.
Sekarang peganglah pensil itu dengan kencang. Berlakulah seolah – olah benda itu adalah keyakinan anda yang membatasi dan tangan anda seolah – olah kesadaran anda. Jika anda menggenggam benda itu cukup lama, anda akan merasakan ketidaknyamanan.
Sekarang bukalah tangan anda, dan jatuhkan benda tersebut. Amatilah bahwa andalah yang menggenggamnya. Benda itu tidak melekat di tangan anda. Demikian juga dengan kebenaran perasaan anda. Perasaan anda sama melekatnya seperti benda tadi melekat di tangan anda.
Kita menggenggam perasaan – perasaan kita dan kita lupa bahwa kita mengikatkan diri pada mereka. Hal ini bahkan terjadi pada bahasa kita. Ketika kita merasa marah atau sedih, kita biasanya tidak mengatakan,” saya merasa marah” atau “saya merasa sedih.” Tapi kita mengatakan,” saya marah,” atau “saya sedih,” Tanpa menyadarinya hal tersebut, kita salah mengenali bahwa kita adalah perasaan itu. Sering kita mempercayai kita terikat oleh perasaan itu. Kenyataan ini tidaklah benar…bahwa kita dapat mengontrolnya, hanya saja kita tidak tahu bagaimana caranya.
Sekarang lepaskan benda tersebut.
Apa yang terjadi? Anda melepaskan benda tersebut, dan menjatuhkannya ke lantai. Apakah sulit? Tentu tidak. Hal tersebut apa yang kita maksudkan sebagai,” membiarkan pergi atau melepaskan.”
Anda dapat melakukan hal tersebut pada emosi anda : memilih untuk melepaskannya.
Menerima atau mengijinkan emosi
Berpegang pada analogi yang sama : jika anda berjalan dengan tangan terbuka, tidakah hal tersebut akan sangat sulit untuk memegang pensil atau benda lain? Demikian pula ketika anda mengijinkan atau menerima sebuah perasaan, anda membuka kesadaran anda, dan hal ini memungkinkan perasaan hilang dengan sendirinya seperti kabut yang berjalan di udara atau asap yang melalui cerobong. Hal tersebut seolah – olah anda membuka tutup panci memasak.
Masuk ke dalam inti emosi
Sekarang, jika anda ambil benda yang sama – sebuah pensil, pulpen, atau batu kerikil – dan bayangkan anda membesarkan ukurannya, benda tersebut akan tampak terus membesar seperti ruangan kosong. Anda akan melihat celah antara molekul dan atom – atom, Ketika anda menyelam masuk ke dalam inti perasaan anda, anda akan melihat suatu kejadian : Tidak ada sesuatupun yang benar – benar di sana.
Setelah anda menguasai proses pelepasan, anda akan menemukan bahwa bahkan perasaan yang dalampun hanya ada di permukaan. Inti di dalamnya anda menemukan ruang kosong, tenang, dan damai, bukan rasa sakit atau kegelapan yang diasumsikan oleh kebanyakan dari kita. Kenyataannya, bahkan perasan yang begitu ekstrimpun hanyalah seperti buih sabun mandi. Dan anda tahu jika anda menusukan jari anda pada buih tersebut. Buih akan meletus. Hal tersebut persis terjadi ketika anda masuk ke dalam inti perasaan anda.
Pelepasan menyeluruh (Holistic releasing)
Akhirnya, Setelah anda fokus pada benda di tangan, anda akan mendapati bahwa hal tersebut ditegaskan oleh kebalikannya. Dengan kata lain, alasan mengapa anda dapat merasakan benda tersebut karena ruang di sekitar benda tersebut. Tanpa ruang tidak mungkin ada isi. Bila dikaitkan pada perasaan dan masalah yang berdasar emosi, mereka ditegaskan atau pegang bersama oleh kebalikannya juga. Kita memiliki baik dan buruk, salah dan benar, gembira dan sedih, dan cinta dan benci untuk menyebut beberapa. Bila anda menerima kedua pasangan tersebut, sebagai saling berlawanan dan bertentangan satu sama lainnya, anda akan menemukan bahwa keduanya akan bubar meninggalkan anda dengan ruang kosong yang mengijinkan segala sesuatu berjalan. Kita menyebut langkah pelepasan ke empat ini sebagai pelepasan menyeluruh (holistic releasing)
Tiga Pertanyaan untuk Release Emosi Negatif
Tehnik ini ditemukan oleh Lester Levenson, dan dipopulerkan oleh muridnya yang bernama Hale Dwoskin.
Tehniknya sangat simple, hanya mengajukan tiga pertanyaan pada diri sendiri secara berulang-ulang hingga emosi negatif lepas.
Walaupun simple, tapi sangat efektif dan penggunaannya pun sangat luas. Untuk detailnya bisa baca buku Sedona Method yang diterbitkan oleh Ufuk Press.
Pertanyaan yang dimaksud adalah:
Bisakah?
Maukah?
Kapan?
Caranya:
Bayangkan atau rasakan satu emosi yang ingin anda hilangkan. Misalnya rasa cemas. Kemudian...
1. Tanyakan pada diri sendiri, "Bisakah saya melepaskan rasa cemas ini?
Apapun jawabannya baik ya atau tidak, lanjutkan pada pertanyaan berikut:
2. "Maukah saya melepaskan rasa cemas ini?"
3. "Kapan?"
Seandainya anda menjawab tidak pada pertanyaan kedua, maka ajukan pertanyaan tambahan ini:
2a. "Apakah saya lebih nyaman menahan perasaan cemas ini atau lebih nyaman jika melepasnya?"
Jika jawabannya, "Ya, lebih nyaman melepas dong."
Maka ulangi lagi pertanyaan kedua. "Jadi mau melepas perasaan ini?"
Lalu setelah anda setuju, lanjutkan dengan pertanyaan ketiga, "Kapan?"
Inti dari tehnik ini adalah mengizinkan emosi negatif itu datang, lalu memutuskan untuk melepasnya. Dengan kata lain menuntun bawah sadar hingga mau melepas emosi negatif yang mengganggu kita. Tehnik ini sangat cocok terutama untuk orang yang bertipe auditori.
Dalam pengembangannya, tehnik ini juga dapat digunakan untuk membantu proses penyembuhan penyakit, menurunkan berat badan, meningkatkan finansial dll.
Terkadang dibutuhkan beberapa kali pengulangan sampai emosi negatif yang ingin kita hilangkan itu benar-benar hilang. Ada cerita seorang teman yang harus bolak-balik berulang kali bertanya pada dirinya sendiri karena tak mau juga melepas emosi negatifnya. Ketika itu dia selalu menjawab tidak dari dua pertanyaan pertama, dan ragu pada pertanyaan ketiga. Kira-kira seperti ini:
"Bisakah saya melepas perasaan ini?"
"Ga bisa, saya sakit hati banget."
"Maukah saya melepas perasaan ini?"
"Ga mau, perasaan ini ga mau pergi!"
"Terus lebih nyaman mana, membiarkan perasaan ini terus atau melepasnya pergi?"
"Ya lebih nyaman melepas pergi dong, tapi susah!"
"Kalau gitu mau melepas perasaan ini?"
"Iya mau! Tapi susah!"
"Tapi mau kan?"
"Iya mau!"
"Kapan?"
"Ngg...ga tahu, secepatnya aja deh."
"Secepatnya itu kapan?"
"Ya kalo bisa sekarang!"
"Jadi kamu bisa melepasnya?"
"Iya."
"Kamu mau melepasnya?"
"Ya."
"Kapan?"
"Sekarang!"
Dan akhirnya lepaslah emosi negatifnya. Kalau perlu, lanjutkan dengan Hipno EFT.
- Accepting (Menerima)
- Expression (Mengekspresikan)
- Release (Melepaskan)
- Relief (Memulihkan)
- Internal Integration (Integrasi Seluruh bagian diri)
- Future Pacing
- Menahan Emosi
- Mengekspresikan Emosi
- Melepaskan Emosi
Menahan Emosi
Atau bila menggunakan istilah bahasa yang umumnya sering dipakai adalah mengendalikan emosi. Yang artinya kita mampu meredam emosi yang muncul serta menahannya sehingga emosi tersebut tidak meledak dan mengakibatkan kerusakan yang akan menjadi suatu penyesalan di kemudian hari.
Mengekspresikan Emosi (katarsis)
Menahan atau mengendalikan emosi itu memang baik, tetapi bila dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Emosi tersebut akan merusak diri sendiri. Dan biasanya muncul dalam bentuk penyakit psikosomatis. Atau bisa juga menjadi meledak dengan efek ledakan yang sangat parah. Sebagaimana sering saya sampaikan mengenai teori Gelas Emosi.
Yaitu, ketika kita sering memendam suatu emosi negatif. Emosi tersebut tidaklah hilang, akan tetap mengendap di dalam pikiran bawah sadar. Begitulah terus menerus menumpuk di alam bawah sadar, semakin lama emosi yang kita pendam ini levelnya akan semakin naik hingga garis batas (Treshold) teratas. Ketika kemampuan diri kita dalam menahan stressor ini mencapai limit batasannya. Di saat itulah emosi tersebut akan bermanifestasi menjadi penyakit psikosomatis bila meledak ke dalam. Atau menjadi ledakan emosi yang sangat kuat bila meledak keluar.
Oleh karena itu, anda jangan heran ketika seseorang yang dalam kesehariannya anda kenal sebagai orang yang sangat sabar dan juga baik. Suatu saat bisa marah besar dan mengamuk. Itu artinya, emosi negatif yang dia pendam sudah menembus garis Treshold dari gelas emosinya dan meledak tidak terkendali.
Di dalam dunia terapi dikenal yang namanya KATARSIS. Katarsis adalah sebuah cara untuk memberikan kesempatan terhadap seseorang untuk MENGEKSPRESIKAN emosinya yang lama ditahan. Setelah keluar semua emosi yang dipendam itu dan bersih maka akan lebih mudah bagi seorang terapist untuk memberdayakan kliennya guna melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Misalnya dengan berteriak yang keras, menangis, dll.
Namun Katarsis ini bukanlah penyelesaian masalah. Ini hanya langkah darurat saja, sekedar mengurangi endapan emosi di dalam gelas emosi. Kita harus lanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu....
Melepaskan Emosi.
Setelah emosi berhasil dimunculkan, di ekspresikan. Untuk selanjutnya kita harus melepaskan semua emosi yang ada. Yaitu dengan tekhnik BERDAMAI. Bila itu hanya terkait dengan diri sendiri, maka kita berdamai dengan diri sendiri. Bila itu terkait dengan orang lain, maka kita lakukan perdamaian secara mental dengan orang yang dimaksud, kemudian dilanjutkan dengan berdamai dengan diri sendiri.
Terima dan hargai diri anda sutuhnya, kemudian putuskan untuk melepaskan segala emosi negatif tersebut untuk selamanya.
The Sedona Method : Empat Cara Pelepasan Emosi
Empat Cara pertama pelepasan emosi negatif :
1. Memutuskan untuk mengeluarkan emosi
2. Menerima atau mengijinkan emosi
3. Masuk ke dalam inti emosi
4. Pelepasan menyeluruh (Holistic releasing)
Itulah empat cara dalam pendekatan proses melepaskan emosi menurut metode Sedona,dan semua akan menuju pada hasil yang sama : Pertama dengan membebaskan kemampuan alamiah anda untuk melepaskan emosi apapun yang tak diinginkan secara cepat dan memberikan jalan bagi energi terpendam (the suppressed energy) di bawah sadar untuk lepas. Cara kedua adalah menerima perasaan (feeling) – mengijinkan emosi sebagaimana adanya. Cara ketiga adalah menyelam ke dalam inti emosi. Cara ke empat adalah secara holistik embracing pada masalah apapun atau keyakinan apapun.
Memutuskan untuk mengeluarkan emosi
Ambilah sebuah pensil atau benda kecil apapun yang akan anda jatuhkan tanpa memberikan kesempatan berpikir dua kali.
Sekarang peganglah pensil itu dengan kencang. Berlakulah seolah – olah benda itu adalah keyakinan anda yang membatasi dan tangan anda seolah – olah kesadaran anda. Jika anda menggenggam benda itu cukup lama, anda akan merasakan ketidaknyamanan.
Sekarang bukalah tangan anda, dan jatuhkan benda tersebut. Amatilah bahwa andalah yang menggenggamnya. Benda itu tidak melekat di tangan anda. Demikian juga dengan kebenaran perasaan anda. Perasaan anda sama melekatnya seperti benda tadi melekat di tangan anda.
Kita menggenggam perasaan – perasaan kita dan kita lupa bahwa kita mengikatkan diri pada mereka. Hal ini bahkan terjadi pada bahasa kita. Ketika kita merasa marah atau sedih, kita biasanya tidak mengatakan,” saya merasa marah” atau “saya merasa sedih.” Tapi kita mengatakan,” saya marah,” atau “saya sedih,” Tanpa menyadarinya hal tersebut, kita salah mengenali bahwa kita adalah perasaan itu. Sering kita mempercayai kita terikat oleh perasaan itu. Kenyataan ini tidaklah benar…bahwa kita dapat mengontrolnya, hanya saja kita tidak tahu bagaimana caranya.
Sekarang lepaskan benda tersebut.
Apa yang terjadi? Anda melepaskan benda tersebut, dan menjatuhkannya ke lantai. Apakah sulit? Tentu tidak. Hal tersebut apa yang kita maksudkan sebagai,” membiarkan pergi atau melepaskan.”
Anda dapat melakukan hal tersebut pada emosi anda : memilih untuk melepaskannya.
Menerima atau mengijinkan emosi
Berpegang pada analogi yang sama : jika anda berjalan dengan tangan terbuka, tidakah hal tersebut akan sangat sulit untuk memegang pensil atau benda lain? Demikian pula ketika anda mengijinkan atau menerima sebuah perasaan, anda membuka kesadaran anda, dan hal ini memungkinkan perasaan hilang dengan sendirinya seperti kabut yang berjalan di udara atau asap yang melalui cerobong. Hal tersebut seolah – olah anda membuka tutup panci memasak.
Masuk ke dalam inti emosi
Sekarang, jika anda ambil benda yang sama – sebuah pensil, pulpen, atau batu kerikil – dan bayangkan anda membesarkan ukurannya, benda tersebut akan tampak terus membesar seperti ruangan kosong. Anda akan melihat celah antara molekul dan atom – atom, Ketika anda menyelam masuk ke dalam inti perasaan anda, anda akan melihat suatu kejadian : Tidak ada sesuatupun yang benar – benar di sana.
Setelah anda menguasai proses pelepasan, anda akan menemukan bahwa bahkan perasaan yang dalampun hanya ada di permukaan. Inti di dalamnya anda menemukan ruang kosong, tenang, dan damai, bukan rasa sakit atau kegelapan yang diasumsikan oleh kebanyakan dari kita. Kenyataannya, bahkan perasan yang begitu ekstrimpun hanyalah seperti buih sabun mandi. Dan anda tahu jika anda menusukan jari anda pada buih tersebut. Buih akan meletus. Hal tersebut persis terjadi ketika anda masuk ke dalam inti perasaan anda.
Pelepasan menyeluruh (Holistic releasing)
Akhirnya, Setelah anda fokus pada benda di tangan, anda akan mendapati bahwa hal tersebut ditegaskan oleh kebalikannya. Dengan kata lain, alasan mengapa anda dapat merasakan benda tersebut karena ruang di sekitar benda tersebut. Tanpa ruang tidak mungkin ada isi. Bila dikaitkan pada perasaan dan masalah yang berdasar emosi, mereka ditegaskan atau pegang bersama oleh kebalikannya juga. Kita memiliki baik dan buruk, salah dan benar, gembira dan sedih, dan cinta dan benci untuk menyebut beberapa. Bila anda menerima kedua pasangan tersebut, sebagai saling berlawanan dan bertentangan satu sama lainnya, anda akan menemukan bahwa keduanya akan bubar meninggalkan anda dengan ruang kosong yang mengijinkan segala sesuatu berjalan. Kita menyebut langkah pelepasan ke empat ini sebagai pelepasan menyeluruh (holistic releasing)
Tiga Pertanyaan untuk Release Emosi Negatif
Tehnik ini ditemukan oleh Lester Levenson, dan dipopulerkan oleh muridnya yang bernama Hale Dwoskin.
Tehniknya sangat simple, hanya mengajukan tiga pertanyaan pada diri sendiri secara berulang-ulang hingga emosi negatif lepas.
Walaupun simple, tapi sangat efektif dan penggunaannya pun sangat luas. Untuk detailnya bisa baca buku Sedona Method yang diterbitkan oleh Ufuk Press.
Pertanyaan yang dimaksud adalah:
Bisakah?
Maukah?
Kapan?
Caranya:
Bayangkan atau rasakan satu emosi yang ingin anda hilangkan. Misalnya rasa cemas. Kemudian...
1. Tanyakan pada diri sendiri, "Bisakah saya melepaskan rasa cemas ini?
Apapun jawabannya baik ya atau tidak, lanjutkan pada pertanyaan berikut:
2. "Maukah saya melepaskan rasa cemas ini?"
3. "Kapan?"
Seandainya anda menjawab tidak pada pertanyaan kedua, maka ajukan pertanyaan tambahan ini:
2a. "Apakah saya lebih nyaman menahan perasaan cemas ini atau lebih nyaman jika melepasnya?"
Jika jawabannya, "Ya, lebih nyaman melepas dong."
Maka ulangi lagi pertanyaan kedua. "Jadi mau melepas perasaan ini?"
Lalu setelah anda setuju, lanjutkan dengan pertanyaan ketiga, "Kapan?"
Inti dari tehnik ini adalah mengizinkan emosi negatif itu datang, lalu memutuskan untuk melepasnya. Dengan kata lain menuntun bawah sadar hingga mau melepas emosi negatif yang mengganggu kita. Tehnik ini sangat cocok terutama untuk orang yang bertipe auditori.
Dalam pengembangannya, tehnik ini juga dapat digunakan untuk membantu proses penyembuhan penyakit, menurunkan berat badan, meningkatkan finansial dll.
Terkadang dibutuhkan beberapa kali pengulangan sampai emosi negatif yang ingin kita hilangkan itu benar-benar hilang. Ada cerita seorang teman yang harus bolak-balik berulang kali bertanya pada dirinya sendiri karena tak mau juga melepas emosi negatifnya. Ketika itu dia selalu menjawab tidak dari dua pertanyaan pertama, dan ragu pada pertanyaan ketiga. Kira-kira seperti ini:
"Bisakah saya melepas perasaan ini?"
"Ga bisa, saya sakit hati banget."
"Maukah saya melepas perasaan ini?"
"Ga mau, perasaan ini ga mau pergi!"
"Terus lebih nyaman mana, membiarkan perasaan ini terus atau melepasnya pergi?"
"Ya lebih nyaman melepas pergi dong, tapi susah!"
"Kalau gitu mau melepas perasaan ini?"
"Iya mau! Tapi susah!"
"Tapi mau kan?"
"Iya mau!"
"Kapan?"
"Ngg...ga tahu, secepatnya aja deh."
"Secepatnya itu kapan?"
"Ya kalo bisa sekarang!"
"Jadi kamu bisa melepasnya?"
"Iya."
"Kamu mau melepasnya?"
"Ya."
"Kapan?"
"Sekarang!"
Dan akhirnya lepaslah emosi negatifnya. Kalau perlu, lanjutkan dengan Hipno EFT.
Penyembuhan Ajaib Emotional Healing
Reviewed by Edi Sugianto
on
14.39
Rating:
Tidak ada komentar: