Mata Ketiga, Indra Ke-Enam, & Kesadaran
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh....
Sahabat, mengembangkan ketajaman intuisi dan indra ke-enam memang diperlukan. Karena itu merupakan potensi yang sudah menjadi fitrah dasar manusia. Dan sangat berguna dalam kehidupan sebagai tuntunan dalam mengambil keputusan yang bersifat intuitif.
Tetapi dalam hemat kami, mengasah indra ke-enam tersebut tidaklah perlu berlebihan. Karena akan berakibat kurang baik bagi keseimbangan akal fikiran anda. Karena bisa berkembang menjadi paranoid dan menimbulkan gejala halusinasi yg merupakan tanda dari gejala sakit jiwa (Schizophrenia). Dan kemampuan rasional anda bisa menurun serta tenggelam di alam dimensi kegaiban dan terjebak di labirin dimensi alam gaib, sehingga berakibat urusan duniawi anda akan terbengkalai.
Mengasah Mata Ketiga & Indra ke enam, seharusnyalah berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan Kesadaran dan bukan malah meningkatkan Ketidak Sadaran. Dalam meniti tangga peningkatan kesadaran perlu disadari bahwa "Tingkat kesadarannya adalah terus meningkat naik dan bukan malah berhenti atau malah turun" sejalan dengan semakin meluasnya wawasan, pengetahuan, & pengalaman yg dimilikinya sehingga terus-menerus belajar daripada merasa diri sudah tahu segalanya atau sebaliknya menganggap misteri kehidupan tidak mungkin bisa dipahami dan tidak mau belajar lagi.
Peningkatan Kesadaran Intuitif haruslah seiring sejalan dengan peningkatan kelembutan hati serta peningkatan Akhlak menuju akhlak yang terpuji (Akhlakul karimah). Yang merupakan pertanda bahwa jiwanya telah memperoleh sinar Cahaya Yang Terpuji (Nur Muhammad) yang bersemayam di dalam dadanya. Bila tidak demikian, itu artinya kesadaran intuitifnya berada dalam bimbingan kuasa kegelapan dan tidak dituntun oleh Cahaya Kebenaran.
Karomah Bukan Derajat Luhur
Tidak setiap orang yang memiliki keistemewaan itu sempurna kebersihan batin dan keikhlasannya. Saat ini publik ummat sering menilai derajat luhur seseorang dari kehebatan-kehebatan ilmu dan karomahnya. Syeikh Abu Yazid al-Bisthamy pernah didatangi muridnya, yang melaporkan karomah dan kehebatan seseorang.
“Dia bisa menyelam di lautan dalam waktu cukup lama…”
“Saya lebih kagum pada paus di lautan…”
“Dia bisa terbang…!” kata muridnya.
“Saya lebih heran, burung kecil terbang seharian…karena kondisinya memang demikian,” jawabnya.“Lhah, dia ini bisa sekejap ke Mekkah…”
“Saya lebih heran pada Iblis sekejap bisa mengelilingi dunia…Namun dilaknat oleh Allah.”
Suatu ketika orang yang diceritakan itu datang ke masjid, tiba-tiba ia meludah ke arah kiblat.
“Bagaimana ia menjaga adab dengan Allah dalam hakikat, sedangkan adab syariatnya saja tidak dijaga..” kata beliau.
Banyak orang yang mendalami ilmu pentetahuan, mampu membaca dan mengenal dalil, kitab-kitab, bahkan memiliki keistemewaan, tetapi banyak pula diantara mereka tidak bersih hatinya, tidak ikhlas dalam ubudiyahnya.
Begitu pula ketika karomah dan tanda-tanda yang hebat itu disodorkan pada Sahl bin Abdullah at-Tustary, ra, beliau balik bertanya, “Apa itu tanda-tanda? Apa itu karomah? Itu semua akan sirna dengan waktunya. Bagiku orang yang diberi pertolongan Allah swt untuk merubah dari perilakunya yang tercela menjadi perilaku yang terpuji, lebih utama dibanding orang yang punya karomah seperti itu.”
Sebagian Sufi mengatakan, “Yang mengagumkan bukannya orang yang memasukkan tangan ke kantong sakunya, lalu menafkahkan apa saja dari kantong itu. Yang mengagumkan adalah orang yang memasukkan tangannya ke kantong sakunya karena merasa ada sesuatu yang disimpan di sana. Begitu ia masukkan tangannya ke sakunya, sesuatu itu tidak ada, namun dirinya tidak berubah (terkejut) sama sekali.”
Jadi karomah itu sesungguhnya hanyalah cara Allah memberikan pelajaran kepada yang diberi karomah agar perjalanan ruhaninya tidak berhenti, sehingga semakin menanjak, semakin naik, dan bukan untuk menunjukkan keistemewaanya.
Haikinya Yang lebih istimewa adalah Istiqomah. Karena itu para Sufi menegaskan, “Jangan mencari karomah, tetapi carilah Istiqomah.” Sebab istiqomah itu lebih hebat dibanding seribu karomah. Dan memang, hakikat karomah adalah Istiqomah itu sendiri.
Bahkan Imam Al-Junayd al-Baghdady pernah mengingatkan, betapa banyak para Wali yang terpleset derajatnya hanya karena karomah. Syeikh Abdul Jalil Mustaqim pernah mengatakan, ketika anda diludahi seseorang dan anda sama sekali tidak marah, itulah karomah, yang lebih hebat dibanding karomah yang lainnya.
Ketika dalam sebuah perkumpulan Thariqat Sufi, tiba-tiba ada seseorang datang, dan langsung membicarakan kehebatan ilmu ini dan itu, karomah si ini dan si itu. Lalu seseorang diantara mereka menegur, “Mas, kalau di sini, ilmu-ilmu seperti yang anda sampaikan tadi hanya dinilai sampah. Jadi percuma sampean bicara sampah di sini…”
Ada seseorang disebut-sebut sebagai Wali:
“Wah dia itu wali, bisa baca pikiran orang, dan kejadian-kejadian yang pernah kita lakukan walau pun sudah bertahun-tahun lamanya…”
“Lhah, orang yang punya khadam Jin juga bisa diberi informasi oleh Jinnya tentang kejadian yang lalu maupun yang akan datang… Jadi hati-hati…”
“Beliau itu keturunan seorang Ulama besar..”
“Tidak ada jaminan nasab itu, nasibnya luhur di hadapan Allah…”
Dan panjang sekali kajian soal karomah dan kewalian ini, yang butuh ratusan halaman. Tetapi kesimpulannya, seseorang jangan sampai mengagumi kehebatan lalu mengklaim bahwa kehebatan itu menunjukkan derajat di depan Allah. Tidak tentu sama sekali. Sumber : Sufinews
Jadi, Indra ke enam & intuisi itu penting tetapi ada proporsinya.... Harus ada remnya, jangan sampai kebablasan..... Karena anda bisa kehilangan Rasionalitas & Iman anda....
Ingat, Anugrah bisa berubah menjadi KUTUKAN. Bila tidak di kawal dengan sikap kehati-hatian, peningkatan KESADARAN, dan iman Tauhid yang kuat terhadap Tuhan. So, be carefull...
Kesadaran; Alat Untuk Membuka Rahasia Rumus Tuhan
Adalah menjadi tugas umat manusia untuk membuka tabir rahasia kehidupan. Baik dimensi fisik (wadag), maupun dimensi metafisik berupa misteri alam kegaiban. Semakin banyak kita mengungkap hukum-hukum alam, kodrat alam atau kodrat Tuhan, maka akan semakin banyak terungkap misteri kehidupan ini. Sedangkan saat ini, prestasi manusia seluruh dunia mengungkap rahasia kehidupan mungkin belum lah genap 0,0000000001 % dari keseluruhan rahasia yang ada. Terlebih lagi rahasia eksistensi alam gaib.
Kebenaran rasio seumpama membayangkan laut. Kebenaran empiris melihat permukaan air laut. Kebenaran intuitif ibarat menyelam di bawah permukaan air laut. Tugas penjelajahan ke kedalaman dasar laut bukan lah tugas akal-budi, namun menjadi tugasnya sukma sejati yang dibimbing oleh rasa sejati. Intuisi telah menyediakan pengenalan bagi siapapun yang ingin menyelam ke kedalaman laut.
Kesadaran adalah Proses yang Dinamis
Berawal dari ketidaksadaran lalu berproses menjadi kesadaran tingkat awal yakni kesadaran jasad/ragawi. Dari kesadaran jasad meningkat menjadi kesadaran akal-budi yang diperolehnya setelah manusia mampu menganalisa dan menyimpulkan sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca-indera. Seiring perkembangan kedewasaan manusia, kesadaran akal-budi (nalar/rasio) meningkat secara kualitatif dan kuantitatif. Tahap ini seseorang baru disebut orang yang pandai atau kaya ilmu pengetahuan. Kesadaran akal-budi ini bersifat lahiriah atau wadag, jika dikembangkan lebih lanjut akan mencapai kesadaran yang lebih tinggi yakni kesadaran batiniah.
TAHAP-TAHAP KESADARAN SECARA UMUM
by. SABDA LANGIT (edited)
1. Kesadaran Jasad
Pada tahap kesadaran jasad ini tidak ada nilai baik dan buruk. Prinsip kebenaran manakala segala sesuatu berjalan sesuai hukum atau kodrat keseimbangan alam lahir, bukan kebenaran sejati yang ada dalam alam batin. Sekalipun membunuh, binatang tidaklah bersalah, karena ia hanya mempertahankan wilayahnya, atau demi memenuhi kebutuhan perutnya. Setara dengan perbuatan bayi mengencingi jidat presiden bukanlah pelanggaran norma hukum dan norma sosial. Karena kesadaran bayi sepadan dengan kesadaran hewani atau orang hilang ingatan, yakni sebatas kesadaran jasad dan tentunya belum berada dalam koridor konsekuensi norma baik dan buruk. Bayi dan hewan tidak memiliki tanggungjawab sebagai konsekuensi atas kesadaran jasadnya, lain halnya dengan kesadaran akal-budi manusia dewasa. Sudah menjadi kodrat atau rumus alam bahwa semakin tinggi kesadaran makhluk hidup, akan membawa dampak pada tanggungjawab lebih besar pula.
2. Kesadaran Akal Budi
Setingkat lebih tinggi dari kesadaran jasad adalah kesadaran akal-budi atau rasio. Kesadaran akal budi berkaitan erat dengan proses pembelajaran dan sosialisasi (pendidikan). Pada usia tertentu seorang bayi akan mulai belajar memanggil ibunya, ayahnya, bisa tersenyum dan minta susu. Hal itu terjadi karena kesadaran jasadnya telah mengalami transformasi pada kesadaran aka-budi. Ditandai kemampuan akal-budinya merespon rangsangan atau stimulus. Rangsang atau stimulus tak ubahnya data yang akan diproses oleh software akal-budi menggunakan hardware otak. Maka kesadaran akal-budi merupakan kegiatan ilmiah yang melibatkan pengolahan data-data. Pada tahap ini upaya manusia mengungkap tabir misteri hukum alam sudah lebih maju karena menggunakan kemampuan rasio atau akal budinya.
3. KESADARAN INTUITIF
Di atas Kesadaran Akal Budi adalah kesadaran Intutif. Sekalipun gaib/abstrak, daya kerja intuisi dapat dibuktikan secara logic dan empiris. Hanya saja pembuktian terencana dan empiris lebih sulit dilakukan. Karena pada umumnya intuisi tidak terkelola dengan baik sehingga daya kerjanya hanya bersifat spontanitas saja. Pembuktiannya juga lebih sering bersifat (seolah-olah) kejadian spontanitas sehingga dianggap kejadian yang “kebetulan” yang tidak ada korelasinya. Seorang enterpreneur sejati, seniman dan orang-orang sukses kadang menggunakan intuisinya untuk memilih mana orang yang tepat sebagai partner, mencermati peluang bisnis dan menciptakan kesempatan emas untuk membangun sebuah usaha. Disiplin ilmu menjadi sekedar alat untuk menggaris bawahi atau menguatkan kebenaran intuisinya di samping sebagai alat pembuktian secara obyektif. Intuisi adalah awal dari kesadaran kita sekaligus menjadi jurus untuk membuka jalan mana yang tepat dan benar untuk dipilih.
4. KESADARAN SPIRITUAL
Adalah Kesadaran Tertinggi karena kesadaran ini sudah bersinergi dengan tuntunan Cahaya Ilahi. Sebuah kesadaran murni yang sudah melepaskan diri dari kemelekatan kepada segala sensasi dan suka duka dunia. Hidupnya Ikhlas dan Ridlo untuk selaras dengan Tuhan. Ridlo adalah sebuah kondisi kepasrahan dan keikhlasan hati kepada Tuhan dengan tanpa syarat.
Ujung dari proses perkembangan kesadaran manusia dalam tradisi ilmu jawa adalah diraihnya kesempurnaan hidup (ngelmu kasampurnan), atau ilmu kesempurnaan, wikan sangkan paran. Filsafat hidup yang termuat di dalam Ngelmu kasampurnan adalah gambaran kesadaran tertinggi manusia (highest consciuousness). Maka dalam istilah Jawa ilmu kasampurnan disebut pula ilmu kasunyatan, ilmu tuwa, ilmu sangkan paran. Hampir sepadan dalam tradisi mistis Islam disebut makrifat. Pedoman hidup atau kebijaksanaan yang dihayati adalah ; wikan sangkan paran, mulih mulanira, dan manunggal. Memahami asal muasal manusia, kembali kepada Hyang Mahamulya, dan manunggal ke dalam kesucian Zat Asal Muasal Dirinya.
KOMENTAR BEBERAPA TEMAN FACEBOOK :
LINK STATUS https://www.facebook.com/groups/kultivasi/?id=250109175035131
Neng Tawang Ono Lintang
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh...
met pagi mas Edi... semoga kita selalu berada dalam bimbingan NYA...
sedikit berbagi dan sambung lidah dengan apa yang neng dengarkan semalam dari seorang guru...
beliau mengingatkan hal yang sama juga, tentang hal "indra ke enam", jangan terlalu sering mengasah dan berada di situ, karena akan banyak mendatangkan mudrahat pada diri sendiri juga pada orang lain.
kita akan mudah dan selalu melihat ke orang lain dengan "pandangan" kita.
kadang tak sengaja melihat aib orang lain, bukankah ini akan mengotori hati kita? juga tuk orang yang kita nilai dan lihat, pada saat kita tak bisa mengunci lisan kita, akan menyebarkan aib orang itu pada orang banyak dan orang itupun akan merasa "tidak aman" berada dekat kita...
LINK STATUS : https://www.facebook.com/wongsedayu/posts/259407704095255
Sya'wanah IshaqyWa'alaikum salam. Terkadang dalam diri ini menolak karna hal tersebut seperti bukan umumnya orang. Cara menstabilkannya gimana bapak? Maaf..
Edi Sugianto Wong Gresik Nah, iya khan mas Sya'wanah Ishaqy, malah merepotkan bukan bila berlebihan...?? Untuk menstabilkannya adalah memperkuat syariat dan memperbanyak kerja yg terkait dengan fisik. Serta kurangi meditasi ataupun zikir, ganti dengan tadarus al-quran aja...............
Sya'wanah IshaqyBapak Edi saya ibu2.. Hmmm..
@ Betul sekali bapak. Dulu2 emosi ini suka sekali melonjak2 klo ada Kejadian yg akan terjadi. Kadang nangis sendiri, eee gak tahunya ada yg meninggal. Stelah mulai menghafal Al_qur'an mulai rada dingin. Bagaimana dg bacaan sholawat? Katanya hal tersebut juga bisa meredam dan meninginkan juga. Syukron bapak?
Edi Sugianto Wong Gresik►Sya'wanah Ishaqy : Maaf bu... he..he..he.. Intinya adalah mengembalikan kesadaran ke dunia nyata. Dan menurut saya berzikir sholawat itupun termasuk perlu dikurangi.... Memang nuansanya sejuk. Tetapi itu akan membuat kesadaran anda masih lebih kuat ke ghobiyahannya....
Sya'wanah Ishaqy maksud ke ghobiyahannya gimana?
Edi Sugianto Wong Gresik►Sya'wanah Ishaqy : artinya kesadaran anda masih kuat untuk tertarik masuk ke alam gaib.....
Sya'wanah Ishaqyhmmm.. Iya juga! Tapi klo sandarannya Ilallah apakah bisa memperjam indranya juga? Sholawat tp bathinnya Allah Allah, gimana bapak?
Edi Sugianto Wong Gresik► Sya'wanah Ishaqy : Ibadah itu banyak macamnya bu... Jadi pilihlah ibadah yg tidak terlalu menguras konsentrasi energi fikiran... Semua terserah anda, nampaknya anda ingin menstabilkan tetapi tidak ingin melepaskan... jadinya dilema buat anda....
Sya'wanah Ishaqy2 lagi, bagaimana melepaskan aura kuat yg ada didalam diri. 2, bagaimana caranya agar percaya diri itu bangkit lagi? Matur nuwun bapak.
Edi Sugianto Wong GresikNah, kalau masalah power, Harus bertemu saya untuk latihan private bu Sya'wanah Ishaqy. Gak bisa saya jelaskan lewat forum ini.......
Sya'wanah Ishaqymenstabilkan dan tidak ingin melepaskan, bisa iya dan bisa tidak. Krn hampir 6 th sdh mulai melemah dan gk saya perdulikan. Cuman akhir2 ini mulai hadir lg. Maaf ya bapak..
Sya'wanah IshaqyinsyaAllah, klo Allah mentaqdirkan pasti ketemu.
Edi Sugianto Wong Gresik Amin......
Sya'wanah Ishaqy insyaAllah, klo Allah mentaqdirkan pasti ketemu.
Sya'wanah Ishaqy syukron masukannya bapak..
Edi Sugianto CHt Yups........
Saya juga pernah berdiskusi via inbox Fb dengan seorang sahabat, dia merasa tidak bisa hidup dengan normal karena dia bisa melihat wujud manusia dalam bentuk hewan. Yang sejatinya merupakan perwujudan kondisi nafsu yang dominan pada seseorang. Kelihatannya ini sebuah anugrah, tetapi faktanya bagi dirinya ini adalah sebuah kemampuan yang tidak dikehendaki dan menjadi sebuah beban mental baginya ketika berhadapan dengan orang lain.
Kisah dari sahabat yang lainnya lagi, sejak dia menekuni dunia kewaskitaan dan menjadi ahli meraga sukma & trawangan. Bisnisnya senilai milyaran rupiah jadi terbengkelai hingga akhirnya dia bangkrut total. Dan baru setelah bergabung dengan NAQS, dia sudah mulai sadar dan mulai menata hidup baru.
Untuk dua sahabat terakhir ini, tidak bisa saya sebutkan namanya. Dan tidak bisa saya tampilkan di sini diskusi saya dengan mereka, karena bersifat Rahasia.
Banyak pengalaman orang yang menceritakan saat bermeditasi, mereka melihat warna-warna, merasakan getaran dalam tubuhnya. Apakah berbagai pengalaman itu esensial?
Begini, pengalaman yang sesungguhnya itu tidak bisa dijelaskan, melampaui kata-kata. Justru sensasi-sensasi badaniah, lahiriah yang sering dikaitkan dengan meditasi, itu sesungguhnya harus dihindari malah. Misalnya saat orang bermeditasi dia merasa getaran, dia melihat cahaya, ini masih merupakan produk dari panca indera, yang sering disebut sixth sense atau indera ke-enam. Indera ke-enam ini cuma ekspansi dari indera-indera yang ada.
Bagi saya indera yang satu ini bukan suatu hal yang merupakan evolusi dalam diri manusia, tidak. Tapi justru kadang-kadang malah devolusi, degradasi. Misalnya penciuman kita jauh lebih jelek dari penciuman anjing. Seekor anjing jika mencium saputangan saya dia bisa melacak saya. Saya nggak bisa.
Seorang paranormal yang mengaku dirinya hebat bisa melacak maling segala, dia justru masuk ke alam bawah sadar, lalu masuk ke memori anjing (di sini Anand tampaknya mulai menyentuh topik reinkarnasi, ia mengatakan orang masuk ke memori anjing) untuk melacak. Jadi dia bukan mengalami peningkatan, malah penurunan.
Jadi itu cuma akibat sampingan saja tampaknya. Lalu tahap berikutnya? Tahap lebih tinggi dari indera kita itu apa?
Beyond the physical senses, melampaui indera-indera itu, dalam bahasa saya (tapi mari tidak terkecoh oleh bahasa, ujarnya) saya menamakannya kesadaran, mungkin dalam bahasa inggris "awareness" ya, saya tidak menggunakan istilah consciousness, karena dalam bahasa psikologi sekarang kita sedang bicara ini dianggap conscious, tapi ini bukan sadar, kita cuma sekedar jaga: "awake" tapi belum "aware".
Mungkin "awareness" ini berkaitan dengan pengalaman Anda saat bertemu dengan seorang lama di Tibet?
Setelah bertemu dengan seorang lama (pertapa tibet), di situ saya baru belajar menghadapi hidup sebagaimana adanya, seutuhnya. Hidup seutuhnya berarti bukan cuma suka tapi juga duka. Bukan cuma mawar tapi ada duri juga. memang kita nggak bisa milih, kalau hidup ya harus seutuhnya, dua-duanya harus kita terima.
Pertemuan dengan lama ini membuat saya sadar bahwa kematian itu juga bagian dari hidup. Jadi kalau saya harus menerima hidup, saya juga harus menerima kematian. Menerima bukan nerima pasif, tapi dinamis sekali, berarti kalau hidup itu merupakan tantangan, saya hidup menerima tantangan.
Ini yang membuat saya rileks. Sangat ilmiah, bisa dijelaskan secara ilmiah. (Saat meditasi) ketegangan otak berkurang, manusia menjadi rileks sekali, sedangkan dalam keadaan rileks itu daya tahan tubuh meningkat, organ-organ dalam tubuh menciptakan antibodi, enzim-enzim, hormon-hormon yang dibutuhkan tubuh. Sesungguhnya nggak ada magic nggak ada mukjijat, nggak ada apa-apa.
Kisah dari Blog tetangga : Efek Buruk Indra Ke-enam
Cerita Misteri - Hi! gw Devi mw share pengalaman pribadi gw waktu liburan ke Lombok Agustus tahun ini. Tapi, maaf sebelumnya kalo penulisannya berantakan.
Gw emang sensitif terhadap keberadaan mahluk di luar dimensi manusia. Jadi terkadang bisa tahu, kalau ada mahluk seperti apa, dimana, dan sedang apa. Bahkan terkadang suka kelihatan. Awal2 gw emang sering takut, tapi berhubung kata seseorang yg punya indra keenam bilang kalo gw emang punya "penjaga", itu membuat gw jadi tenang dan ga takut lagi, malah terkadang gw malah suka seperti ingin mendeteksi dimana mereka berada. Gw tw ini tindakan yang salah.
Jadi begini, waktu itu gw sama nyokap gw, dan sama 2 orang temen nyokap (sebut Tari dan Nia) nginep satu kamar di sebuah hotel di Lombok. Waktu itu entah kenapa rasanya gw merasa ga diterima di kamar itu, dan semakin gw rasain semakin gw ngerasa ga enak di kamar itu, padahal gw uda bilang permisi2. Kamar itu kosong, tapi entah kenapa rasanya rame banget. Pokoknya gw uda punya feeling ga enak deh di kamar itu terutama di kamar mandinya. Tapi akhirnya gw putusin, untuk jangan terlalu dirasain dan dipikirin.
Tapi ternyata bener aja feeling gw, mulai banyak kejadian aneh. Mulai dari waktu gw mandi tiba2 lampu nyala redup sendiri, sampe akhirnya gw baca doa sambil mandi tuh lampu nyala redupnya makin kenceng, sementara yang lain kalo mandi ga kenapa2.
Selesai mandi gw duduk2 di kasur sambil maen Hp, dari tadi entah kenapa ada yang maenin dari arah kolong ranjang. Pas gw tengok, bener aja ada anak kecil, tapi kecil banget sekitar 1 meter ga nyampe mungkin, item, jongkok, lagi senyum2 di situ, pas gw liat dia langsung kaya ilang. Gw uda takut sebenernya, cuma ga berani ngomong sama yang laen takut mereka pada takut.
Sampe akhirnya gw putusin bwt berdoa sebelum tidur. Sementara nyokap dan 2 temennya uda tidur pules. Setelah berdoa, entah kenapa kaya ada yang peringatin gw supaya "jangan tidur malem ini, kalo bisa bergadang sampe pagi". Tapi gw pikir cuma perasaan gw akhirnya gw tetep tidur.
Ga twnya bener aja, belum juga gw tidur (baru dalam proses menuju tidur) serentak badan gw ga bisa bergerak dan sesak napas, terus kaya ada banyak orang yang megangin gw,kebetulan gw tidur dalem posisi tengkurap, pas gw nengok belakang ternyata uda ada 4 orang cowok besar2 badannya, tapi wajahnya pucat, dan sangat lebar melebihi manusia normal, terus giginya bercaling dan ada juga yang berduri seperti landak. Mereka berbaris berbanjar ber4 lalu seperti berusaha menerobos masuk ke badan. Gw berusaha sekuat tenaga bwt sadar supaya bisa bergerak dan bicara. Sesaat gw ngerasa bisa bergerak, gw langsung teriak manggil nyokap gw dan badan gw tiba2 terpental ke arah Nia, temen nyokap yang lagi tidur pules, serentak Nia bangun sambil teriak2 histeris seperti orang kesurupan sambil nyakarin muka gw. Setelah itu gw sadar dan akhirnya semua orang bangun, dan manggil orang pinter buat nyadarin Nia.
Setelah Nia sadar gw pikir masalah selesai, besoknya gw cabut pulang ke Tangerang, eh ternyata Ntu mahluk malah ngikut gw sampe Tangerang, sampe akhirnya gw ke orang pinter bwt nyuruh tuh mahluk pulang. Sumpah abis itu badan gw panas dingin beberapa hari, lemes dan pada sakit2.
Sekarang gw kapok ngerasa-rasain hal begituan lagi, ini juga jadi pelajaran bwt gw dan orang2 yang mungkin kaya gw juga klo berada di tempat yang sekiranya ada penunggunya jangan malah dirasa-rasain, yang ada mereka malah seneng gangguin kita, atw lebih parah lagi mereka malah merasa kita 'nantang' mereka dengan mengganggu mereka, karena mereka tw. Gitu sih kata orang pinter yang ngobatin gw.
Yah, segitu aja dulu cerita dari gw, thanks banget bwt admin klo mw nampilin cerita dari gw. Thanks bwt pembaca blog ini kalo uda mw baca.
Sahabat, mengembangkan ketajaman intuisi dan indra ke-enam memang diperlukan. Karena itu merupakan potensi yang sudah menjadi fitrah dasar manusia. Dan sangat berguna dalam kehidupan sebagai tuntunan dalam mengambil keputusan yang bersifat intuitif.
Tetapi dalam hemat kami, mengasah indra ke-enam tersebut tidaklah perlu berlebihan. Karena akan berakibat kurang baik bagi keseimbangan akal fikiran anda. Karena bisa berkembang menjadi paranoid dan menimbulkan gejala halusinasi yg merupakan tanda dari gejala sakit jiwa (Schizophrenia). Dan kemampuan rasional anda bisa menurun serta tenggelam di alam dimensi kegaiban dan terjebak di labirin dimensi alam gaib, sehingga berakibat urusan duniawi anda akan terbengkalai.
Mengasah Mata Ketiga & Indra ke enam, seharusnyalah berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan Kesadaran dan bukan malah meningkatkan Ketidak Sadaran. Dalam meniti tangga peningkatan kesadaran perlu disadari bahwa "Tingkat kesadarannya adalah terus meningkat naik dan bukan malah berhenti atau malah turun" sejalan dengan semakin meluasnya wawasan, pengetahuan, & pengalaman yg dimilikinya sehingga terus-menerus belajar daripada merasa diri sudah tahu segalanya atau sebaliknya menganggap misteri kehidupan tidak mungkin bisa dipahami dan tidak mau belajar lagi.
Peningkatan Kesadaran Intuitif haruslah seiring sejalan dengan peningkatan kelembutan hati serta peningkatan Akhlak menuju akhlak yang terpuji (Akhlakul karimah). Yang merupakan pertanda bahwa jiwanya telah memperoleh sinar Cahaya Yang Terpuji (Nur Muhammad) yang bersemayam di dalam dadanya. Bila tidak demikian, itu artinya kesadaran intuitifnya berada dalam bimbingan kuasa kegelapan dan tidak dituntun oleh Cahaya Kebenaran.
Karomah Bukan Derajat Luhur
Tidak setiap orang yang memiliki keistemewaan itu sempurna kebersihan batin dan keikhlasannya. Saat ini publik ummat sering menilai derajat luhur seseorang dari kehebatan-kehebatan ilmu dan karomahnya. Syeikh Abu Yazid al-Bisthamy pernah didatangi muridnya, yang melaporkan karomah dan kehebatan seseorang.
“Dia bisa menyelam di lautan dalam waktu cukup lama…”
“Saya lebih kagum pada paus di lautan…”
“Dia bisa terbang…!” kata muridnya.
“Saya lebih heran, burung kecil terbang seharian…karena kondisinya memang demikian,” jawabnya.“Lhah, dia ini bisa sekejap ke Mekkah…”
“Saya lebih heran pada Iblis sekejap bisa mengelilingi dunia…Namun dilaknat oleh Allah.”
Suatu ketika orang yang diceritakan itu datang ke masjid, tiba-tiba ia meludah ke arah kiblat.
“Bagaimana ia menjaga adab dengan Allah dalam hakikat, sedangkan adab syariatnya saja tidak dijaga..” kata beliau.
Banyak orang yang mendalami ilmu pentetahuan, mampu membaca dan mengenal dalil, kitab-kitab, bahkan memiliki keistemewaan, tetapi banyak pula diantara mereka tidak bersih hatinya, tidak ikhlas dalam ubudiyahnya.
Begitu pula ketika karomah dan tanda-tanda yang hebat itu disodorkan pada Sahl bin Abdullah at-Tustary, ra, beliau balik bertanya, “Apa itu tanda-tanda? Apa itu karomah? Itu semua akan sirna dengan waktunya. Bagiku orang yang diberi pertolongan Allah swt untuk merubah dari perilakunya yang tercela menjadi perilaku yang terpuji, lebih utama dibanding orang yang punya karomah seperti itu.”
Sebagian Sufi mengatakan, “Yang mengagumkan bukannya orang yang memasukkan tangan ke kantong sakunya, lalu menafkahkan apa saja dari kantong itu. Yang mengagumkan adalah orang yang memasukkan tangannya ke kantong sakunya karena merasa ada sesuatu yang disimpan di sana. Begitu ia masukkan tangannya ke sakunya, sesuatu itu tidak ada, namun dirinya tidak berubah (terkejut) sama sekali.”
Jadi karomah itu sesungguhnya hanyalah cara Allah memberikan pelajaran kepada yang diberi karomah agar perjalanan ruhaninya tidak berhenti, sehingga semakin menanjak, semakin naik, dan bukan untuk menunjukkan keistemewaanya.
Haikinya Yang lebih istimewa adalah Istiqomah. Karena itu para Sufi menegaskan, “Jangan mencari karomah, tetapi carilah Istiqomah.” Sebab istiqomah itu lebih hebat dibanding seribu karomah. Dan memang, hakikat karomah adalah Istiqomah itu sendiri.
Bahkan Imam Al-Junayd al-Baghdady pernah mengingatkan, betapa banyak para Wali yang terpleset derajatnya hanya karena karomah. Syeikh Abdul Jalil Mustaqim pernah mengatakan, ketika anda diludahi seseorang dan anda sama sekali tidak marah, itulah karomah, yang lebih hebat dibanding karomah yang lainnya.
Ketika dalam sebuah perkumpulan Thariqat Sufi, tiba-tiba ada seseorang datang, dan langsung membicarakan kehebatan ilmu ini dan itu, karomah si ini dan si itu. Lalu seseorang diantara mereka menegur, “Mas, kalau di sini, ilmu-ilmu seperti yang anda sampaikan tadi hanya dinilai sampah. Jadi percuma sampean bicara sampah di sini…”
Ada seseorang disebut-sebut sebagai Wali:
“Wah dia itu wali, bisa baca pikiran orang, dan kejadian-kejadian yang pernah kita lakukan walau pun sudah bertahun-tahun lamanya…”
“Lhah, orang yang punya khadam Jin juga bisa diberi informasi oleh Jinnya tentang kejadian yang lalu maupun yang akan datang… Jadi hati-hati…”
“Beliau itu keturunan seorang Ulama besar..”
“Tidak ada jaminan nasab itu, nasibnya luhur di hadapan Allah…”
Dan panjang sekali kajian soal karomah dan kewalian ini, yang butuh ratusan halaman. Tetapi kesimpulannya, seseorang jangan sampai mengagumi kehebatan lalu mengklaim bahwa kehebatan itu menunjukkan derajat di depan Allah. Tidak tentu sama sekali. Sumber : Sufinews
Jadi, Indra ke enam & intuisi itu penting tetapi ada proporsinya.... Harus ada remnya, jangan sampai kebablasan..... Karena anda bisa kehilangan Rasionalitas & Iman anda....
Ingat, Anugrah bisa berubah menjadi KUTUKAN. Bila tidak di kawal dengan sikap kehati-hatian, peningkatan KESADARAN, dan iman Tauhid yang kuat terhadap Tuhan. So, be carefull...
Kesadaran; Alat Untuk Membuka Rahasia Rumus Tuhan
Adalah menjadi tugas umat manusia untuk membuka tabir rahasia kehidupan. Baik dimensi fisik (wadag), maupun dimensi metafisik berupa misteri alam kegaiban. Semakin banyak kita mengungkap hukum-hukum alam, kodrat alam atau kodrat Tuhan, maka akan semakin banyak terungkap misteri kehidupan ini. Sedangkan saat ini, prestasi manusia seluruh dunia mengungkap rahasia kehidupan mungkin belum lah genap 0,0000000001 % dari keseluruhan rahasia yang ada. Terlebih lagi rahasia eksistensi alam gaib.
Kebenaran rasio seumpama membayangkan laut. Kebenaran empiris melihat permukaan air laut. Kebenaran intuitif ibarat menyelam di bawah permukaan air laut. Tugas penjelajahan ke kedalaman dasar laut bukan lah tugas akal-budi, namun menjadi tugasnya sukma sejati yang dibimbing oleh rasa sejati. Intuisi telah menyediakan pengenalan bagi siapapun yang ingin menyelam ke kedalaman laut.
Kesadaran adalah Proses yang Dinamis
Berawal dari ketidaksadaran lalu berproses menjadi kesadaran tingkat awal yakni kesadaran jasad/ragawi. Dari kesadaran jasad meningkat menjadi kesadaran akal-budi yang diperolehnya setelah manusia mampu menganalisa dan menyimpulkan sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca-indera. Seiring perkembangan kedewasaan manusia, kesadaran akal-budi (nalar/rasio) meningkat secara kualitatif dan kuantitatif. Tahap ini seseorang baru disebut orang yang pandai atau kaya ilmu pengetahuan. Kesadaran akal-budi ini bersifat lahiriah atau wadag, jika dikembangkan lebih lanjut akan mencapai kesadaran yang lebih tinggi yakni kesadaran batiniah.
TAHAP-TAHAP KESADARAN SECARA UMUM
by. SABDA LANGIT (edited)
1. Kesadaran Jasad
Pada tahap kesadaran jasad ini tidak ada nilai baik dan buruk. Prinsip kebenaran manakala segala sesuatu berjalan sesuai hukum atau kodrat keseimbangan alam lahir, bukan kebenaran sejati yang ada dalam alam batin. Sekalipun membunuh, binatang tidaklah bersalah, karena ia hanya mempertahankan wilayahnya, atau demi memenuhi kebutuhan perutnya. Setara dengan perbuatan bayi mengencingi jidat presiden bukanlah pelanggaran norma hukum dan norma sosial. Karena kesadaran bayi sepadan dengan kesadaran hewani atau orang hilang ingatan, yakni sebatas kesadaran jasad dan tentunya belum berada dalam koridor konsekuensi norma baik dan buruk. Bayi dan hewan tidak memiliki tanggungjawab sebagai konsekuensi atas kesadaran jasadnya, lain halnya dengan kesadaran akal-budi manusia dewasa. Sudah menjadi kodrat atau rumus alam bahwa semakin tinggi kesadaran makhluk hidup, akan membawa dampak pada tanggungjawab lebih besar pula.
2. Kesadaran Akal Budi
Setingkat lebih tinggi dari kesadaran jasad adalah kesadaran akal-budi atau rasio. Kesadaran akal budi berkaitan erat dengan proses pembelajaran dan sosialisasi (pendidikan). Pada usia tertentu seorang bayi akan mulai belajar memanggil ibunya, ayahnya, bisa tersenyum dan minta susu. Hal itu terjadi karena kesadaran jasadnya telah mengalami transformasi pada kesadaran aka-budi. Ditandai kemampuan akal-budinya merespon rangsangan atau stimulus. Rangsang atau stimulus tak ubahnya data yang akan diproses oleh software akal-budi menggunakan hardware otak. Maka kesadaran akal-budi merupakan kegiatan ilmiah yang melibatkan pengolahan data-data. Pada tahap ini upaya manusia mengungkap tabir misteri hukum alam sudah lebih maju karena menggunakan kemampuan rasio atau akal budinya.
3. KESADARAN INTUITIF
Di atas Kesadaran Akal Budi adalah kesadaran Intutif. Sekalipun gaib/abstrak, daya kerja intuisi dapat dibuktikan secara logic dan empiris. Hanya saja pembuktian terencana dan empiris lebih sulit dilakukan. Karena pada umumnya intuisi tidak terkelola dengan baik sehingga daya kerjanya hanya bersifat spontanitas saja. Pembuktiannya juga lebih sering bersifat (seolah-olah) kejadian spontanitas sehingga dianggap kejadian yang “kebetulan” yang tidak ada korelasinya. Seorang enterpreneur sejati, seniman dan orang-orang sukses kadang menggunakan intuisinya untuk memilih mana orang yang tepat sebagai partner, mencermati peluang bisnis dan menciptakan kesempatan emas untuk membangun sebuah usaha. Disiplin ilmu menjadi sekedar alat untuk menggaris bawahi atau menguatkan kebenaran intuisinya di samping sebagai alat pembuktian secara obyektif. Intuisi adalah awal dari kesadaran kita sekaligus menjadi jurus untuk membuka jalan mana yang tepat dan benar untuk dipilih.
4. KESADARAN SPIRITUAL
Adalah Kesadaran Tertinggi karena kesadaran ini sudah bersinergi dengan tuntunan Cahaya Ilahi. Sebuah kesadaran murni yang sudah melepaskan diri dari kemelekatan kepada segala sensasi dan suka duka dunia. Hidupnya Ikhlas dan Ridlo untuk selaras dengan Tuhan. Ridlo adalah sebuah kondisi kepasrahan dan keikhlasan hati kepada Tuhan dengan tanpa syarat.
Ujung dari proses perkembangan kesadaran manusia dalam tradisi ilmu jawa adalah diraihnya kesempurnaan hidup (ngelmu kasampurnan), atau ilmu kesempurnaan, wikan sangkan paran. Filsafat hidup yang termuat di dalam Ngelmu kasampurnan adalah gambaran kesadaran tertinggi manusia (highest consciuousness). Maka dalam istilah Jawa ilmu kasampurnan disebut pula ilmu kasunyatan, ilmu tuwa, ilmu sangkan paran. Hampir sepadan dalam tradisi mistis Islam disebut makrifat. Pedoman hidup atau kebijaksanaan yang dihayati adalah ; wikan sangkan paran, mulih mulanira, dan manunggal. Memahami asal muasal manusia, kembali kepada Hyang Mahamulya, dan manunggal ke dalam kesucian Zat Asal Muasal Dirinya.
KOMENTAR BEBERAPA TEMAN FACEBOOK :
LINK STATUS https://www.facebook.com/groups/kultivasi/?id=250109175035131
Neng Tawang Ono Lintang
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh...
met pagi mas Edi... semoga kita selalu berada dalam bimbingan NYA...
sedikit berbagi dan sambung lidah dengan apa yang neng dengarkan semalam dari seorang guru...
beliau mengingatkan hal yang sama juga, tentang hal "indra ke enam", jangan terlalu sering mengasah dan berada di situ, karena akan banyak mendatangkan mudrahat pada diri sendiri juga pada orang lain.
kita akan mudah dan selalu melihat ke orang lain dengan "pandangan" kita.
kadang tak sengaja melihat aib orang lain, bukankah ini akan mengotori hati kita? juga tuk orang yang kita nilai dan lihat, pada saat kita tak bisa mengunci lisan kita, akan menyebarkan aib orang itu pada orang banyak dan orang itupun akan merasa "tidak aman" berada dekat kita...
LINK STATUS : https://www.facebook.com/wongsedayu/posts/259407704095255
Sya'wanah IshaqyWa'alaikum salam. Terkadang dalam diri ini menolak karna hal tersebut seperti bukan umumnya orang. Cara menstabilkannya gimana bapak? Maaf..
Edi Sugianto Wong Gresik Nah, iya khan mas Sya'wanah Ishaqy, malah merepotkan bukan bila berlebihan...?? Untuk menstabilkannya adalah memperkuat syariat dan memperbanyak kerja yg terkait dengan fisik. Serta kurangi meditasi ataupun zikir, ganti dengan tadarus al-quran aja...............
Sya'wanah IshaqyBapak Edi saya ibu2.. Hmmm..
@ Betul sekali bapak. Dulu2 emosi ini suka sekali melonjak2 klo ada Kejadian yg akan terjadi. Kadang nangis sendiri, eee gak tahunya ada yg meninggal. Stelah mulai menghafal Al_qur'an mulai rada dingin. Bagaimana dg bacaan sholawat? Katanya hal tersebut juga bisa meredam dan meninginkan juga. Syukron bapak?
Edi Sugianto Wong Gresik►Sya'wanah Ishaqy : Maaf bu... he..he..he.. Intinya adalah mengembalikan kesadaran ke dunia nyata. Dan menurut saya berzikir sholawat itupun termasuk perlu dikurangi.... Memang nuansanya sejuk. Tetapi itu akan membuat kesadaran anda masih lebih kuat ke ghobiyahannya....
Sya'wanah Ishaqy maksud ke ghobiyahannya gimana?
Edi Sugianto Wong Gresik►Sya'wanah Ishaqy : artinya kesadaran anda masih kuat untuk tertarik masuk ke alam gaib.....
Sya'wanah Ishaqyhmmm.. Iya juga! Tapi klo sandarannya Ilallah apakah bisa memperjam indranya juga? Sholawat tp bathinnya Allah Allah, gimana bapak?
Edi Sugianto Wong Gresik► Sya'wanah Ishaqy : Ibadah itu banyak macamnya bu... Jadi pilihlah ibadah yg tidak terlalu menguras konsentrasi energi fikiran... Semua terserah anda, nampaknya anda ingin menstabilkan tetapi tidak ingin melepaskan... jadinya dilema buat anda....
Sya'wanah Ishaqy2 lagi, bagaimana melepaskan aura kuat yg ada didalam diri. 2, bagaimana caranya agar percaya diri itu bangkit lagi? Matur nuwun bapak.
Edi Sugianto Wong GresikNah, kalau masalah power, Harus bertemu saya untuk latihan private bu Sya'wanah Ishaqy. Gak bisa saya jelaskan lewat forum ini.......
Sya'wanah Ishaqymenstabilkan dan tidak ingin melepaskan, bisa iya dan bisa tidak. Krn hampir 6 th sdh mulai melemah dan gk saya perdulikan. Cuman akhir2 ini mulai hadir lg. Maaf ya bapak..
Sya'wanah IshaqyinsyaAllah, klo Allah mentaqdirkan pasti ketemu.
Edi Sugianto Wong Gresik Amin......
Sya'wanah Ishaqy insyaAllah, klo Allah mentaqdirkan pasti ketemu.
Sya'wanah Ishaqy syukron masukannya bapak..
Edi Sugianto CHt Yups........
Saya juga pernah berdiskusi via inbox Fb dengan seorang sahabat, dia merasa tidak bisa hidup dengan normal karena dia bisa melihat wujud manusia dalam bentuk hewan. Yang sejatinya merupakan perwujudan kondisi nafsu yang dominan pada seseorang. Kelihatannya ini sebuah anugrah, tetapi faktanya bagi dirinya ini adalah sebuah kemampuan yang tidak dikehendaki dan menjadi sebuah beban mental baginya ketika berhadapan dengan orang lain.
Kisah dari sahabat yang lainnya lagi, sejak dia menekuni dunia kewaskitaan dan menjadi ahli meraga sukma & trawangan. Bisnisnya senilai milyaran rupiah jadi terbengkelai hingga akhirnya dia bangkrut total. Dan baru setelah bergabung dengan NAQS, dia sudah mulai sadar dan mulai menata hidup baru.
Untuk dua sahabat terakhir ini, tidak bisa saya sebutkan namanya. Dan tidak bisa saya tampilkan di sini diskusi saya dengan mereka, karena bersifat Rahasia.
PENDAPAT Anand Krishna tentang Meditasi & Indra Ke Enam :
Sensasi Badaniah Justru Harus Dihindari
detikcom - Jakarta, Apa yang didapat orang dari meditasi? Ketenangan, pencerahan? Lalu apa bentuknya, melihat cahayakah? Sebentar kita temui Anand Krishna, penulis dari puluhan buku yang berkaitan erat dengan meditasi.Banyak pengalaman orang yang menceritakan saat bermeditasi, mereka melihat warna-warna, merasakan getaran dalam tubuhnya. Apakah berbagai pengalaman itu esensial?
Begini, pengalaman yang sesungguhnya itu tidak bisa dijelaskan, melampaui kata-kata. Justru sensasi-sensasi badaniah, lahiriah yang sering dikaitkan dengan meditasi, itu sesungguhnya harus dihindari malah. Misalnya saat orang bermeditasi dia merasa getaran, dia melihat cahaya, ini masih merupakan produk dari panca indera, yang sering disebut sixth sense atau indera ke-enam. Indera ke-enam ini cuma ekspansi dari indera-indera yang ada.
Bagi saya indera yang satu ini bukan suatu hal yang merupakan evolusi dalam diri manusia, tidak. Tapi justru kadang-kadang malah devolusi, degradasi. Misalnya penciuman kita jauh lebih jelek dari penciuman anjing. Seekor anjing jika mencium saputangan saya dia bisa melacak saya. Saya nggak bisa.
Seorang paranormal yang mengaku dirinya hebat bisa melacak maling segala, dia justru masuk ke alam bawah sadar, lalu masuk ke memori anjing (di sini Anand tampaknya mulai menyentuh topik reinkarnasi, ia mengatakan orang masuk ke memori anjing) untuk melacak. Jadi dia bukan mengalami peningkatan, malah penurunan.
Jadi itu cuma akibat sampingan saja tampaknya. Lalu tahap berikutnya? Tahap lebih tinggi dari indera kita itu apa?
Beyond the physical senses, melampaui indera-indera itu, dalam bahasa saya (tapi mari tidak terkecoh oleh bahasa, ujarnya) saya menamakannya kesadaran, mungkin dalam bahasa inggris "awareness" ya, saya tidak menggunakan istilah consciousness, karena dalam bahasa psikologi sekarang kita sedang bicara ini dianggap conscious, tapi ini bukan sadar, kita cuma sekedar jaga: "awake" tapi belum "aware".
Mungkin "awareness" ini berkaitan dengan pengalaman Anda saat bertemu dengan seorang lama di Tibet?
Setelah bertemu dengan seorang lama (pertapa tibet), di situ saya baru belajar menghadapi hidup sebagaimana adanya, seutuhnya. Hidup seutuhnya berarti bukan cuma suka tapi juga duka. Bukan cuma mawar tapi ada duri juga. memang kita nggak bisa milih, kalau hidup ya harus seutuhnya, dua-duanya harus kita terima.
Pertemuan dengan lama ini membuat saya sadar bahwa kematian itu juga bagian dari hidup. Jadi kalau saya harus menerima hidup, saya juga harus menerima kematian. Menerima bukan nerima pasif, tapi dinamis sekali, berarti kalau hidup itu merupakan tantangan, saya hidup menerima tantangan.
Ini yang membuat saya rileks. Sangat ilmiah, bisa dijelaskan secara ilmiah. (Saat meditasi) ketegangan otak berkurang, manusia menjadi rileks sekali, sedangkan dalam keadaan rileks itu daya tahan tubuh meningkat, organ-organ dalam tubuh menciptakan antibodi, enzim-enzim, hormon-hormon yang dibutuhkan tubuh. Sesungguhnya nggak ada magic nggak ada mukjijat, nggak ada apa-apa.
Kisah dari Blog tetangga : Efek Buruk Indra Ke-enam
Cerita Misteri - Hi! gw Devi mw share pengalaman pribadi gw waktu liburan ke Lombok Agustus tahun ini. Tapi, maaf sebelumnya kalo penulisannya berantakan.
Gw emang sensitif terhadap keberadaan mahluk di luar dimensi manusia. Jadi terkadang bisa tahu, kalau ada mahluk seperti apa, dimana, dan sedang apa. Bahkan terkadang suka kelihatan. Awal2 gw emang sering takut, tapi berhubung kata seseorang yg punya indra keenam bilang kalo gw emang punya "penjaga", itu membuat gw jadi tenang dan ga takut lagi, malah terkadang gw malah suka seperti ingin mendeteksi dimana mereka berada. Gw tw ini tindakan yang salah.
Jadi begini, waktu itu gw sama nyokap gw, dan sama 2 orang temen nyokap (sebut Tari dan Nia) nginep satu kamar di sebuah hotel di Lombok. Waktu itu entah kenapa rasanya gw merasa ga diterima di kamar itu, dan semakin gw rasain semakin gw ngerasa ga enak di kamar itu, padahal gw uda bilang permisi2. Kamar itu kosong, tapi entah kenapa rasanya rame banget. Pokoknya gw uda punya feeling ga enak deh di kamar itu terutama di kamar mandinya. Tapi akhirnya gw putusin, untuk jangan terlalu dirasain dan dipikirin.
Tapi ternyata bener aja feeling gw, mulai banyak kejadian aneh. Mulai dari waktu gw mandi tiba2 lampu nyala redup sendiri, sampe akhirnya gw baca doa sambil mandi tuh lampu nyala redupnya makin kenceng, sementara yang lain kalo mandi ga kenapa2.
Selesai mandi gw duduk2 di kasur sambil maen Hp, dari tadi entah kenapa ada yang maenin dari arah kolong ranjang. Pas gw tengok, bener aja ada anak kecil, tapi kecil banget sekitar 1 meter ga nyampe mungkin, item, jongkok, lagi senyum2 di situ, pas gw liat dia langsung kaya ilang. Gw uda takut sebenernya, cuma ga berani ngomong sama yang laen takut mereka pada takut.
Sampe akhirnya gw putusin bwt berdoa sebelum tidur. Sementara nyokap dan 2 temennya uda tidur pules. Setelah berdoa, entah kenapa kaya ada yang peringatin gw supaya "jangan tidur malem ini, kalo bisa bergadang sampe pagi". Tapi gw pikir cuma perasaan gw akhirnya gw tetep tidur.
Ga twnya bener aja, belum juga gw tidur (baru dalam proses menuju tidur) serentak badan gw ga bisa bergerak dan sesak napas, terus kaya ada banyak orang yang megangin gw,kebetulan gw tidur dalem posisi tengkurap, pas gw nengok belakang ternyata uda ada 4 orang cowok besar2 badannya, tapi wajahnya pucat, dan sangat lebar melebihi manusia normal, terus giginya bercaling dan ada juga yang berduri seperti landak. Mereka berbaris berbanjar ber4 lalu seperti berusaha menerobos masuk ke badan. Gw berusaha sekuat tenaga bwt sadar supaya bisa bergerak dan bicara. Sesaat gw ngerasa bisa bergerak, gw langsung teriak manggil nyokap gw dan badan gw tiba2 terpental ke arah Nia, temen nyokap yang lagi tidur pules, serentak Nia bangun sambil teriak2 histeris seperti orang kesurupan sambil nyakarin muka gw. Setelah itu gw sadar dan akhirnya semua orang bangun, dan manggil orang pinter buat nyadarin Nia.
Setelah Nia sadar gw pikir masalah selesai, besoknya gw cabut pulang ke Tangerang, eh ternyata Ntu mahluk malah ngikut gw sampe Tangerang, sampe akhirnya gw ke orang pinter bwt nyuruh tuh mahluk pulang. Sumpah abis itu badan gw panas dingin beberapa hari, lemes dan pada sakit2.
Sekarang gw kapok ngerasa-rasain hal begituan lagi, ini juga jadi pelajaran bwt gw dan orang2 yang mungkin kaya gw juga klo berada di tempat yang sekiranya ada penunggunya jangan malah dirasa-rasain, yang ada mereka malah seneng gangguin kita, atw lebih parah lagi mereka malah merasa kita 'nantang' mereka dengan mengganggu mereka, karena mereka tw. Gitu sih kata orang pinter yang ngobatin gw.
Yah, segitu aja dulu cerita dari gw, thanks banget bwt admin klo mw nampilin cerita dari gw. Thanks bwt pembaca blog ini kalo uda mw baca.
PELAJARAN SELANJUTNYA KLIK Di Sini..
Mata Ketiga, Indra Ke-Enam, & Kesadaran
Reviewed by Edi Sugianto
on
14.19
Rating:
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusMengagumkan
BalasHapus